Chapter 1.2 - And Baby

18.9K 1K 9
                                    


Annyeong Guy's;)

°°°

Wanita dengan dua malaikat kecilnya terlihat bersandar di pohon yang lumayan besar, seorang pria yang telah membuat si wanita pingsan terlihat mendekati dua bayi mungil itu, berjongkok dan mengulurkan tangannya ke pipi mungil itu, mengelusnya dengan amat lembut.

Pria itu tak mengeluarkan sepatah kata pun, dan sang bayi yang akan kembali mengeluarkan tangisannya terhenti dan terlihat nyaman dengan sentuhan yang diberikan pria itu, sedangkan pria itu sedikit terenyak saat melihat bayi mungil itu nyaman dengan sentuhannya dan tak mengeluarkan tangisnya. Pria itu lalu bergantian mengelus bayi satunya yang berselimut merah muda.

Dari tatapan si pria kepada dua balita itu, terlihat menunjukkan sesuatu yang terpendam entah apa itu?

Beberapa menit kemudian. Wanita itu perlahan mengerjapkan kedua matanya dan melihat pria yang sangat dikenalnya yang merupakan suaminya sendiri tengah bersama dua bayinya.

Albert. Batinnya.

Dia harus menjauhkan bayinya dari bajingan itu. Berat dan egois memang harus memisahkan anak dari ayahnya, tapi apa boleh buat ia tak ingin anaknya dalam bahaya karena ayahnya sendiri.

Pria bernama Albert itu perlahan bangkit dari aktivitas memandang kedua bayinya, salah satu bayi dia angkat dan dicium kening mungilnya dengan lembut kemudian diserahkan pada seorang anak buahnya.

Oh tidak jangan sampai bajingan itu mengambil anakku!

Wanita itu menoleh dan mendapati satu anak buah suaminya berada di belakang dengan tangan menggenggam sebuah pistol. Dan saat keadaan berpihak padanya, dengan secepat kilat merebut pistolnya dan berhasil. Langsung saja moncong pistol ia arahkan pada Albert-Suaminya sendiri.

Maaf sayang, Mommy tepaksa melakukan ini pada Daddymu. Batinnya.

"Elina?!"
Sedangkan Albert sendiri terkejut dengan tindakan istrinya dan pria itu mencoba bersikap tenang.

"Jangan mendekat, atau aku akan menembakmu!" pekik Elina waspada saat Albert mulai berjalan mendekatinya.

Saat situasi memungkinkan, Elina berjalan mendekati bayinya yang masih berada di tanah. Setelah mengambil bayinya Elina bangkit dengan satu tangan menggendong bayinya, dan satu tangan tetap menodongkan pistol.

"Elina!"

"Tidak Albert, kau sudah menghancurkan semuanya, aku tak mau berbagi dan kenapa kau tega sekali ingin memisahkanku dari kedua malaikatku," pekik Elina dengan napas memburu.

"Kau salah paham, sayang," ucap Albert menggeleng. "Semua itu hanya omong kosong."

"Omong kosong katamu, aku mendengarnya sendiri, terlebih dari mulutmu sendiri, kau ingin membuangku dan memisahkan aku dengan kedua anakku. Dan jalangmu itu, aku sudah muakkk Albert!!"

"Elina, aku tidak mungkin melakukan hal itu-"

"Aku tidak membutuhkan penjelasanmu, jangan mendekat atau aku akan benar-benar menembakmu, aku tak main-main," teriak Elina karena suaminya itu terlihat santai dan malah terus mendekatinya meski dengan langkah pelan.

Dor

Bunyi tembakkan terdengar, ternyata bukan Albert yang ditembaknya melainkan anak buah di samping suaminya yang berniat melepaskan pelatuknya sebelum Elina dengan cepat membunuhnya.

"Maafkan aku," gumam Elina, dan untuk ke-dua kalinya bunyi tembakan kembali terdengar.

Dengan gemetar Elina menatap Albert yang menatapnya tidak percaya, tangan lelaki itu menyentuh perutnya yang tertembak. Hanya tembakan yang meleset tapi mampu membuatnya meringis kesakitan. Elina langsung pergi saat perhatian teralihkan pada suaminya.

"Shit! Kenapa kalian menatapku! Kejar istriku dasar bodoh!" teriak Albert, dan langsung berlari dengan tangan menyentuh perut kirinya-well, dia masih bisa hanya untuk mengejar wanita itu.

Sedangkan Elina terus berlari, sekali-kali menoleh ke belakang-masih ada yang mengikutinya sampai akhirnya ia bisa lolos-orang-orang suruhan suaminya jauh tertinggal di belakang. Kemudian Elina melihat seorang pria dari kejauhan lalu mendekatinya, karena ia yakin pria itu bukan salah satu anak buah suaminya.

"Tolong saya." Ucapnya dengan napas memburu, karena panik.

"Nona? Ada yang bisa saya tolong, Anda terlihat ketakutan," kata pria itu.

"Aku hanya ingin menitipkan bayiku nanti aku akan mengambilnya kembali,'' ucap Elina.

"Tapi kenapa nona-" tanya Pria itu tak mengerti.

"Turuti saja perkataanku, sekarang Anda harus pergi, tolong jaga Caroline, aku mohon padamu," setelah itu Elina pergi meninggalkan pria itu.

Saat Elina tengah berlari dengan waspada, malah pemandangan di depannya membuatnya terkejut dan ketakutan secara bersamaan. Elina melangkah mundur sampai akhirnya punggungnya menabrak dada seorang pria yang wajahnya terlihat menyeramkan.

"Akhirnya kami menemukan Anda, Mrs. Albert," ucap Pria di depannya.

***

Sedangkan di tempat lain, pria yang dititipkan bayi Elina, terlihat memasuki rumah dengan tergesa dan wajahnya pucat kentara.

"Kenapa dengan wajahmu dan bayi siapa ini?" tanya Marta William, istri Jhonny William.

"Seorang wanita menitipkan bayi ini padaku, dan wanita itu tertembak. Marta!" Jhonny terlihat panik wajahnya pucat, bahkan tangannya yang tengah menggendong bayi tersebut gemetar.

"Tenanglah Jhonny, tadi apa yang kau bilang.... Menembak? Aku tak mengerti? Duduklah dulu, lalu kau ceritakan semuanya," ucap Marta menyuruh suaminya untuk duduk.
Marta lalu mengambil segelas air di meja yang sudah tersedia di meja, "Sekarang ceritakan," ucap Marta saat suaminya itu sudah sedikit tenang.

Mengalirlah cerita dari mulut Jhonny, dari bertemu seorang wanita yang menitipkan bayinya dan karena penasaran akhirnya Jhonny mengikuti Elina, sampai akhirnya lelaki itu melihat Elina dihadang oleh beberapa orang pria berbadan besar. Niat hati ingin menolong tapi Jhonny tidak bisa melakukan apa-apa, apa lagi keterkejutan menyerangnya saat salah satu dari pria itu menembak Elina, sampai akhirnya demi keselamatan bayi di gendongannya juga dirinya sendiri Jhonny pergi dengan waspada agar tidak ketahuan.

Bersambung

Terjerat Pesona Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang