Pengungkapan

41 6 0
                                    

  Budayakan vote terlebih dahulu agar AUTHOR lebih semangat melanjutkan part selanjutnya :)  

*HOUSE DEAD*

"Sekarang jelaskan kenapa kau membunuh sembilan puluh enam orang?!" tegas Rara.

"Sebelum aku menjawab pertanyaanku, jawab pertanyaanku dahulu." jawab psikopat itu.

"Baiklah apa pertanyaanmu." Nesya memberikan kesempatan kepada psikopat itu untuk berbicara.

"Kau apakan istriku hingga dia berubah dan tidak seperti dulu?" tanya psikopat itu.

Psikopat itu di ikat di atas kursi dan tidak berdaya seperti tadi.

"Karena kami menyadarkannya." ujar Rara singkat.

"Cara?"

Flashback [on]

Putri POV

Saat aku bermain hp aku mengsms istrimu untuk datang ke ruang bawah tanah dan menyadarkannya. Kau ingat setelah kau bilang kepada kami bahwa yang menjual rumah itu adalah istrimu.

Aku memiliki ide untuk menghubungi istrimu dan menyadarkannya. Saat teman-temanku berkumpul itu mereka sedang melihat sms yang aku krimkan sebelum menyadarkan istrimu.

Mereka menyetujui ide-ku dan aku langsung menyadarkan istrimu di sms.

SMS [on]

Putri: Bu ini saya orang yang membeli rumah ibu waktu itu. Panggil nama saya Putri saja.

Penjual Rumah: Iya nak Putri, ada apa nak Putri sms saya?

Putri: Apakah ibu punya suami?

Penjual rumah: Ya, saya punya.

Putri: Dia sekarang di mana bu?

Penjual rumah: Dia sedang kerja.

Putri: Oh ya? Bukannya suami ibu pembunuh ya?

Penjual rumah: bukan. Anda mungkin salah orang.

Putri: Oh baiklah kalau begitu kami mau membunuhnya. Untuk menggantikan semua mayat ini. (mengancam)

Penjual rumah: Baiklah dia adalah suami saya. Jangan bunuh dia.

Putri: Apakah kau juga ikut membunuh semua mayat itu?

Penjual rumah: Iya tapi tak semua. Dan semua itu adalah pembeli rumah ini.

Putri: Wah hebat, apa kau mau berubah dan tidak membunuh lagi atau kau ikut ke jeruji besi bersama suamimu?

Penjual rumah: Tidak! Aku tidak mau. Sebenarnya aku sudah tidak mau membunuh banyak orang, termasuk kalian.

Putri: Kami sudah tau kalo aku dan teman-teman akan di jadikan target yang ke seratus. Karena kami sudah kesini saat kami mengecek gudang.

Penjual rumah: baiklah. Sekarang apa yang harus saya lakukan.

Putri: Kau ke rumah sekarang. Aku butuh kau untuk melengahkan suami mu. Dan ingat kau jangan mengulangi kesalahan besarmu sadarlah apa yang sudah kau lakukan bu.

Penjual rumah: Baik aku akan berusaha untuk berubah. Dan saya akan segera ke sana.

Putri: Baik saya tunggu. Makasih sudah mau merubah sifat anda dan bisa berusaha untuk sadar.

SMS [off]

POV end

Flashback [off]

"Seperti itu caranya." ujar Putri.

"Kenapa Fina kamu menghianatiku!" Tegas psikopat itu.

Fina hanya menangis dan menggeleng kepala melihat suaminya yang tak berdaya di sekap seperti ini.

"Karena aku tak ingin menjadi pembunuh lagi Fer! Kau tau sebenarnya ini salah tapi aku mengikutimu saja." ujar Fina tidak berdaya.

"Sekarang jawab pertanyaan saya , mengapa anda membunuh 96 orang?" tukas Rara.

"Karena saya merasa ada bisikan entah darimana, bisikan itu terus menghantui saya. Saya tertidurpun saya masih mendengar suara-suara tersebut."

Ferry hanya bisa mengakui semua kesalahannya, bagaimana tidak ia telah membunuh 96 orang. Yang pasti Rara dan teman-teman akan menindak lanjuti kasus ini, jika di biarkan Ferry akan melanjutkan pembunuhan ini. Tetap Ferry masuk penjara atas kelakuannya yang sudah melebihi batas.

"Baiklah kami akan menindak lanjuti kasus ini, maaf Bu Fina suami anda tetap akan kami laporkan ke polisi. Karena pembunuhan ini sudah melampaui batas." tegas Putri.

*PETKER*

 Tangan Putri masih mengeluarkan darah, segera Rara mengambil P3K karena luka yang diderita  Putri tidak cukup parah dan tidak terlalu dalam jadi nanti setelah melaporkan Ferry si psikopat itu ke kantor polisi baru Putri akan di bawa ke rumah sakit.

Setelah mengobati Putri segera mereka berempat mengurus si psikopat itu. Mereka menelpon polisi agar segera mengevakuasi mayat-mayat yang sudah membusuk agar segera di ketahui identitasnya.

Polisi datang cukup banyak dan ambulan datang juga cukup banyak. Polisi segera mengamankan sang pelaku kecuali sang istri yang sudah mau bertobat, untuk tidak melakukan pembunuhan lagi. Para polisi serta petugas ambulan membawa satu-satu mayat. Semua itu membuang waktu yang cukup lama.

****

Done!

Tugas selesai semua mayat sudah di evakuasi jadi mereka sudah merasa aman dan tidak terganggu oleh makhluk-makhluk yang ada di sekitar rumah. Lelah memang tapi mereka masih menelusuri batas jeruji tersebut. Tapi...

"Ra, mending kita bilang dulu ke angel kalo tugas tentang pembunuhan itu done. Gimana?" Usul Yanti.

Rara mengangguk paham. "Iya juga, gue langsung telpon angel aja."

Telpon [on]

"Halo ngel, tugas done nih. Kita udah nemuin siapa psikopat itu and ternyata dia paruh baya loh." Ujar Rara dari telpon.

"Iya, gue mau buat data yang dulu. Data yang dulu hilang kayaknya."

"Yaudah kalau gitu."

"Btw, siapa nama psikopat itu?"

"Namanya Ferry, oh iya tangan Putri sempet berdarah, karena ke gores pisau."

"Lah kok bisa?"

"Putri tuh jaganya agak ceroboh jadi ya gitu psikopat itu ngegores lengan Putri sampai berdarah."

"Udah di bawa ke rumah sakit?"

"Maunya sih di bawa ke RS lagian lukanya gak begitu parah kok."

"Oh yaudah gue tutup dulu telponnya."

"Oke deh."

Telpon [off]

Nesya tidak sabar ingin tau ekspresi Angel bagaimana.

"Gimana kata Angel?"

"Dia bilang berkas kita yang dulu hilang semua. Data-data rumah yang kita telusuri hilang. Masa iya kita balik ke rumah yang dulu." Jelas Rara.

Semua terdiam lorong itupun hening seketika. Mereka berpikir dalam diam. Tak ada satu pun yang bicara.

"..."

TBC!!!

JANGAN LUPA VOTE COMMENT DAN SHARE YA :)

       SALAM AUTHOR

       ALIFIA ZAFIRA

House dead (horor story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang