empat

698 127 5
                                    

"pikirkan baik-baik, wonwoo. aku hanya menyarankan untukmu agar bertunangan dengan mingyu"

wonwoo sekarang berada di kantor ayahnya, ruangan kecil yang terletak di dalam kamar ayah dan ibunya.

"aku mempunyai kekasih"

ayahnya mengangguk, setelahnya beliau menyesap teh. dan menyandarkan tubuh sepenuhnya ke kursi hingga terdengar suara berderit.

"aku tahu, bohyuk mengatakan nya. tapi setidaknya cobalah terlebih dahulu, dan tidak seharusnya kau menolak nasihat ayahmu kan?"

wonwoo tidak mempunyai pilihan lain, ini benar-benar sial. terjebak dalam perjodohan seperti drama yang ia liat di televisi, padahal ia bukan ahli waris dari sebuah perusahaan ternama.

"apakah ini seperti pernikahan politik?"

ayahnya tertawa keras, sambil menyeka air mata yang keluar. berlebihan memang, tetapi selera humor ayahnya sangat berbeda.

"mungkin iya, tapi wonwoo, mingyu adalah pasangan yang pas untukmu"

ayahnya meyakinkan lagi, dengan mata yang terlihat serius. wonwoo tahu, pilihan ayahnya lah yang terbaik.

"aku akan memikirkan nya lagi"

dan setelahnya wonwoo pergi dari ruangan ayahnya dengan hati yang bimbang. ia menyukai vernon, belum tahap mencintai. vernon begitu sibuk dengan urusan kantor, dan jarang untuk meluangkan waktu untuknya. sekedar menjemput wonwoo dari rumah sakit saja tidak pernah.

lalu permasalahan lain muncul, ayahnya menjodoh kan nya. ia tahu belum belum hari tentunya. dari bohyuk yang sempat menguping dari pembicaraan ayah dan ibunya. bohyuk memang saudara yang bisa di andalkan.

"hyung"

ketika wonwoo baru saja meneguk air, bohyuk mengagetkan nya. untung saja ia belum meneguk, jika sudah mungkin ia tersedak.

"apa?"

bohyuk melihat sekitar, memastikan di dapur hanya ada dia saja dan wonwoo. sedangkan mingyu sudah pulang dari dua jam yang lalu.

"kamarmu"

wonwoo mengernyit, memang ada apa dengan kamar nya.

"kau menyimpan mayat di kamarmu?"

sungguh, adiknya benar-benar bodoh. ia tidak habis pikir apa yang ada di dalam otak adiknya selain makanan.

"kau pasti ber asumsi bahwa aku membeli bunga untuk menyembunyikan bau busuk mayat itu?"

bohyuk mengangguk dan merebut gelas yang berisi air dari tangan wonwoo.

"kau benar-benar gila, bohyuk"

bohyuk mengangkat bahu nya acuh, ia sering melihat kejadian seperti itu di film. jadi ia menanyakan tentang bau wangi yang terus terusan menjadi candu nya ketika berjalan melewati kamar wonwoo.

"setiap harinya selalu ada yang mengirim buket bunga ke rumah sakit, dan itu untukku"

wonwoo mulai berbicara, berbagi cerita dengan bohyuk. ia agak ragu sebenarnya, tapi bohyuk hanya satu satunya disini yang bisa ia ajak bicara.

"kekasih mu?"

dengan gampang bohyuk menyimpulkan kalau itu dari kekasihnya, vernon. tapi bohyuk juga mengenal baik pria itu, pria super sibuk yang pernah bohyuk kenal.

"tapi tidak mungkin juga"

bohyuk menyangkal, wonwoo menyetujui nya. karena bohyuk mengerti tentang hidupnya ketimbang orang lain, terkadang bohyuk dapat menjadi pendengar yang baik untuk nya.

"lalu siapa?"

katanya lagi, wonwoo hanya melihat adiknya. ini lucu, bohyuk tak pernah mempunyai ekspresi serius sebelumnya.

"ah masa bodoh, aku akan mencari tahu jika ada waktu luang"

wonwoo mengangguk dan mengusak rambut adiknya. bohyuk benar-benar dapat di andalkan.

shades; meanie [✖]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang