Di sebuah apartemen mewah yang terletak tidak jauh dari SMA Taruna. Apartemen itu tampak berantakan karena ulah mereka, Fajar, Elno, dan Vero. Seperti biasa setelah pulang sekolah mereka akan mampir ke apartemen Gusti hanya sekedar bermain PlayStation milik Gusti, numpang makan, mandi bahkan numpang tidur.
Mereka sangat jarang pulang ke rumah.
Tapi begitulah mereka. Bahkan Gusti tidak mempermasalahkan hal itu, ia sudah menganggap semuanya bagai saudaranya sendiri. Mereka bebas melakukan apapun sesuka mereka, tidak masalah baginya. Asal tidak membuat apartemennya berantakan, itu peringatannya!!!!
Tapi sepertinya peringatan itu tidak berlaku sekarang. Karena yang terjadi saat ini apartemen Gusti sudah seperti kapal pecah. Tidak ada yang memarahi mereka? Tentu saja tidak ada, karena Gusti saat ini tidak ada di apartemen. Entahlah, sepulang sekolah Gusti memisahkan diri dari lainnya.
"Bwwaaahahahah. Muka lo jellek banget sih Ver." celetuk Elno sesudah menyoret wajah Vero menggunakan lipstik yang Vero bawa dari rumahnya. Yang pasti itu milik mamanya yang ia temukan di dekat meja dapur.
Vero memanyunkan bibirnya kesal pada Elno dan juga kesal karena ia selalu kalah telak jika bermain Playstation bersama Elno. Alhasil, ia di coret lipstik olehnya.
Menyebalkan!!!!!!!
Fajar yang saat ini sedang mencomot biskuit milik Gusti yang berada di didalam toples hanya bisa menahan tawa melihat kelakuan dua sahabat laknatnya itu. Kadang ia berpikir, berapa umur kedua sahabatnya itu? Kenapa kelakuannya masih seperti anak kecil? Atau mungkin masa kecil mereka kurang bahagia.
Fajar terkikik geli. Mendengar itu Vero semakin cemberut. Ia bersumpah akan membalas semuanya, tapi tunggu jika ia menang. Mungkin tahun depan!
"Ayo lanjutin? " ajak Elno dengan semangat. Lebih tepatnya semangat akan mencoret wajah mulus Vero jika sahabatnya itu kalah lagi.
"Gak ah! Nanti gue kalah lagi terus di coret lagi pake lipstik sialan itu. Malah warnanya merah mencolok lagi!! " Tolak Vero merasa akan kalah lagi jika bertanding dengan Elno. Dan juga ia sayang pada wajah tampannya yang harus ternodai lagi oleh lipstik bewarna merah mencolok itu. Bisa-bisa kadar ketampanannya berkurang walau faktanya ia akan selalu tampan dengan keadaan apapun.
Fajar dan Elno hanya bisa memutar kedua matanya jengah. Begitulah Vero, pengecut. Pantas saja selalu jomblo, karena cowok itu tidak pernah berjuang hingga membuat semua gadis yang pernah menjadi pacarnya muak dan lelah menghadapinya.
Alhasil cowok itu selalu jomblo karena tidak ada yang mau menjadi pacarnya. Siapa yang ingin mempunyai pacar pengecut seperti Vero.
"Yasudah. Sebelum masalah besar menimpa kita semua, sebaiknya cepat kemasi semua kekacauan ini sebelum pemiliknya marah besar." Papar Fajar meminta sahabatnya untuk membantunya membereskan semuanya agar saat Gusti datang, tidak langsung memarahi mereka.
Vero dan Elno hanya bisa mendesah pasrah. Yang dikatakan Fajar benar juga, jika mereka harus segera membersihkan kekacauan yang mereka buat sebelum Gusti mengomelinya panjang lebar.
Vero dan Elno dengan ogahnya ia membantu Fajar membersihkan noda lipstik yang menempel di lantai dan juga sofa abu-abu milik Gusti, juga beberapa plastik makanan, minuman dan juga PlayStation milik Gusti. Semuanya harus rapi!!!!
"Oh ya? Gue dengar lo lagi dekat dengan Kelly Sevie? Emang dia siapanya lo?." Tanya Vero menjurus ke Fajar yang kini memunguti sampah plastik makanan bekas mereka yang berserakan di lantai.
Fajar menaikkan sebelah alisnya.
"Iya. Kenapa? "
"Gak." Jawab singkat Vero lalu kembali melanjutkan kerjaannya bersih-bersih.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEVINA
Teen Fiction#Rank 8 Teenfic. "Kedua mataku mungkin tidak mengenalmu, dan sudah melupakanmu namun hatiku jauh lebih mengenalmu dan masih mengingatmu. Semuanya hanya butuh waktu untuk kembali ke semula dan mengungkap semua kebenarannya." ...