21+
Cerita ini mengandung beberapa unsur dewasa.
Keinginan yang selalu berlawanan dengan takdir memang terkadang sangat menyakitkan.
Apalagi bila takdir itu berusaha untuk selalu mendobrak masuk kedalam kehidupan mu.
Seperti layaknya Daren dan Cali...
Keesokan harinya beberapa map hitam telah terdapat diatas meja Daren saat dirinya memasuki ruang kerjanya. Tamara yang berdiri diambang pintu siap menerima tugas-tugas dari atasan nya itu untuk hari ini. Daren segera duduk dan memeriksa beberapa map yang tertumpuk dan mendapati salah satu map bertuliskan Calista Roses Exella. Rupanya Jone sudah menyelesaikan tugasnya dengan cepat. Segera Daren mengesampingkan map yang berisi informasi tentang Calista.
"Mr. Daren? Saya sudah membuat jadwal pertemuan anda untuk beberapa minggu kedepan, dan setelah makan siang akan ada pertemuan dengan.."
"Baiklah, kau boleh pergi. Hubungi aku setelah makan siang"
"Baik, Sir"
Tamara melenggang pergi dengan raut wajah datarnya. Sebelum menutup pintu Tamara melirik wajah Bos nya itu dan seperti perkiraan nya, tak ada raut wajah menyesal karena telah memotong pembicaraan nya tadi.
Daren melihat salah satu map hitam yang ia kesampingkan tadi. Membuka map itu dan mendapati foto seorang gadis yang sangat cantik, seakan memberikan senyuman pada nya. Senyumam itu sangat indah dan menyejukkan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Calista Roses Exella
Daren membaca dengan perlahan semua informasi yang di dapat oleh Jon tentang Calista. Beberapa hal membuatnya terkejut seperti Calista adalah mahasiwa kedokteran dan sebentar lagi akan menjadi seorang dokter. Daren memicingkan sebelah alis dan berfikir bagaimana Tomy dan keluarga Calista dapat saling mengenal.
Daren menatap foto itu sekali lagi, Calista adalah gadis yang cantik pikir Daren. "Tapi, sepertinya dia bukanlah tipeku"
Daren menutup map itu dan segera membereskan pekerjaan nya hari ini.
💛 💛 💛
Calista selesai menyelesaikan tugas-tugas akhirnya dan siap untuk persiapan sidang nya beberapa waktu lagi. Tidak ada hal lain yang di pikirkan olehnya kecuali menyelesaikan kuliahnya.
Walaupun perjodohan gila itupun sudah berada didepan mata, Calista tidak mau itu semua membuat fokusnya berubah.
"Aku akan mengurus permasalahan itu nanti"
Tapi, seperti nya perjodohan ini enggan untuk dipendam, masalah ini selalu mencoba mengusik ketenangan yang Calista coba buat. Baru saja Calista mulai tenang, satu pesan yang dikirim ayah nya membuat matanya terbelalak.
"Kedua orang tua Daren akan mengunjungi kita malam nanti. Jangan sampai melewatkan makan malam yang amat penting ini. Ayah tau kamu tidak akan mengecewakan ayah. Cobalah untuk membuka sedikit hatimu sayang,."
Calista terdiam tak bergeming. Ia terus membaca pesan itu berulang kali. Mencoba berpikir jernih jalan apa yang harus ia pilih. Calista tidak mungkin membuat malu kedua orang tua nya.