Kami berjalan-jalan menyusuri setiap sudut kota London dengan menggunakan motor kesayangan Thomas.
Beberapa orang di jalan mulai sangat antusias memotret Thomas yang sedang melaju cepat.
Aku menutup kaca helmku agar tidak dilihat oleh semua orang.Syukurlah aku menggunakan jaket kulit hitam dan celana jeans hitam,mungkin mereka tidak menyangka jika aku seorang perempuan.
Tapi sepertinya aku lupa akan sesuatu.Rambut panjangku terhempas tertiup angin.Ekspresi wanita-wanita di jalan berubah drastis saat melihat rambut hitamku tertiup angin.
Aku kaget bukan main saat Thomas mulai melipir di pinggir jalan,dan memarkirkan motornya.
"Oh Tuhan,bagaimana jika aku di kejar para fans Thomas?"
"Ayo turun",ucapnya sambil membuka helmnya.
Aku melakukan hal yang sama dengan Thomas,membuka helm dan turun dari motor.
Dari kejauhan aku melihat banyak wanita berteriak sambil berlari ke arah kami.
Mataku terbelalak kaget dan dengan refleks bersembunyi di balik punggung Thomas.
Thomas menarik tanganku dan menyeretku untuk berdiri di sampingnya.
Wanita-wanita itu semakin mendekat dan mengerubungi kami berdua.Semua orang menatapku dengan tatapan aneh karena Thomas sedang memegangi tanganku erat.
Kini Thomas sibuk menandatangani buku yang dibawa orang-orang itu.Setiap fans yang ingin berfoto dengannya,Thomas selalu merangkul pundakku agar masuk ke dalam setiap foto.
"Oh astaga,sepertinya aku berada di dalam mimpi sekarang".
Tiba-tiba seorang wanita cantik datang mendekatiku yang masih dirangkul Thomas.Tanpa malu ia berkata dengan lantang,"bisakah kau minggir sebentar?,aku hanya ingin berfoto berdua dengan Thomas".Wanita itu menarik tanganku keras,membuat rangkulan Thomas terlepas dari pundakku.
Thomas yang sedari tadi sibuk menandatangani dan berfoto kini beralih menatapku yang sedang kebingungan.
Ia menatap wanita cantik yang berada di sampingnya.
"Apa yang kau lakukan dengan dia?",tanya Thomas dengan wajah sedikit marah.
Wanita itu tersenyum,"bisakah kita foto berdua saja tanpa dia?aku mohon",dirinya memohon.
Tanpa menjawah itu,Thomas menarik tangan kiriku agar mendekat kepadanya.Dalam waktu bersamaan wanita itu juga memegangi tangan kananku."hei!",teriak wanita itu.
Tiba-tiba Thomas menepis tangan wanita itu dari tanganku."jangan sentuh dia!",ucap Thomas tegas.
Orang-orang di sekeliling kami terdiam menyaksikan kejadian ini.
Thomas menatap mata wanita cantik itu tegas dan dengan cepat menarik tanganku.Kami menjauh dari kerumunan fans Thomas.
Aku menyempatkan melirik keadaan di belakangku,mereka semua ternganga melihatku yang masih ditarik oleh Thomas.
Kami berdua memasuki sebuah cafe terdekat.
Aku kebingungan saat melihat motor Thomas sudah tidak ada ditempat ia parkir tadi.Entahlah,mungkin sudah ada orang yang memarkirkannya di tempat lain.Kami duduk di ujung dekat jendela.Disana hanya tersedia dua kursi.
Aku dan Thomas duduk,tanpa mengatakan sepatah katapun.
Thomas memanggil seorang pelayan dan mulai memesan sesuatu.
Aku hanya duduk diam,tidak melakukan apa-apa karena handphoneku tertinggal di hotel.
"Bersiap-siaplah,sebentar lagi mereka akan mengetahui namamu dan siapa dirimu",ucap Thomas santai.
"Apa maksudmu?",tanyaku bingung.
Thomas hanya tersenyum,"bersiap-siap saja lah".
Pesanan Thomas datang.Dua cangkir kopi panas tersedia di depan kami.
"Aku tidak pernah menyangka kalau aku bisa bertemu denganmu sedekat ini",ucapku tiba-tiba.
Thomas melirikku sekilas,"aku juga",katanya sambil tersenyum.
Ada satu hal lagi yang ingin aku sampaikan,tapi rasanya aku sangat sedih untuk menyampaikannya.
"Thomas,aku senang sekali bisa bertemu denganmu sedekat ini..tapi,apakah kita bisa melakukannya lagi saat aku kembali ke sini lagi?aku takut kau melupakanku",tanpa sadar air mataku mulai mengalir.
Thomas baru saja menyeruput kopi yang diminumnya,ia langsung tersedak saat mendengar kalimatku barusan.
"Apa maksudmu?",tanya Thomas heran.Ia mengerutkan keningnya.
"Dua hari lagi aku akan pulang ke Indonesia karena waktu liburanku akan segera usai",aku terisak mengatakan hal itu.
Entah kenapa mata Thomas ikut berkaca-kaca mendengarnya.
"Aku pikir kau akan tinggal selamanya disini",kata Thomas.Suaranya terdengar bergetar.
Aku menggeleng lemah.
Thomas membenarkan posisi duduknya,sepertinya dia akan mengatakan suatu hal yang serius.
"Y/n..",panggil Thomas.
Aku menghadapnya dan menatap matanya yang masih berkaca-kaca.
Thomas mulai membuka mulutnya seperti hendak mengatakan sesuatu.