PROLOG

42 17 4
                                    

Kebencian pada musim salju.
Aku membencinya, karena setiap kali aku melihat salju, seketika itu juga, saljunya berubah warna menjadi merah.

"Papa jahat! coba saja kalo papa tidak selingkuh! mamaaaaa... bangun maaaaa... jangan tinggalkan aku, hiks hiks"

"Papa.. M...Ma..maafin papa nak..papa nggak bermaksud.."

"Diam! Aku tidak butuh maaf dari laki laki sepertimu! Kau sama sekali tidak pantas disebut papa!"

Di dalam kegelapan, salju putih itu berubah menjadi merah

Tiiiiiiinnnn tiiiiiiiiinnnn

"Papaaaa awaaaasss!!!"

Bruaak!!

Dua genangan merah di atas salju putih

"Leona, aku berjanji akan selalu ada di sisimu. Menemanimu setiap waktu dan selalu membantumu kapan pun kau membutuhkan aku.. aku janji!"

"Benar ya, awas saja kalau kau berani ingkar janji!"

Janji janji yang dia ucapkan, aku tidak tahu, apakah dia yang mengingkarinya, ataukah Tuhan yang memiliki rencana lain....

Yang jelas, setelah dia mengucapkan janji itu.. dia benar benar pergi dari sisiku untuk selamanya..

"Aku tidak peduli lagi, apapun yang terjadi, aku harus bisa menemukan pembunuh itu, dan aku harus bisa membunuhnya dengan tanganku sendiri!"

Kemana pun aku pergi, pisau selalu ku ikut sertakan di dalam tasku maupun saku celana ku. Entah apa sekarang yang ada di pikiranku saat ini...

Namun yang jelas, sekarang, yang aku inginkan hanyalah kematian..

"Untuk apa kau membunuh seseorang yang sudah pasti akan mati? Setiap orang pasti mati kan? Lalu, untuk apa kau membunuhnya? Toh juga nanti dia akan mati sendiri"

Penyesalan

Rasa bersalah

Kesedihan

Dendam

Benci

Amarah

Ketakutan

Putus asa

Kesepian

Semua itu..

Sudah merasuk ke dalam diriku..

Kesedihan yang selalu mewarnai hidupku, kehilangan mereka membuatku berubah menjadi seseorang yang tidak ku kenal lagi.
Seseorang yang berbeda dari sebelumnya..

Aku tidak mengenal diriku sendiri!

"Kenapa kau diam saja?! Ayo! Bunuh aku! Kenapa kau takut hah?!"

Bayangan itu..

Tidak..

Tidak mungkin...

"Aku tidak peduli!!!"

Ku angkat benda runcing itu...

Ku tancapkan tepat di bagian perutnya dan...

Darah berceceran dimana mana..

Aku puas! Aku benar benar puas!

Keadaan yang aku alami ini..
Aku harus percaya bahwa ini semua bukanlah sebuah mimpi...

MUSIC MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang