PART 2

21 11 0
                                    

[Musik adalah nada nada indah yang dapat membawamu ke dalam sebuah ketenangan abadi]

Aku berjalan ke belakang sekolah, karena jalan ke rumahku memang harus lewat belakang sekolah. Begini, di sekolahku, ada sebuah tempat yang tidak pernah di datangi oleh siswa-siswi sekolah, karena katanya tempat ini ditempati oleh sebuah geng yang sangat mengerikan di sekolah.

Hari itu, seperti biasanya aku pulang lewat tempat terlarang itu. Dan, aku melihat, seorang perempuan yang tak asing lagi bagiku, ya, dia adalah Nisha, aneh, kenapa dia berada di tempat itu sambil di kelilingi oleh banyak laki-laki yang wajahnya seram? Hii, aku bergidik ngeri melihat pemandangan itu. Setelah mereka semua berbincang sedikit, Nisha pergi meninggalkan laki-laki seram itu. Dan aku pun meneruskan perjalanan ku. Tapi aku memutuskan untuk membuntuti Nisha saja.

Nisha berhenti di depan sebuah cafe, dia menghampiri seorang lelaki yang tak lain dan tak bukan adalah Martin.
"Ihhh.. kok nggak jadi sih? Kan udah janji!"
"Maafin aku Nisha, aku harus pergi ke rumah sakit, kamu kan tau sendiri kalau aku sakit. Aku janji besok kita pergi." Kata Martin dengan sangat sabar
"Sakit lagi! Sakit lagi! Setiap hari kamu selalu bilang kata itu di depanku!" Bentak Nisha
"Tau ah! Kalau besok kamu masih ingkar janji lagi, kita putus!" Kata Nisha sambil berjalan meninggalkan Martin.

Pemandangan yang sangat sendu. Tapi, Martin sakit apa? Aku jadi penasaran dengan lelaki itu. Kenapa ya Martin mau di bentak bentak oleh Nisha? Kenapa Martin tidak melawan sedikitpun? Kenapa ya? Apa, karena Martin sangat mencintai Nisha? Ah.. sudahlah.. aku pulang saja..

Ceklek

"Mah, Pah, aku pulang!!!"

KROMPYANG! BAK! BUK! BRUK! PLAK PLAK!

Ah? Suara apa itu?!

Aku berlari ke dalam dan mendapati mama sedang di pukuli oleh papa.

"Papa!! Berhenti!! Ini ada apa??!" Kataku
"Ah, ini dia, Leona! Mamamu ini, selingkuh dengan pria lain! Dan ternyata pria itu adalah teman papa sendiri! Ini buktinya!" Kata papaku sambil menyodorkan sebuah foto
"Astaga Mama! Apa yang Mama lakukan?! Mama mau merusak keluarga kita? Aku kecewa pada Mama!" Kata ku sambil menangis
"Bukan Mama nak, tapi papa mu!" Kata mama
"Cukup! Tidak usah mengelak lagi! Sudah lah! Aku mau pergi kerja dulu! Malas melihat wanita yang selingkuh!" Teriak papa sambil berjalan keluar rumah.
"Nak, Leona, kamu percaya kan sama Mama?" Kata mama sambil berlutut di kakiku
"Cukup Ma! Aku benci Mama!" Teriakku pada Mama sambil berlari masuk ke kamar

"Aaah.. kepalaku sakit sekali... Mana ya?" Wanita itu tertinggal sendirian di ruang makan, dan dengan susah payah berjalan ke kamarnya, membuka laci, dan mengambil sebuah plastik berisi obat obatan. Dia meminum obat itu sangat banyak. Tanpa sadar, air matanya mengalir.. "maafkan mama nak, mama tidak selingkuh, tapi, apa aku masih bisa melihat Leona sampai dia tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik suatu saat nanti? Ku harap umurku masih sempat"
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Hiks hiks, Mama jahat!" Aku menangis di balik pintu kamar. Dan aku teringat sesuatu, kuambil sebuah buku kecil dari dalam tas ku dan mulai menuliskan sesuatu.

Dear diary,
Jika diberi pilihan, aku lebih memilih mati saja
Hidupku tidak seindah kelihatannya
Orang yang aku sukai, mencintai orang lain
Orang tuaku terancam perceraian
Apakah hidup serumit ini?

MUSIC MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang