Bonus For Real Ending

1.5K 80 9
                                    

   Sekarang disinilah aku di sebuah butik yang mengharuskanku ada di tempat ini untuk mengukur lekuk tubuhku, bisa dibilang aku sedang mempersiapkan baju pengantin untuk pernikahanku dan Taeyong nanti Kurang lebih dua bulan lagi.

Yeah, setelah pertemuan keluarga maksudku makan malam waktu itu akhirnya keluargaku dan keluarga Taeyong berkumpul kembali. Membahas hal yang lebih serius.

Ibuku ingin pernikahan itu secara santai saja tidak perlu buru-buru tapi ibu Taeyong sangat ingin kami segera melaksanakan pernikahan, beliau sangat takut kalau aku akan hamil diluar pernikahan tapi orang tuaku malah menginginkan hal itu terjadi. Keluarga sinting memang.

"Tck, kemana kau brengsek." aku menggerutu pada ponselku, ah lebih tepatnya aku kesal pada Taeyong yang sudah seminggu ini selalu memancing permusuhan denganku sehingga kami berdua menjadi renggang sekarang.

"Miyu ada apa?" itu adalah ibu Taeyong yang hari ini mengantarku pada butik langganannya bisa dibilang butik mahal sesuai standar hidup mereka.

Aku menangkup mulutku rapat akan terasa kekanakan kalau aku mengadu pada ibu Taeyong masalah kami berdua yang bertengkar tidak jelas. "Ahhmm bukan apa-apa, ibu."

Dan pada akhirnya aku hanya mengatakan hal tak berguna lainnya tanpa mengurangi rasa kesalku pada Taeyong.

"Sekarang giliranmu sayang, ayo cobalah gaun pengantin yang manapun kau suka," ucap wanita berparas cantik dan lembut itu yang aku yakini sebagai gen yang paling berpengaruh pada Taeyong yang tampan, oh mau bagaimana lagi kekasih sialanku itu memang tampan dan aku mengakuinya.

Aku mencoba gaun yang di rekomendasikan oleh ibu mertuaku gaun cantik berwarna putih dengan pernak-pernik mahal yang menambah aksen mewahnya dengan berat mencapai puluhan kilo. Aku lelah membayangkan diri mengenakan pakaian seperti ini di hari pernikahan yang akan di lewati seharian penuh itu.

Aku keluar dari tempat ganti memperlihatkan diri pada dua wanita yang sudah menantikanku sedari tadi, saat tirai terbuka bukan hanya mereka yang terkejut dengan penampilanku tapi aku tak kalah terkejut melihat seorang pria yang sedari tadi sulit aku hubungi sedang berdiri mengenakan tuxedo putihnya lengkap dengan dasi kupu-kupu yang seakan mencekik lehernya. Dan lagi dia terlihat sangat luar biasa di depanku senyum menjengkelkan mulai terukir di bibir yang selalu membuat candu untukku.

"Wah lihat pengantin kita yang cantik ini, astaga Miyu kau sangat luar biasa sayangku. Bergayalah untuk ibu." aku memutar bola mataku lelah, apa mereka tidak tau bahwa gaun yang aku kenakan ini sangat amat berat dan bisa saja terlepas dari tubuhku karena berat dan ukurannya yang sedikit lebih besar dari tubuhku.

Dengan rasa dongkol aku harus tetap memancarkan senyum pada dua wanita yang sudah menungguku sedari tadi menyaksikanku dengan gaun pengantin impian mereka.

"Taeyong apa pengantinmu sangat cantik?" ibu Taeyong memandangku dengan senyum merekah. "Dia luar biasa untuk ibu, sayangku yang manis calon anak menantuku." ibu Taeyong kembali membuka suara setelah terpana melihat penampilanku ketika keluar dari ruang ganti tadi.

   Setelah selesai dengan ukuran aku berniat untuk mengganti gaunku dengan bajuku tadi saja, ini sungguh menyiksaku rasanya berat juga sesak apalagi bagian dadaku serasa ingin keluar dari pembungkusnya, aku tau Taeyong sangat bangga akan hal itu buktinya ia terus tersenyum ke arahku cih jangan harap aku akan memaafkannya begitu saja karena sudah membuatku kesal.

"Mau kemana?" tanya Taeyong menahan pergelangan tanganku yang berhasil menghentikanku mengangkat gaun pengantinnya untuk melangkah.

Aku menatapnya kesal, "Jangan ajak aku bicara, aku masih kesal padamu." aku menjawabnya dengan ketus pokoknya aku masih harus bertingkah menyebalkan padanya. "Lepas aku ngin mengganti baju, kau tau ini berat dan menyiksa kau harus menghargai pengorbananku berkat inginmu pada pesta pernikahan besar."

Mauvaise √ L • Taeyong [EnD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang