*Flashback*
Masa SMA adalah masa dimana kisah ini dimulai. Kisah yang ku pikir sudah berakhir saat itu juga ketika SMA. Namun waktu dan takdir berkata lain.Happy reading ❤
Fitri, nama panggilanku sejak lahir. Gadis SMA biasa yang cupu, kurang bergaul , dan selalu merasa jelek. Kadang aku mikir, ada ga sih cowok yang suka sama aku. Selama ini aku sering jatuh Cinta tapi endingnya ya selalu bertepuk sebelah tangan. Apa dunia hanya untuk wanita-wanita cantik? Pikirku dalam hati saat berjalan cepat menuju ke sekolah.Hari itu sangat cerah. Ini adalah awal semester yang baru. Dengan terburu-buru aku berangkat menuju ke sekolah. Hari ini adalah hari pertama sekolah setelah libur kenaikan kelas yang lumayan lama. "Ah.. Hari ini kami akan di rolling lagi" pikirku. Ini kesempatan terakhirku untuk berharap agar aku bisa sekelas dengan laki-laki yang pernah aku suka waktu SMP. Kami memang satu SMA lagi tapi dari kelas satu sampai kelas 2 aku tidak pernah punya kesempatan sekelas dengannya. Padahal sekarang kami sama sama mengambil jurusan IPA dan hanya ada tiga kelas jurusan IPA di sekolah kami.
Aku berjalan menelusuri lorong sekolah untuk melihat pengumuman nama di mana aku ditempatkan. Tiba-tiba Ling Ling sahabatku memanggilku dari belakang.
"Fitri, kita sekelas lagi loh, sama Risa, Bowo dan Pian lagi juga". Astaga pikirku, lagi-lagi aku sekelas dengan teman-temanku itu.
"Oh ya? Sebentar ya aku mau liat dulu siapa lagi yang sekelas kita" sambil tanganku fokus menunjuk nama-nama pada kertas yang ditempel di depan kelasku.
Rasa penasaranku sejak berangkat sekolah membuatku fokus melihat nama-nama yang ada. Aku malu bertanya pada ling apakah dia yang ku suka juga sekelas denganku, sehingga aku pun melihat sendiri nama-nama yang ditempel di kaca jendela kelas masing-masing. Betapa terkejutnya aku ketika melihat bahwa aku sekelas juga dengan dia yang aku impikan itu. Rasa senang menyelimuti pikiranku.
"Yes, akhirnya bisa ngerasain sekelas sama cowo yang dari dulu ku suka".
Aku pun tak sabar menikmati masa masa belajar di kelas yang sama dengan dia. Ya.. Dia adalah Ben. Cowok tampan dan pintar yang sudah ku suka sejak SMP dulu.****
Hari-hariku di kelas seperti biasa sangat menyenangkan apalagi aku kembali sekelas dengan temanku di kelas 2 dulu. Aku memang jarang punya teman laki-laki apalagi sahabat yang pastinya ga aku punya. Di kelas 3 IPA 3 ini aku duduk sebangku dengan Risa temanku. Sedangkan sahabatku Ling Ling duduk sebangku dengan Adel. Aku sangat senang karena bisa sekelas dengan Ben, dia duduk di bagian depan.
"Kapan ya ada kesempatan dekat sama dia?" batinku sembari menatapnya yang duduk di bagian depan.
Hari-hariku di kelas seperti biasa anak SMA, belajar, kerja kelompok dan sebagainya. Aku pikir kesempatanku untuk dekat dengan Ben akan ada. Namun anehnya, perasaanku terhadapnya malah jadi biasa aja. Ga ada lagi rasa deg-degan tiap berpapasan dengannya. Apalagi semenjak sekelas dengannya Ben tetap saja seperti memanfaatkan ku yang menyukainya. Kelas 1 SMA sebelumnya Ben menyuruhku membantunya membuat catatan IPA.
Sekarang ini terjadi lagi.
"Ih kayak apa ya buku tugas agamaku belum selesai lagi". Ujar Ben yang saat itu di kelas.
"Aku sudah, tapi ketinggalan buku ku". Sahutku saat itu.
"Yasudah kamu kerjain dulu punyaku sekarang, nanti aku antar kamu ambil buku mu. Gimana? " ujar Ben kepadaku.
"Iya deh. Sini aku kerjain". Jawabku. Aku senang sekali bisa bantu Ben dan aku akan diantarnya pulang sebentar. Setelah mengerjakan tugasnya, ternyata dia tidak jadi mengantarku.
"Fit, ga jadi ya aku ngantar kamu. Makasih loh" Ucap Ben kepadaku.
"Loh kok gitu, aku kan uda bantuin kamu". Jawabku kesal.
Aku pun segera berlalu meninggalkan Ben yang masih di kelas. Aku merasa dia mempermainkan ku.
Lagi-lagi aku tersadar, rasa sukaku selama ini bertepuk sebelah tangan. Perasaan itu seketika sirna. Teralih oleh hal-hal yang lebih menyenangkan. Aku malah lebih sering main sama teman-temanku yang lain. Terutama dia, Si Bowo.
"Bowo, sini dong. " teriakku pada Bowo yang duduk di kursi paling belakang. Tanpa ragu Bowo langsung menuju ke arahku dan duduk disampingku. Hal yang paling aku sukai adalah ketika Risa sedang tidak duduk di bangkunya sehingga aku bisa mengajak Bowo duduk di sampingku. Entah kenapa aku suka sekali duduk disampingnya dan bercerita dengannya. Kadang aku suka ngasal cerita apapun ke Bowo hanya sebagai alasan agar dia mau duduk di sampingku.
"Iya fit kenapa" jawab Bowo sembari duduk di bangku sebelahku.
"Sini tanganmu" kataku.
"Wah mau diapain lagi nih tanganku" jawabnya.
"Udah sini aja aku pengen gambar-gambar" sahutku.
"Hah, iya deh " kata Bowo menurut. Hal yang paling sering aku lakukan adalah menggambar gambar di tangan Bowo. Aku sudah seperti wanita aneh yang gemar menggambar ditangan Bowo. Ya tapi hanya Bowo saja. Aku suka sekali berteman dengannya sampai tanpa aku sadari aku mulai merasa nyaman dan sepertinya aku menyukainya. Sosok pria kalem bermata sipit dan bertubuh agak gemuk dan tidak terlalu tinggi yang diam diam dengan kepolosannya membuatku jatuh hati hingga membuatku melakukan hal-hal konyol hanya untuk membuatnya di dekatku. Kisah ini masih begitu panjang dan penuh kejutan layaknya takdir yang memang telah digariskan untukku. Kisah ini juga bukan kisah yang penuh dengan kemulusan dalam perjalanannya. Saat itu aku begitu bahagia dengan masa SMA ku. Bersama Ling aku sering main ke rumah Bowo untuk belajar bahasa Inggris. Paling senang ketika ke rumahnya dan bertemu dengannya. Sampai suatu ketika kenyataan membuatku merasakan pahit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tapi Beda
Romance*PROLOG* Lika liku Cinta yang beradu dengan waktu dan Perbedaan. Jika dulu Fitri harus menghadapi kenyataan Cinta bertepuk sebelah tangan yang begitu pahit. Kini, oleh waktu Fitri kembali dipertemukan dengan Cinta itu. Namun apa kini yang mengha...