🍁Patah jadi Dua🍁

165 18 1
                                    

Hariku begitu kusut. Hatiku patah. Patah jadi dua. Dia hadir dengan rasa nyaman dan berakhir dengan memberi luka yang tanpa pernah dia sadari. Dia yang tak pernah tau bahwa dia yang mengisi hatiku saat itu.

Happy Reading ❤
***

Siang itu seperti biasa aku minta Bowo untuk duduk di sebelahku. Hari itu aku bertanya kepada Bowo tentang siapa gadis yang Ia sukai. Awalnya Bowo tidak mau mengatakannya. Namun setelah ku bujuk pun akhirnya Bowo bilang sama aku.
"Sebenernya aku suka sama ririn". Jawabnya saat itu.
Lantas aku pun sejenak terdiam dan kaget dengan apa yang dia ucapkan.
"Apa? Kamu suka sama ririn.. Kok bisa sih wo??" tanyaku padanya dengan rasa gugup pada raut wajahku yang nampak kaku. Aku tau Ririn yang juga temanku di kelas sebelah memang sering nongol ke kelasku sekedar bikin heboh dengan tingkahnya yang memang humoris. Dan ternyata itulah alasan yang membuat Bowo secara tidak langsung menyukainya. Karena dia lucu, tomboy, dan ceria.
"Iya, soalnya dia itu lucu, tomboy, seneng aja liat cewe tomboy". Jawab Bowo sambil tersenyum. Ya Tuhan dalam hatiku, Aku dan perasaanku saat itu berusaha tegar dan tetap tenang mendengarkan cerita Bowo. "Oh, kamu suka sama Ririn, cie.. Yauda nanti aku bantuin ya". Jawabku saat itu.
"Makasih ya fit" sahutnya tanpa tau sedikitpun perubahan pada raut wajahku yang hanya berpura pura senyum.
Aku berusaha mendukungnya agar dia bisa jadian sama Ririn. Tidak apa-apa pikirku. Aku ga bisa maksain perasaan orang kan. Dari dulu juga aku sudah sering merasakan Cinta bertepuk sebelah tangan. It's Ok pikirku saat itu. Walau sebenarnya aku jadi merasa tidak nyaman lagi untuk duduk berdua dengan Bowo. Aku yang biasanya happy, jadi merasa buat apa aku deket sama dia. Toh dia juga ga mungkin lah suka sama aku. Secara dia uda suka sama temanku.
Siang itu di kelas Bowo memanggilku.
"Fit mau ke kantin kah? " tanyanya padaku.
"Iya nih, kenapa? " jawabku ketus.
"Gapapa, bareng yok ". Tanyanya.
"Ngga ah, kamu sama Ririn aja sana". Sahutku padanya sembari berlalu meninggalkannya.
Entah apa yang dipikiranku saat itu, aku benar-benar kesal dengan Bowo. Hal itu terus berlanjut sampai akhirnya dia semakin dekat dengan Ririn dan jadian. Aku sangat ingat hari itu. Hari dimana aku dan beberapa temanku berkumpul di rumah ririn. Kami memang biasa ngumpul disana. Saat itu Bowo datang dengan memakai kaos hitam. Hari itu aku senang sekali melihatnya. Dia tampak berbeda dengan pakain berwarna hitam yang Ia kenakan.
Malam itu dia datang agak telat dari kami yang sudah datang lebih dulu. Apa aku yang begitu polos atau bodoh, saat itu aku sangat mendukung dia untuk jadian dengan Ririn.
"Rin, Bowo udah datang tuh". Sahutku kepada Ririn yang saat itu berdiri di depan rumahnya.
"Masuk wo". Kata Ririn pada Bowo yang baru datang.
"Oh iya". Jawab Bowo dengan lembut. Yah.. I know Bowo emang beda dari cowok-cowok lain. Tutur katanya begitu lembut terhadap siapa saja. Bikin meleleh. Tapi aku sadar aku sudah tidak berhak menyukai orang yang menyukai sahabatku.
Malam itu ketika kami akan pulang, teman-teman menyoraki Bowo untuk menyatakan perasaannya terhadap Ririn. Aku pun ikut-ikutan mendukung mereka. "Ayo Wo, cepet dah ungkapin". Teriakku saat itu. Agak ragu aku mengatakan hal itu, tapi yasudahlah. Kemudian Bowo pun menyatakan perasaannya kepada Ririn sambil berdiri. Ririn hanya tersenyum malu saat itu. Dia tidak menjawab perasaan Bowo. "Nanti ya jawabnya" kata Ririn kepada Bowo. Kira-kira seperti itu kejadian yang ku ingat kala itu. Kejadian itu cukup membekas di ingatan dan hatiku karena jujur saja aku sangat sedih hari itu. Setelah itu pun tidak lama kemudian mereka jadian. Itu yang aku tau dan sejauh itu aku selalu mendukungnya sambil menata hati n melupakannya. Aku tetap bersahabat dengan Bowo, Ririn, dan beberapa temanku yang lain sampai lulus SMA. Sampai saat itu dan setelah itu pun Bowo tidak pernah tau perasaanku yang telah ia buat patah jadi dua.

*Epilog*
Cerita ini masih belum selesai. Kenapa? Cinta itu belum berakhir. Waktu kembali menghidupkan Cinta yang telah lama dikubur dalam-dalam tanpa seorang pun mengetahuinya. Tuhan begitu baik dalam menyatukan Cinta seseorang.
Kali ini waktu berpihak pada Fitri, namun tak sepenuhnya. Apa maksudnya? Kelanjutannya di Bagian setelah ini.

Cinta Tapi BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang