(7) Lee Felix - Choi Jisu

118 5 2
                                    

Felix melangkah ke lorong kelas X,  ia sudah lama sekali tidak datang ke sekolah.  Terlalu sibuk.  Sibuk bermain dengan teman-temannya.  Hidupnya diisi dengan bermain gim dan nongkrong di kafe dengan teman dekatnya. 

Surat teguran dari kepala sekolah membuatnya mau tak mau datang lagi ke sekolah.  Ia tidak mau membuat ibunya kembali kecewa atau dianggap anak yang mempermalukan keluarga. 

Ia tidak peduli dengan pandangan menusuk yang ditujukan padanya dari berbagai sudut.

Di ujung lorong,  pandangannya memusat pada satu obyek,  gadis berambut hitam sepinggang itu lagi-lagi menarik perhatiannya. 

"sudah lama sekali"

Felix mempercepat langkahnya, membuat jarak diantara keduanya semakin menipis  semakin tipis sampai-sampai Felix mampu menepuk-nepuk kepala Choi Jisu hingga membuat rambut gadis itu sedikit acak-acakan.

Jisu tampak kaget,  ia berhenti sejenak seolah menyiapkan amunisi untuk menghajar orang yang berani menyentuhnya.  Gadis Choi Jisu itu tidak suka dengan orang yang sembarangan menyentuhnya.  Felix jelas tahu itu,  hanya saja ia memilih mengabaikannya. 

Jisu membalik tubuhnya,  sudah siap dengan kepalan tangan yang dengan cepat ia layangkan tepat di bagian perut Lee Felix.

Anak laki-laki itu mengaduh kesakitan yang membuat Jisu senang hingga sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman. Kemudian keduanya tertawa. Felix merangkul pundak Jisu. Sementara gadis itu memberikan tatapan tajam padanya.

"Ya Lee Felix,  aku kira kamu sudah lupa jalan ke sekolah"
"Enak saja"
"Oh,  atau kamu pikir ini sekolah milik kakekmu jadi bisa seenaknya saja"
"Udahlah ngomelnya,  mendingan kita masuk kelas"
Jisu menatap Felix dengan kesal.  Pasalnya ia belum selesai atau lebih tepatnya belum puas mengomel pada anak laki-laki itu. Felix mengacak rambut Jisu, berjalan menaiki satu demi satu anak tangga hingga sampai di lantai dua,  lantai dimana kelas mereka berada.
.
.
.
"Apa yang terjadi ketika aku nggak masuk?" tanya Felix tanpa menghiraukan penjelasan guru di depan kelas.

"Kamu nggak mau cerita? " tanya Felix sekali lagi.

"Bukannya kamu udah tahu.  Dari siapa? Jisung atau Seungmin atau Hyunjin?"  Jisu memandang Felix "Pasti bukan Seungmin"

Felix membalas pandangan Jisu "Sayangnya kamu salah,  Seungmin yang ngasih tahu"  Felix memberi jeda "Kata Seungmin ada yang menyatakan cinta ke kamu, tapi dia nggak ngasih tahu kamu nerima apa nggak"

"Kenapa?"

"Kenapa gimana?"

"Kenapa kamu pengen tahu?"

"hanya.... "

"hanya...?" Jisu menghela napas "Kita bicarakan ini saat istirahat saja"

Hening,  keduanya diam.  Jisu menatap papan tulis yang berisi coretan rumus fisika sementara Felix menatap Jisu "Aku cuma mau memastikan, aku masih punya kesempatan apa nggak.... ya meskipun aku nggak terlalu peduli sih yang penting kan kamu belum nikah"

"Felix...."

"Aku serius"

"Aku menolaknya,  aku sedang tidak mau menjalani hubungan percintaan"

fin.


UNTITLEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang