Chapter 2 - Caroline William

17K 982 16
                                    


Annyoung:D

°°°


"....... Begitu ceritanya." Jhonny mengakhiri Ceritanya, sedangkan Marta, raut wajah wanita itu terlihat cemas, dia melirik bayi yang telah berada di gendongannya.

"Rencanamu apa selanjutnya? Merawatnya atau..." Marta menggantungkan kalimat akhirnya, tak sanggup bila harus membuang bayi ini, meski memang bayi ini bukan siapa-siapa mereka.

"Terserah kau saja, aku akan mengikutimu," jawab Jhonny, matanya terus memperhatikan bayi di gendongan istrinya yang terus menggeliat dan detik berikutnya suara tangisnya terdengar.

"Hay, tenanglah, baby girl, kau anakku sekarang." ucap Marta sembari mengusap pipi halus sang bayi. Dan ajaibnya tangisan bayi itu terhenti dan mata bulatnya terbuka menatap Marta.

"Aku tak sanggup harus membuang bayi ini, entah kenapa aku langsung jatuh cinta padanya dari pertama kau membawanya," ungkap Marta.

"So?"

"Aku akan merawatnya, berbahaya atau tidak dia hanya bayi kecil yang manis," ucap Marta.

"Kau yakin?" tanya Jhonny memastikan.

Marta mengangguk mantap. "Aku sangat yakin," ucapnya kemudian mengecup sayang kening sang bayi.

"Tapi bagaimana dengan ibunya?" tanya Marta kemudian.

Jhonny terdiam sejenak, lalu menjawab. "Kita tunggu saja wanita itu mengambil kembali bayinya, dan aku yakin wanita itu bukanlah wanita sembarangan, bila dia memang ingin kembali pada anaknya dia pasti akan dengan mudah mengetahui keberadaan kita dan mengambil bayinya kembali."

Marta mengangguk, mereka tak peduli selama bayi ini berada di tangan mereka, mereka akan menyayanginya, lagi pula Jhonny dan Marta belum di karuniai buah hati selama mereka menikah hampir 5 tahun, jadi mereka akan dengan tulus menjaga dan merawat anak ini meski entah kapan bayi ini akan kembali diambil oleh orangtuanya.

"Kita beri nama siapa bayi manis ini?" Marta terlihat berpikir, apa yang cocok menjadi nama bayi ini.

"Namanya Caroline.''

Marta menatap suaminya. "Caroline?"

"Ya, ibunya sendiri yang mengatakan padaku saat menitipkannya padaku," ucap Jhonny.

Marta mengangguk. "Kalau begitu kita namakan saja Caroline William, nama depan dari ibunya dan belakang menyandang nama kita, kau tak keberatan kan?"

Jhonny terdiam selama beberapa detik sampai akhirnya mengangguk. "Ya. Aku setuju, selamat datang di keluarga William, Caroline," ucapnya.

Mereka memandang bayi itu dengan senyuman bahagia, dan sang bayi membalasnya dengan senyum cantik di sudut bibir mungilnya.

***

"Tuan kami sudah mencari ke penjuru hutan selama satu jam dan masih tak menemukan Nyonya Elina." Kata anak buah Albert.

"Tidak mungkin Elina menghilang secepat itu?" desisnya geram.

"Tuan, kami menemukan darah tak jauh dari sini," sahut seorang anak buahnya menghampiri Albert.

"Di mana? Kita ke sana," perintah Albert. Dan akhirnya Albert melihat beberapa tetes darah yang lumayan banyak di tanah yang ditunjukkan anak buahnya.

Tidak mungkin Elina! Batin Albert.
"Kita pergi sekarang," ucap Albert.

•••

Terjerat Pesona Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang