Twelve

6.7K 311 1
                                    

💋Mauvaise💋




Aku dan Taeyong mandi bersama dalam bak mandi yang cukup untuk kami berdua, aku hampir saja membunuhnya tadi kalau saja dia tidak mengangkat tubuhku dan menggendongku ke kamar mandi.

"Jangan menyentuhku." ketusku dan menyikut lengannya yang tadi memegang bahuku.

"Kau masih marah hmm?"

"Menurutmu?"

Taeyong memelukku dari belakang dan melingkarkan lengannya pada perutku, ia juga mulai menggigit telingaku untuk merayuku.

Memang benar kata orang sekali wanita melakukan sex maka dia akan terus ingin melakukannya, dan itu terjadi padaku akhir-akhir ini saat Taeyong mencoba merayuku aku langsung bereaksi padanya. Bahkan terkadang aku yang memulai merayunya terlebih dahulu.

Tapi untuk kali ini aku masih kesal padanya pergelangan tanganku masih memerah karena berjam-jam terikat dengan ikat pinggangnya, dan lebih parahnya aku merasa sulit untuk berjalan bahkan ke kamar mandipun Taeyong harus menggendongku.

"Maafkan aku," ucapnya berbisik pada telingaku.

Aku berbalik menghadap ke arahnya posisiku tepat menduduki tubuh Taeyong, dan aku masih bisa merasakan juniornya yang sudah menegang sejak tadi.

"Kau menyebalkan, aku marah besar dan sangat sangat kesal padamu. Aku ingin membencimu atas semua yang kau lakukan padaku selama ini." kedua tanganku menangkup wajah Taeyong. "Tapi kenapa aku tidak bisa membencimu huh? Apa yang sudah kau lakukan padaku?"

Taeyong tersenyum padaku memamerkan deretan gigi putihnya yang terlihat terawat itu, aku langsung menciumi bibirnya sebelum ia memberika jawaban atas keluhanku barusan.

Lidah Taeyong seakan bermain dalam mulutku, ia langsung menekan kepalaku untuk memperdalam ciuman kami bibirnya terasa lembut dan kenyal sesekali aku menggigit gemas bibirnya. Sementara lidahnya terus bertabrakan dengan lidahku membuat kami saling bertukar saliva.

Taeyong semakin mengeratkan pelukannya pada pinggangku sesekali ia menarik pinggulku sampai kebatas perutnya, tangannya terus meremas bokongku dan mengelus klitorisku.

Aku mendorong pelan tubuh Taeyong untuk melepaskan ciuman panas kami, dan juga untuk bernafas karena aku hampir saja kehabisan oksigen barusan.

"Itu karena kau mencintaiku," katanya dengan penuh percaya diri.

"Ya aku mencintaimu, sangat!! Tapi, apa kau juga mencintaiku? Jaehyun bilang kalau aku salah memilihmu kau tidak pernah sekalipun menyukaiku."

Aku merangut dan beberapa kali mengerjapkan mata menatap Taeyong yang masih terdiam mendengar ucapanku.

"Kau tidak yakin padaku? Meskipun kau akan segera mengandung anakku?"

"Dia bilang kau gay," cicitku dengan suara pelan takutnya Taeyong akan kesal kembali.

"Brengsek!!" umpatnya lalu aku memberikan hadiah sebuah cubitan pada dadanya.

"Kau mengumpat padaku lagi huh? Kau semalam terus mengataiku jalang, kurang ajar saat ini aku yang sedang marah padamu."

Taeyong menarik pinggangku dan tangannya mulai meremas bokongku lagi.

"Baiklah maafkan aku nyonya."

"Apa benar yang dikatakan oleh Jaehyun kalau kau kelainan seksual? Apa dia cemburu padaku karena sudah merebutmu atau dia-"

"Kau ini kenapa huh? Pikiranmu cukup kotor tentang masalah seperti itu ternyata." dia mendorong kepalaku pelan. "Aku mencintaimu hanya kau mengerti, tidak dengan sesama jenis hanya denganmu, bodoh."

Mauvaise √ L • Taeyong [EnD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang