Pertama kalinya setelah sekian lama, aku sangat percaya diri dan semangat untuk berangkat sekolah. Aku sadar satu saja teman dapat menenangkan dari seribu musuh. Dia, teman yang membawaku dari kesendirian, Faey Pramasta. Tidak ada henti aku memikirkannya di sepanjang lorong sekolah yang aku lewati.
"Oy, kelas lo di sini kali." Ucap seseorang mengagetkanku.
Refleks aku menoleh. Ternyata dia Faey yang diam di sebelah pintu kelas. Aku tidak sadar, aku melewati kelasku.
"Oy, baru dua hari udah gue-lo yaa." Jawabku sembari masuk kelas. Kita tertawa bersama.☆星☆
"Karena hari ini adalah hari terakhir MOPD, akan ada penampilan-penampilan dari setiap kelas. Namun hanya perwakilannya saja yang tampil. Kalian ingat kelompok yang dibentuk di hari pertama? Akan dipilih salah satu untuk tampil nanti. Jadi persiapkan dengan matang yaa" Ucap Kak LaerinKelompok yang dibentuk di hari pertama? Oh aku ingat, aku dan Faey berada di satu kelompok.
Setelah didiskusikan dengan kelompokku, kami memilih untuk membentuk band. Kebetulan suara kami yang paling lumayan, jadi aku dan Faey yang menjadi vokalis.
"Yun, apa kelompokmu lengkap?" Tanya Kak Laerin mengagetkan saat kami baru saja masuk kelas.
"Eh.. iya kak." Jawabku gugup.
"Maafkan kakak karena baru memberi tahu, akibatnya banyak yang tidak siap. Karena kelompok kamu yang paling lengkap, persiapkan sematang mungkin ya untuk nanti." Kak Laerin tersenyum.
Untuk penampilan sebenarnya, aku rasa aku tidak siap. Aku belum pernah melakukannya.
"Kita pasti bisa Qyst." Ucap Faey seakan mengetahuinya.
"Ini dia penampilan dari Faeri dan kawan-kawan. Sambut dengan tepuk tangan yang meriah." Pembawa acara memanggil kami.
"Dhil, dimana Faey? " Aku panik karena Faey tidak ada di antara kami.
"Aku tidak tahu. Padahal dari tadi di sini." Jawab Fadhil.
"Yuni! Barusan ada orang tua Faey yang membawa dia pulang, dia baru saja jatuh dari tangga." Kak Laerin berteriak sembari berlari.
Apa yang harus aku lakukan? Aku merasa putus asa. Faeylah yang paling berperan penting di sini. Seluruh anggota terlihat panik.
"Biar kakak saja yang menggantikan Faey." Kak Laerin memberikan bantuan. Akhirnya Kak Learin menjadi salah satu kelompok kami.
☆星☆
"Terimakasih kak, sudah membantu kami." Ucapku pada Kak Laerin.
"Tidak masalah. Fadhil sudah pulang duluan tadi. Kalian berempat hati-hati di jalan ya. Atau mau diantar? Kalian kan perempuan semua." Ucap Kak Laerin.
"Tidak usah kak." Kami menolak lembut.
Lalu kami pulang dengan mobil. Aku menengok ke belakang, motor Kak Laerin yang semakin menjauh.
"Eh lo!" Ucap seseorang, aku rasa padaku.
"Waktu lo di mobil gue udah habis. Sana turun." Lanjutnya.
"Tapi kan sekarang larut malam. Bagaimana aku pulang?" Aku bingung.
"Terserah lo." Aku diturunkan di jalanan yang sepi.
Aku jalan di jalanan gelap, aku tidak tahu di mana, dan tidak ada siapa-siapa di sini. Tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki yang mengikutiku. Aku sangat ketakutan sampai aku berlari. Karena jalanan yang gelap, aku terjatuh. Aku semakin takut karena suara langkah kaki semakin cepat ke arahku. Aku berteriak minta tolong.
"Yun? Benarkan ini kamu? " Suara pemilik langkah kaki tadi.
"Ini aku, Laerin." Dia menambahkan.
Aku lega karena itu Kak Laerin. Kak Laerin membantuku berdiri dan mengantarkanku pulang.
Di antara suara angin, aku mendengar Kak Laerin berkata.
"Yun, biarkan aku bersamamu untuk menjagamu."
Aku bingung harus jawab apa, namun Kak Laerin adalah orang yang sangat baik. Dan saat itulah aku jawab
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight [On Wattys 2018 Longlist]
Novela Juvenil"Aku baru mengetahui arti cahaya bagi bintang serta bintang bagi malam dan sekarang aku kehilangan mereka." - Qysti . Aku Haeryunisa Qystira. Semenjak kepergian sahabatku, aku menjadi seseorang yang pendiam. Hidupku gelap seperti langit di malam har...