Sudah beberapa hari ini aku tidak melihat Kak Laerin. Apakah dia tidak masuk sekolah? Apa dia sakit? Aku jadi khawatir dengannya. Aku sudah mencoba menghubunginya berkali-kali, tetapi aku tidak juga mendapat balasannya. Begitu juga dengan aku menelponnya, dia tidak kunjung mengangkatnya. Akhirnya orang yang aku tunggu-tunggu datang, Rine.
"E..eh.. tunggu! Gue mau nanya. Gue udah beberapa hari ini gak lihat Kak Laerin. Apa dia ga sekolah? Dia baik-baik aja kan? Gue udah ngehubungin dia, tapi ga ada balesan juga." Tanyaku.
"Emang dia ga sekolah. Dia lagi sibuk. Lo ga usah deh ngehubungin dia lagi. Percuma tau ga sih, dia udah ganti nomor dan semua sosmed." Jawab Rine.
"Dia sibuk, maksudnya? Dan juga kenapa dia ganti nomor?" Tanyaku lagi.
"Lo ga sadar? Dia udah ga mau lagi berhubungan sama lo. Bahkan dia aja sibuk lagi ngurusin kepindahannya. Dia mau pindah sekolah dan rumah." Jawab Rine.
Aku terdiam, sedangkan Rine pergi sembari tertawa. Aku berpikir kenapa Kak Laerin harus pindah? Bahkan dia tidak menghubungi aku terlebih dahulu. Apa benar dia menghindariku? Tapi kenapa?
☆星☆
Aku berjalan menuju gerbang sekolah sendiri. Aku sudah memutuskan untuk pergi ke rumah Kak Laerin dengan alamat rumahnya di tanganku. Tadi siang aku sempat meminta alamat ini pada teman sekelasnya.
Setelah sampai pada rumah yang dimaksud dalam alamat tersebut, ternyata rumah ini memang sudah dibereskan. Terlihat penghuni rumah memang akan pindah. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berjalan terburu-buru sembari membawa kardus berisi barang-barang.
"Kak Laerin." Ucapku.
Kak Laerin terlihat kaget karena menemukan aku di depan rumahnya. Aku berlari menghampirinya.
"Yun, kenapa kamu bisa ada di sini?" Tanya Kak Laerin sembari tersenyum.
"Udahlah kak. Ada yang aku mau tanya." Jawabku serius. Kak Laerin diam menunggu.
"Kenapa kakak mengganti semua sosmed bahkan nomor telepon? Di sekolah pun kakak ga pernah nemuin aku. Apa benar kakak mau pindah rumah dan sekolah? Kemana? Kenapa? Apa benar kakak menghindariku? " Tanyaku.
"Benar, kakak akan pindah rumah ke LA, ke rumah nenek kakak. Selebihnya kakak ga bisa jawab, maaf." Jawab Kak Laerin langsung berjalan lagi.
Aku menarik Kak Laerin dengan tatapan mata kecewa.
"Kenapa kak? Kenapa kakak ga bisa jawab?" Tanyaku lagi."Sudahlah kakak sibuk. Maafkan kakak, kamu harus pergi." Jawab Kak Laerin
"Kenapa kak? Bahkan sekarang kakak mengusirku?" Ucapku tidak percaya.
"Maafkan kakak Yun. Maaf." Kak Laerin dengan raut wajah bersalah.
Aku melepas tanganku darinya.
"Baiklah, jika ini yang kakak inginkan. Kita sudahi saja. Aku sudah terlalu lelah kak." Ucapku dengan berlinang air mata.Kak Laerin menatapku tidak percaya. Namun setelah beberapa detik dia mengalihkan pandangannya, dan melanjutkan aktivitasnya.
Baiklah, aku rasa aku harus pergi dan saat itulah aku pergi dari rumah Kak Laerin.Aku melihat dia sedang membereskan barangnya sembari melamun. Aku terpaksa harus kembali lagi. Dia hanya menatapku saat aku ada di depannya lagi.
"Bukan, aku hanya ingin bertanya." Ucapku.
"Dimana rumah Faey?" Tanyaku tanpa menatap matanya.
Setelah mengetahuinya aku langsung pergi ke rumah Faey. Aku sudah lama tidak bertemu dengannya, dan aku belum menjenguknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight [On Wattys 2018 Longlist]
Teen Fiction"Aku baru mengetahui arti cahaya bagi bintang serta bintang bagi malam dan sekarang aku kehilangan mereka." - Qysti . Aku Haeryunisa Qystira. Semenjak kepergian sahabatku, aku menjadi seseorang yang pendiam. Hidupku gelap seperti langit di malam har...