Bagian Tiga

66 5 0
                                    

Gue tau kalau gue itu bukan cewek cantik yang banyak dikejar-kejar sama cowok idaman. Tapi,menyukai seorang Novandika dan berharap kelak gue bakalan dekat sama dia juga adalah hal yang lumrah. Semenjak gue dilihatin sama dia sewaktu di kantin,gue jadi agak gimana gitu loh. Gue jadi agak greget kalau ngomong kasar di muka umum. Gue,gue jadi lebih jaim gitu kalau kata orang.

"Pakcik,gue rasa Lo gak usah deh jaga image Lo didepan Novandika." Ujar Laura dengan mulut penuh dengan gorengan.

Gue menggigit goreng pisang lalu mengunyah santai. "Emang kenapa? Jantung gue deg-degan setiap ngelihat dia. Toh kalian juga udah setuju kalau gue suka sama dia." Ucap gue.

Jessy sama laura saling berpandangan lalu mereka mengangkat bahu. "Iya,kita memang setuju sama Lo. Cuma,Lo jadi kayak orang sakit jiwa belakangan ini. Yang biasanya Lo jalan bareng kita ngakak gede,eh tiba-tiba Lo jadi mingkem mulu. Kayak orang sakit gigi." Celoteh Jessy panjang lebar.

Gue ngehentiin makan gue. Berpikir sejenak dengan apa yang sahabat gue rasakan.

"Trus,yang biasanya kita ngemil banyak,elo malah ngemil dikit banget. Mau diet,tapi gak gitu juga kali. Kita juga pernah suka sama cowok. Mereka itu suka balik sama apa adanya kita. Bukan ada apa dengan kita." Sambung Laura serius.

Gue makin mikir kalau mereka benar. Soalnya,gue juga gak nyaman sama sikap gue yang sekarang. Kalau diinget-inget, gue itu memang aneh.

"Pakcik,makan bakso yuk"

"Ayuk"

"Eh,lihat tuh ada Novandika."

"Mana? Ah iya. Balik aja yuk. Besok aja baksonya."

Trus gue juga jadi sering diem gitu. Padahal biasanya lalat aja segen lewat kalau gue lagi gabung sama sahabat gue. Tapi beberapa hari yang lalu gue jadi lebih diem. Agak malas berbicara.

"Huahahaaahahah.. Masa dia bilang kalau gue itu orang blasteran Rusia sama India gitu? Lucu banget.."

"Trus,kenapa setiap kita lewat,dia itu ngangkang kalau jalan? Gue pernah kekgitu waktu kecil. Nahan bab trus keluar sikit,yang ngangkang deh kalau jalan. Hahahhah"

"Pakcik,kenapa sih Lo diem aja? Sakit gigi?"

"Iya,kita udah asik-asiknya bercanda elo malah diem mulu."

Dan,gue cuma tersenyum tipis.

Ah,iya. Mereka bener. Sebenarnya gue itu gak nyaman dengan cara hidup gue yang sekarang. "Jadi gue harus gimana?"

"Jadi diri Lo yang sebenarnya. Kalau dia gak suka sama sikap konyol Lo,berarti dia gak tepat buat Lo. Jadi jangan sok jaim gitulah." Jawab Jessy gerem .

Gue hanya mengangguk pelan.

"Trus,kalau Lo jaim gini. Misalnya dia suka sama sikap Lo yang kayak gini. Tiba-tiba kalian pacaran,eh ternyata Lo lupa jaga sikap,trus dia gak suka sama sikap Lo. Lo bisa diputusin. Mau Lo?" Tanya Laura lagi.

Gue makin ngerti sama ucapan mereka. "iya yah.. Lo bener juga. Makasih ya pakcik,lek. Lo memang yang terbaik buat gue."

"Iya sama-sama.."

Semoga gue memang bisa jadi diri sendiri.
_____________________________

Three Idiot Girls  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang