Minho meletakkan tas ransel di meja yang berada tepat di depannya. Lantas ia membuka ritsleting dan mengaduk isi tas mencari sepucuk surat yang di selipkan oleh kekasihnya. Shin Yeeun.
Gadis itu memiliki kebiasaan yang unik, ia suka menyelipkan sepucuk surat di tas atau di buku Minho.
Minho masih mencari-cari, kini ia membuka buku-buku kuliah. Dimana surat itu? Tidak mungkin jatuh karena seingatnya Yeeun telah membuka dan menyelipkan surat itu. Tadi sebelum berpisah Yeeun sudah mengatakan "Jangan lupa bacain ya, itu surat buat Doorie"
Sungguh gadis itu akan kesal padanya kalau suratnya benar-benar hilang.
Minho mencoba mengingat sekali lagi. Namun belum juga ingat. Pandangannya menangkap sosok Yeeun berjalan kearahnya dengan senyum manis menghias wajah. Rambut sebahunya tertiup angin hingga menutupi sebagian wajah. Bahkan disaat wajahnya tak sepenuhnya terlihat gadisnya tetap terlihat cantik.
"Lee Minho selalu terpesona pada Shin Yeeun" ucapan itu keluar dari mulut Yeeun setelah duduk di sisi Minho.
"Mana ada?" balas Minho seolah-olahbtidak setuju dengan ucapan gadisnya.
"Ya ada, tadi Minho nggak berkedip ngelihatin aku jalan kesini"
"Minho siapa sih? yang mana orangnya?"
Yeeun menggenggam tangan Minho, memainkan jari-jarinya hingga menuntun telunjuk si pemuda menunjuk wajahnya sendiri. Sebagai jawaban atas pertanyaannya siapa Minho.
Minho tersenyum seraya mengacak rambut Yeeun dengan tangan kirinya.
"Aku mau jujur tapi jangan kesal"
"Kamu nggak mau bilang kalau suka sama orang lain kan?"
"Bukan, tapi suratmu nggak ada di tas"
Yeeun menunjukkan wajah sedihnya. Minho menyesali keteledorannya. "Maaf" ucapnya lagi. Kali ini sambil menunduk seperti anak kecil yang baru saja menghilangkan mainnya lalu pulang menemui orang tua, menunduk karena takut kena marah.
Yeeun diam-diam mengamati Minho. Gemas. Beruntung Yeeun bisa melihat sisi Minho yang seperti ini, pemuda itu tidak akan menunjukkan sisi manisnya ini pada sembarang orang.
"Aku mau jujur juga, kamu jangan marah"
Minho menegakkan kepalanya, agar matanya dapat menatap mata Yeeun saat berbicara."Taraaaaaaaa" tangan Yeeun memegang sepucuk surat yang dikemas dalam amplop warna biru tepat di depan Minho. "Suratnya masih di aku" lanjutnya dengan riang.
Minho menjitak dahi Yeeun. Gadis ini mulai memainkan perasaannya.
"Sakit tau, harusnya tadi aku nggak langsung jujur tapi karena lihat ekspresimu yang super menggemaskan aku jadi nggak tega"
"Tau nggak apa yang pengen aku lakuin sekarang"
"Mau jitak kepalaku? Mau nyubit aku?"
"Mau beliin minum, kamu jauh-jauh ke sini buat nganter surat buat Doorie yang tadi kelupaan. Padahalkan bisa dikasih nanti sore"
"Pacarku emang baik dan pengertian. Aku khawatir kamu kebingungan nyarinya"
"Kan kamu punya ponsel untuk mengabariku"
"Oiya" Minho mengacak rambut Yeeun lagi.
Minho membuka surat itu ketika sampai di rumah. Ia menghampiri Soonie, Doongie, dan Doorie yang ada di ruang tengah.
"Soonie, Doongie kalian nggak dapet surat. Yang dapet cuma Doorie. Bahkan aku yang pacarnya saja dilupakan" ucapnya yang tak mendapat tanggapan dari ketiga kucingnya itu."Doorie, aku bacain suratnya ya... Dengerin baik-baik"
Untuk Doorie yang cantik,
Doorie Hai...
Sekarang giliranmu dapet surat. Aku tahu kamu pasti kesal ya karena jadi yang terakhir menerima surat... Atau enggak?
Doorie yang paling menggemaskan, aku ingin berpesan selalu makan makanan yang sehat ya biar selalu sehat.
Oiya jangan main terlalu jauh, kasihan Minho yang selalu mengkhawatirkanmu. Oiya jagain Minho ya...
Kalau di rumah dia nakal gigit aja...
Salam sayang dari Yeeun ♡***
Ehehehhe aku nggak tau nulis apa itu

KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED
Short StoryCerita pendek tentang anak-anak Stray Kids (^o^) setiap bagian bisa berkaitan bisa juga tidak