[3] Seperti mengingatnya.

66 6 0
                                    

Seperti biasa Seorang Levina azilla alesiya yang super rajin ke sekolah. Seperti saat ini ia berangkat sangat awal ke sekolah, anggap sebagai ganti kemarin yang bolos. Untuk hari ini ia akan kembali rajin seperti biasanya. Entahlah ada angin apa kemarin ia tiba-tiba ingin membolos, mungkin gara-gara pusing yang menderanya, mungkin saja. Ia memarkirkan mobilnya. Tak lama ia keluar dan berjalan santai menuju kelasnya. Tidak memakan waktu lama untuk sampai di kelasnya.

Oh ya, Levina lupa mengenalkan dirinya. Namanya Levina azilla alesiya kelas 11 IPA 2. Pindahan dari new york 2 bulan yang lalu. Tidak! Bukannya ia orang new york, ia dulu tinggal di jakarta hanya saja dulu ia pindah ke new york karena suatu masalah tapi sepertinya masalah itu sekarang sudah berangsur surut jadi keluarganya memutuskan untuk kembali lagi ke jakarta. Dan berakhir sekolah disini.

Saat sudah sampai di kelasnya Levina segera duduk di kursinya dan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya yang berada di atas meja. Cukup pagi saat ini jadi kelas masih sepi hanya ada dirinya. Beginilah kebiasaanya, datang pagi-pagi ke sekolah lalu tidur sejenak, bangun saat bel masuk berbunyi. Bagitu seterusnya!

"LEVINA" teriak seseorang yang baru saja memasuki kelasnya dan langsung duduk di atas mejanya, sungguh tidak sopan!

Tapi tidak ada jawaban dari Levina, seakan ia benar-benar tertidur di lipatan tangannya saat ini. Tapi itu hanyalah kemuflase, sesungguhnya Levina tidak tertidur hanya saja malas menjawabnya karena ia tau suara siapa itu, siapa lagi jika bukan salah satu sahabatnya, Evania tynessa.

Evania yang mendapati sahabatnya tertidur hanya bisa menghela nafas berat seraya duduk di bangkunya sendiri, tepat di depan Levina. Evania sungguh membenci kebiasaan sahabatnya itu, apa-apaan. Bahkan setiap pagi ia selalu menemukan sahabatnya itu tertidur dan akan terbangun saat bel masuk berbunyi. Hebat! Bagaimana bisa Levina tau jika bel masuk telah berbunyi hingga membuatnya terbagun?. 

Evania tidak tau jika Levina hanyalah menenggelamkan kepalanya bukan tertidur, begitu sebelumnya. Ia hanya butuh sedikit waktu untuk mengistirahatkan pikirannya tanpa gangguan dari siapapun termasuk sahabatnya. Itulah yang sedang ia lakukan, seakan beban yang memenuhi kepalanya terangkat sedikit demi sedikit bila ia melakukannya.

Bertepatan dengan itu kelas mulai ramai dengan berdatangan teman-teman sekelasnya, begitu juga satu sahabatnya, Keira irana. Masih ingat bukan dengan gadis satu ini, gadis yang sama yang kemarin menemuinya di kantin.

"HALLO GAES, GOOD MORNING!!!" pekik Keira menggelegar membuat semua temannya yang berada di kelas hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya pelan sembari menatap jengah ke arah Keira.

Ya, Seperti itulah Keira. Gadis yang selalu heboh di kelas membuat teman-temannnya hanya bisa menghela nafas lelah setiap harinya. Keira yang mendapati raut cemberut sahabatnya itu segera berbegas mendekati nya.

"Kenapa? " tanya Keira saat sudah berdiri di samping Evania.

Evania menunjuk Levina yang berada di belakangnya dengan isyarat mata. Sontak Keira melihat ke arah Levina yang saat ini masih menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya yang berada di atas meja. Tak lama kemudian Keira kembali menatap Evania sembari menaikkan sebelah alisnya, bingung.

"Lalu kenapa? "

"Yah, gue gak suka aja sama kebiasaannya yang satu ini. Tidur di kelas, menyebalkan" cibir Evania dengan masih mempertahankan wajah sebalnya.

LEVINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang