PART 7

19 8 2
                                    

[Musik itu memang indah, tak peduli seberapa kali kau mendengarnya, akan tetap terasa indah]

Jujur saja, aku merasa bingung dengan Martin.. Minggu kemarin dia bilang dia tidak bisa ikut olahraga karena sakit, lalu Minggu berikutnya, dia tidak ikut olahraga lagi karena saat itu dia di rumah sakit, lalu sekarang, dia tidak ikut olahraga lagi karena sakit..
Astaga.. aku tidak percaya kalau semua alasannya berhubungan dengan kesehatan
Tapi, sebenarnya dia sakit apa sih? Aku jadi penasaran..

.

.

.

.

"Bagaimana, kau sudah kenyang?" Tanya Martin padaku
"Iya aku kenyang sekali"jawabku sambil memegangi perutku yang mulai membesar karena terlalu banyak makan
"Jelas saja kenyang sekali, kau kan sudah nambah sampai tiga kali! Dasar rakus!" Jawab Martin ketus
"Hehehe maaf maaf... Tapi, terima kasih ya traktirannya, hehehe" jawabku sambil cengengesan
"Martin, sebenarnya kau sakit apa?" Tanyaku pada Martin
"Tidak ada kok, hanya kelelahan saja.." jawab Martin sambil menampilkan fake smile nya
"Oh.. tapi, kalau hanya kelelahan, kenapa sampai pingsan?" Tanyaku penasaran
"Aku juga tidak tahu" jawab Martin sambil mengangkat bahunya dan berjalan lebih cepat mendahului ku

Maafkan aku Leona, aku tidak bisa memberi tahumu... Aku hanya tidak ingin kau mengkhawatirkan ku - Martin

"Martin, pulang sekolah nanti, kita ke taman sebentar ya.. aku ingin bicara padamu" kataku
"Baiklah" jawab Martin singkat

.

.

.

.

Aku dan Martin berjalan bersama saat pulang sekolah. Martin adalah tipe laki laki pendiam yang tidak pernah memulai percakapan lebih dulu. Selalu aku yang memulainya. Tapi, itu membuatnya menjadi lebih cool.. hehehehe
Kami duduk di kursi taman dan mulai bercakap cakap

"Jadi, kau ingin bicara apa?" Tanya Martin sambil menatap wajahku dengan saksama, hal itu tentu memicu rona merah di pipiku

"Hmm.. sebenarnya, aku ingin curhat saja" kataku sambil menunduk

"Katakanlah" jawabnya singkat

"Sebelum itu aku harus memastikan kalau kau adalah orang yang bisa dipercaya.." kataku sambil menatap mata Martin

"Tentu saja" jawab Martin dengan wajah datar

"Mamaku meninggal.. papaku juga.." kataku

"Apa?! Benarkah?! Bagaimana ceritanya?!" Katanya sambil mengguncang guncang tubuhku

"Begini, dulu, tepatnya dua tahun yang lalu, papaku itu selingkuh. Dan mamaku mengetahui hal itu, tapi, mamaku memilih untuk diam karena tidak ingin merusak hubungan keluarga kita. Namun, hari itu, mama memutuskan untuk melabrak papa dan meminta keterangan pada papa, tapi, papa malah mengelak dan berbohong dengan mengatakan kalau mama lah yang selingkuh. Bodohnya aku yang percaya pada papa..
Seharusnya aku percaya pada mama saja, tapi, sejak saat itu, aku mulai membenci mama dan aku tidak percaya lagi pada mama. Hingga suatu hari, aku melihat seseorang yang mirip papa sedang bergandengan dengan seorang wanita dan berjalan menuju club, tadinya aku pikir aku salah lihat, tapi ternyata penglihatan ku itu tidak salah. Saat laki laki itu menoleh kebelakang, aku melihat wajahnya dengan jelas, dan orang itu adalah papa yang sedang berjalan bersama selingkuhannya. Dengan cepat aku berjalan ke arah mereka dan menampar wanita jalang itu, lalu menendangnya. Lalu wanita itu pergi berlari meninggalkan kami." Jelasku sambil menunduk

"Lalu? Apa yang terjadi setelahnya?" Tanya Martin penasaran

"Aku marah marah pada papa dan berniat untuk pulang dan mengadukan papa pada mama, jadi aku berlari kencang meninggalkan mama. Kau tahu kan, kalau di dekat rumahku ada taman? Nah, di depan taman itu aku melihat kerumunan orang banyak. Saat aku bertanya pada salah satu orang, katanya ada wanita yang menjadi korban tabrak lari dan seketika itu juga perasaanku tidak enak. Lalu aku menerobos kerumunan orang itu dan melihat mayat mama di sana, ternyata mama lah yang menjadi korban tabrak lari itu. Aku sedih sekali, aku tidak sempat meminta maaf pada mama atas semua kesalahanku." Jelasku lagi sambil menunduk

MUSIC MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang