Part 2 di lapak Salll26
Vote + Comment yup!
Selamat membaca 😊
************************Setelah tiba dari rumah duka, satu hal yang diingatnya, semua orang menatap gadis manis itu dengan iba, tapi gadis itu tak ingin dipandang kasihan.
Sedangkan seorang Alreon Xanthus, menatapnya dalam diam, memperhatikan orang sekitar. Dari tatapan kasian orang orang hingga pandangan prihatin terpancar jelas dari raut wajah mamanya.
Tapi, ada yang terasa janggal, seseorang tampak menyeringai kemenangan.
Semua tak luput dari pandang mata Reon termasuk seorang penelpon di sudut ujung, seseorang yang menggumamkan kata 'sudah mati.' dengan suara pelan agar tidak ketahuan
***
Saat sore hari menjelang matahari tenggelam, Reon sedang bersantai dengan kaos ungu kesukaannya di pinggir kolam renang.
Yang dilakukannya hanya diam, dengan badan relaksasi dan pikiran tenang tanpa emosi.
Mencoba menyelami batin sendiri, itu hal yang dilakukannya belakangan ini.
Dia akan diam dengan raut wajah tenang. Memikirkan rentetan kejadian berulang-ulang, introspeksi diri jika dibutuhkan.
Lama kelamaan mendalami ini, dia bisa membaca apa yang terjadi dengan seseorang. Pandangan mata orang seakan menjelaskan apa yang disukai, tidak disukai, bahkan inginkan. Gelagat tubuh orang memaparkan apa yang terjadi kemudian.
Ia sering memperhatikan gerak-gerik orang lain. Dia memiliki sebuah keinginan kuat, keinginan terpendam dan dapat menggelora sewaktu waktu.
Dalam keheningan, suara teriakan dari arah dalam rumah tiba-tiba memekakan telinga.
Reon terkejut ketika ayahnya menghampirinya dengan muka merah marah seraya berteriak keras."REON!" teriak ayahnya dengan nada murka.
Reon berdiri dengan gerakan santai tanpa menundukan wajah atau takut, melainkan raut wajah tenang.
"Ada apa?" tanya Reon menatap ayahnya yang diduga sedang murka terhadapnya.
"SEMUA NILAI KAMU TURUN, MEMALUKAN NAMA KELUARGA!" seru ayahnya dengan suara menggelegar hingga didengar mamanya dan beberapa asisten rumah tangga yang tergopoh gopoh menghampiri mereka di halaman belakang yang berisi kolam renang serta taman.
"Papah dapat informasi dari mana?" sahut ibunya yang cemas sebab amarah suaminya.
"Pengusaha saingan papa, katanya anaknya lebih pintar dari kamu dalam hal apapun. Bisa bisanya kamu kalah dari anak itu walaupun cuman beda beberapa koma tetap saja menjatuhkan nama papa! Papah biayai menempuh pendidikan untuk menjadi yang terbaik!" jawab papahnya yang perfeksionis dalam hal nilai dengan suara memerintah yang tak terbantahkan.
"Dan papa percaya dari omongan orang tua anak manja yang seenaknya menyogok rektor kampus? Sangat sulit dipercaya orang terhormat seperti papah mempercayai perkataan orang munafik" balas Reon sengit dengan nada meremehkan membuat ayahnya bungkam beberapa saat.
Alreon memang sering diam, tapi jika bersuara, dia dapat membungkam perkataan orang.
"Reon jaga bicaramu!" perkataan tajam ayahnya yang tidak suka ditentang itu disertai tangan terangkat berniat menampar wajah anak semata wayangnya itu.
Sebelum telapak tangan besar ayahnya melukai wajah rupawannya, Reon dengan tenang memejamkan mata mengumpulkan niat dan sebuah tekad kuat kembali ke permukaan, sesuatu yang diingankannya membuncah didadanya, mengontrol pikiran orang.
Itu yang diinginkannya sejak lama, sesuatu yang dipelajarinya secara bertahap dan dia ingin mencobanya dengan tekad kuat.
Pikirannya difokuskan pada tujuannya, benaknya menunggu sesuatu yang dinantikannya.
Saat membuka mata dan bertatapan langsung dengan retina mata ayahnya...
Tangan ayahnya bukan mengenai wajah tampannya, melainkan membatu di udara dan terhempas kebawah tanpa kehendak pemilik tangannya.
***
Di sebuah kamar apartement yang berhawa panas, dua orang pria tampan sedang saling tukar tatapan tajam.
Sekilas, mereka nampak mirip dengan kadar ketampanan di atas normal.
Suara orang menggertak menggelegar hingga keluar ruangan.
"Siapapun itu, perempuan yang berhubungan dengan kamu, putuskan apapun hubungan kalian!" perintah Regano sebagai kakak dengan nada mutlak.Regio yang merupakan adik kandungnya tak tinggal diam, dengan suara yang tak kalah mengancam.
"Dia pacarku sejak lama dan untuk apa aku harus memutuskannya begitu saja?""Kau harus meneruskan perusahaan ayah selagi aku berkarir menjadi dokter! Tidak boleh ada skandal apapun yang tersebar dan menjatuhkan reputasimu!" tutur Regano
"Dan perlu kutambahkan tidak ada pacar yg disimpan di apartement" sambung Regano dengan menekankan 'pacar yg disimpan'.
"Gak bisa gitu dong kak!" sahut Regio.
Perkataan salah seorang tertahan karena bel berbunyi dari luar.
Regio mengangkat tangan guna menghentikan sementara perdebatan sengit sebab tamu datang disaat persilatan lidah terjadi.
Kemudian Regio sebagai pemilik apartement membuka pintu dengan raut muka menunjukkan tidak dalam kondisi menyenangkan.
Sedangkan Regano yang terlihat ingin melihat tamunya siapa juga menghampiri pintu yang sudah terbuka lebar menampilkan seorang perempuan dengan wajah pucat.
Sesaat, Regano terpaku, dihadapannya berdiri seorang gadis manis yang pernah dia sukai pada pandangan pertama.
Keterkejutannya akan kehadiran Fei belum pulih seluruhnya, saat tubuh Fei limbung ke depan.
Masih dengan ekspresi terkejut, saat gadis itu tak sadarkan diri...
***
Jadi ini part 3 nyaaa,
Btw, kemampuan mind controlnya mulai terkuak nihhh... ga sabar nunggu aksi dengan kemampuannya!Part 4 nya di nanti!
Semangat nulis lanjutan partnya 😊😊😊VOTE + COMMENT YUP!
-Almiratertiar (author yang kebetulan jomblo)

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Control
Misteri / Thriller'Dark Control' Alreon Xanthus, seorang pria dengan karakter tak biasa. Jika dia diam seribu bahasa, siap siap sebuah kejutan terkemuka. Saat dia tak bersuara, seribu cabang pikiran bersarang di otaknya. Dibalik paras tampannya, sejuta rencana tersim...