Chapter 3 - Beautiful

15.8K 943 23
                                    

▪︎▪︎▪︎

"Pakai ini?" Perintah Rachel menyerahkan paper bag di tangannya pada Caroline.

Caroline mengambil dan membukanya dan langsung melotot saat melihat gaun merah cantik yang sayangnya begitu terbuka pada bagian punggung.

"Kau menyuruhku memakai gaun kurang bahan ini?" desisnya tak percaya dan Rachel hanya mengangguk tanpa ragu menghiraukan tanggapan tidak suka dari sahabatnya itu.

Tidak punya pilihan lain, Caroline akhirnya pasrah memasuki satu bilik kamar mandi. Menit selanjutnya Caroline akhirnya keluar dengan penampilan memukau.

"Kau cantik dan—Sexy, Car!" komentar Rachel menatap takjub sahabatnya yang benar-benar cantik dengan gaun terbukanya.

"Sebenarnya apa yang akan aku lakukan?" tanya Caroline tak sabar dengan apa yang akan ia kerjakan.

"Aku akan memberi tahumu nanti, sekarang ikut aku," Rachel menyeret Caroline keluar toilet.

"Lihat dia." Rachel menunjuk seorang pria. Caroline melihat pria yang ditunjukan Rachel dan merasa sudah pernah melihatnya, tapi di mana?

"Jeremy," ucap Rachel.

"Jeremy, ah aku ingat, aku pernah mendengar nama itu beberapa hari yang lalu karena skandal pembunuhan serta narkotika, tapi aku tak tahu pasti. Dan kau-Kau menyuruhku mendatangi pria itu, begitu?!"

Dengan kepala mengangguk Rachel meringis. "Caroline, aku minta maaf, karena mungkin permintaanku sedikit berbahaya tapi apa boleh buat, bantu aku, ya-ya-ya." Rachel menatap memelas sahabatnya itu yang selama beberapa detik tidak merespons.

Caroline menghela napas untuk ke sekian kalinya. "Oke-oke."

Rachel tersenyum senang. Wanita itu lalu mendekati Caroline dan membisikan sesuatu, entah apa itu? Karena selanjutnya mata Caroline membulat tak percaya saat Rachel membisikkan sesuatu padanya.

"Are you crazy!'' pekik Caroline melotot pada Rachel yang langsung nyengir kuda.

"Kalau kau berniat membantu, ya itu yang harus kau lakukan," katanya. "Kau niat tidak membantu sahabatmu ini. Hanya sekali saja ak-"

"Stt... Cerewet!'' Caroline memotong ucapan Rachel.

"Dan ini." Rachel menyerahkan sebuah pistol pada Caroline. "Gunakan sebagai senjatamu."

***

Dengan anggun, Caroline berjalan menghampiri pria bernama Jeremy itu.

"Hai, Baby!'' rasanya Caroline ingin muntah saat mulutnya mengatakan kata baby.

Caroline yang duduk di samping Jeremy harus menahan umpatan dan geramannya dalam hati saat tangan kurang ajar pria itu menyentuh dan mengusap-usap pahanya yang dibaluti kain tipis berwarna merah.

Beberapa saat kemudian, tampaknya Jeremy telah terpengaruh alkohol-Mabuk.

"Kau sepertinya sudah mabuk." Ucap Caroline.

"Ohya, kalau begitu ayo kita pergi." Kata pria itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya bermaksud menyingkirkan pengaruh alkohol yang belum seberapa merampas kesadarannya.

"Kema-" belum juga Caroline bertanya pria itu sudah merangkulnya dan membawanya beriringan memasuki sebuah lorong berujung sebuah ruangan khusus.

Saat pintu ruangan dibuka ternyata ruangan itu adalah tempat pesta ilegal, dilihatnya banyak sekali orang yang berpesta narkoba, dan ada juga semacam perjudian serta transaksi barang-barang ilegal. Caroline ternganga melihat pemandangan di hadapannya ini-benar-benar pesta yang melanggar hukum.

Terjerat Pesona Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang