"Hah?" pekik Fay .
"Aku ikut mah," sambung Fay ."Kamu kan besok sekolah," ucap Zizi.
"Ga papa, Mah," balas Fay .
"Yaudah ayo," jawab Zizi .
************************************
Arsen terlihat tengah berbaring diatas ranjang rumah sakit, matanya terpejam. Fay langsung menghampiri Arsen .
"Tan, Arsen kenapa kok bisa sakit?" tanya Fay kepada Arini , ia takut Arsen sakit karena tadi siang .
"Dia cuma kecapean, " ucap Arini , mamah Arsen .
"Kamu seharusnya ga usah kesini," sambung Arini ."Gapapa kok Tan ," ucap Fay .
"Fay, Tante sama Mamah kamu mau keluar sebentar ya, kamu tunggu disini, " ucap Arini .
Fay hanya mengangguk meng iyakan
Tiba tiba pintu ruangannya terbuka menampilkan sosok laki laki .
"Alan? "
"Fay? "
"Kok ada di...." ucapan Fay terpotong kala seseorang bertampilan urakan memasuki ruangan ini .
Dari sudut bibirnya mengalir darah, rambutnya urak urakan, serta jaket hitam yang terslempang di bahunya.
Yap dan dia adalah Argon."Argon, kamu kenapa? " tanya Fay melihat penampilan Argon yang bak brandalan.
Argon hanya diam tak membalas .
Fay dengan sigap langsung mengambil kotak P3K yang ada di ruangan itu, ia mengambil kapas dan obat merah .
"Sini, " ucap Fay kepada Argon .
Argon hanya diam membeku, menciptakan suasana hening di ruangan itu.
Sedetik kemudian Argon melangkahkan kakinya menju Fay , ia berdiri dihadapan Fay .
"Duduk, gue ga nyampe," ucap Fay, tubuh Argon memang lebih tinggi darinya .
Argon pun menuruti intruksi yang diberikan Fay.
Fay mulai membersihkan luka di sudut bibir Argon.
"Shitt!!" umpat Argon.
"Sorry sakit ya? Gue pelan pelan deh."
Fay selesai membersihkan luka di sudut bibir Argon. Ia kembali menutup kotak P3K nya .
Pintu ruangan terbuka menampilkan dua sosok wanita, Arini dan Zizi.
"Loh, Alan sama Argon udah di sini ternyata," ucap Arini.
"Hehe iya Tan," balas Alan.
"Fay, kita pulang yuk, udah jam 3 pagi," ucap Zizi.
"Oke Mah."
"Tante, Alan, Argon, Aku pulang dulu ya," ucap Fay sambil tersenyum.
"Iya hati hati ya Fay," balas Arini.
"Dadah Fayyy..." balas Alan.
Sedangkan Si batu sungai, masih diam tak bersuara.
****************🌸*****************
"Fay, Mamah bawain kamu bekal ya, kamu belum sarapan loh," ucap Arini
"Iya Mah, Fay berangkat dulu, bye."
***************🐣******************
Fay berjalan dengan sahabat karibnya, Cathline, menuju kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSEN
Teen FictionKadang seseorang pergi menjauh bukan untuk membuat kita menangis Bukan juga untuk meninggalkan luka Melainkan tersimpan seribu misteri yang tersembunyi di dalam diri Seakan matanya menyiratkan seribu bahasa yang tak bisa diartikan hanya dengan kata...