Siapakah Dia

61 5 0
                                    

Salampun berakhir.malam ini malam jum'at itu artinya malam ini marhabanan dimusholla yang aku tempati ini,musholla ini bernama Darul muttaqim.aku dan putri sudah termasuk anggota SADAM(santri darul muttaqim)jadi sudah pasti kami tau aktifitas musholla ini.kini hanya aku dan putri dibagian kaum akhwat,entahlah biasanya banyak dari ibu2 yang menghadiri acara ini,namun tidak dengan kali ini mungkin ada banyak urusan.tirai hijau menjadi pembantas antara kaum akhwat.kumelirik kearah putri yang sedang khusyu mendengarkan albarjanji yang dibacakan oleh ustadku.memang dia tipikal orang periang nan cerewet namun kalau sudah mengenai soal agama dia menjadi orang pendiam.dia tersenyum kearahku kemudian kembali seperti semula.akupun diam mendengarkannya sampai saat dimana"marhaban yaa nurul 'aeniii"kemudian kami berdiri menyambut kedatangan ruh baginda kanjeng nabi muhammad saw.kumendengar suara yang tidak asing lagi dipendengaranku.suara merdu yang membuat jantungku berdetak tak karuan,suara yang membuatku kagum.'siapakah pemilik suara ini,ya allah maafkan hamba'ku terus beristighfar dalam hati karna memikirkan seseorang pemilik suara ini yang belum halal baginya.hingga akhirnya marhabanan pun selesai dan bersiap memasuki sholat isya.

الله اكبر.. الله اكبر..

"Sudah adzan,yu ambil wudhu,walaupun belum batal alangkah baiknya berwudhu lagi"ajakku sambil menarik
lengannya.

"Maleslah nis,cape tau habis marhabanan.lagi pula belum iqomat baru adzan jadi santai dulu telat sedikit ga papa kali"keluhnya melepaskan tanganku

"Jangan jadikan kegiatan itu sebagai alasan bagimu.ingat ada yang mengatakan'ketika kita terlambat masuk kerja,kita masuk dengan kepala tertunduk dan suara yang lesu kerana malu kepada majikan.
maka apakah kamu merasakan hal yang sama saat kau terlambat dalam sholat dan berdiri dihadapan Allah!?'intinya kita aja ga mau telat masuk kerja agar ga malu pada bos yang notabenya manusia,masa kita ingin menelatkan waktu sholat walaupun hanya sedikit dan tidak merasa malu sama Allah yang jelas2 sang pencipta seluruh isi bumi"ucapku mengingatkannya sambil menatapnya dengan intens.

"Hehehe maaf kali nis khilaf,dan tu muka biasa aja kali nis liatnya, serem tau"ujarnya mengedikkan bahu dan melenggang pergi ketempat wudhu.aku hanya tersenyum geleng2 melihatnya dan menyusulnya.

Iqomatpun terdengar,kami pun sholat isya berjamaah.

"Dek,pulang yu udah malem"ujar abangku menghampiriku yang sedang melipat mukenah.aku pun menganggukan kepala sebagai jawabannya tak lupa salam."put,aku duluan ya"ucapku.ia hanya tersenyum menganggukan kepala sebagai jawabannya.

****
"Dek,tadi suara abang bagus ga saat nyayiin lagu sholawat nariyah,yah walaupun ga sebagus suaranya remaja tadi,tapi setidaknya kan suara abang merdu iyakan,yailah bang rikan dilawan"ucapnya dengan kepedean.

"Ih abang pede banget lagian bener tuh merdu,,merusak dunia hahha"balasku tertawa melihat abangku cemberut."becanda kali bang,suara abang enak ko didengar"lanjutku

sampai rumah..

"Enakk,emang suara abang makanan apa kali"ujarnya mengelus kepalaku."oh ya,katanya mau cerita tentang ali.sini duduk"lanjutnya menarik lenganku.

"Ih abang,kirain sudah lupa"ucapku menghampiri abang yang sedang duduk kemudian disusul olehku.

"Gini ceritanya,ali tuh pemuda tampan yang menghampiri nisa waktu pemakaman mamah dan aikal"kuberhenti sejenak menarik nafas dan menghembuskannya perlahan rasanya sesak mengingat kejadian masa lalu."aku belum mengenalnya dengan jelas siapa dia,yang nisa tau ali hanya menyemangati nisa waktu itu dan mengatakan semoga kita dapat bertemu kembali.intinya ali bukan siapa2nya nisa"lanjutku sambil memberi penegasan diakhir kata.

"Ouh.. gitu kirain pacar kamu"balasnya mangut2

Bletakk...
'berhasil'inerku

"Aww..sakit nisa"ucapnya kesal sambil mengusap kepalanya.

Karnamu Aku DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang