1. Prolog

45 11 1
                                    

Mimpi buruk yang terasa begitu nyata, membuatku berusaha 'tuk menganggapnya fatamorgana semata.

Gelap...

Sret... sret

Suara itu, seperti suara gesekan.

"Bau ini-"

"Hahhahahaha..."

Tawa familiar itu membuatku takut. Aku mencoba menggerakkan tubuh, tapi tanganku seperti terikat, terikat oleh sesuatu yang kuat, kaki ku juga demikian.

Aku hanya melihat gelap, sangat gelap.

"Hahahahaha..."
Tawa itu lagi.

"Kenapa?! Ha? Kenapa?! Hahahaha..."
Dia mencengkeram kuat daguku. Aku semakin takut dengan nafas yang tersengal.

"Bau ini?! Aku pengen kau memakai parfum dengan bau ini, Tania!!?" Nadanya semakin tinggi membuat ku semakin tak tenang.

Bau menyengat itu menyeruak ke dalam hidung.

Sesuatu menyentuh leherku, seperti benda tajam.

"Aku tau ini apa,"

Benda itu seakan menyayat,
perih, sayatan semakin dalam,
perih semakin memanas, sakit yang teramat, dan...

"Hah,"
Aku terduduk di ranjang kecilku, dengan cepat aku memegang leherku, aku lega.

"Ternyata hanya mimpi" batinku.

Aku berjalan ke luar kamar menuju dapur, untuk menadapati penghilang dahaga di sana.

Aku menyuguhkan minuman dan gerakanku terhenti saat lampu padam, dan gelap melingkupi.

Aku mencoba memanggil mama.
"Ma!! Ma.."

Tak ada jawaban dari sana, aku mencoba diam sesaat, dan suara jeritan terdengar.
"Tania!!?? Tania!!??"

"Mama,"
Aku mencoba meraba-raba sekelilingku.
"Bau ini-"

Aku mulai berteriak ketakutan
"Ma!!?? Mama!!?? Ayah!!??"

"Tania!!?? Tania!!??"
Aku diam ketakutan dan kemudian tak ada sahutan. Sangat gelap, aku tak bisa melihat apa-apa.

"Ka..kakak!!??"
Tak ada sahutan, aku semakin ketakutan.

"Sakelar, mana sakelar?"

Aku cepat-cepat mencari sakelar. Aku harus mendapati ayah, ibu, dan kakakku. Aku terus mencari dengan meraba-raba sampai langkahku terhenti, aku menginjak sesuatu. Kakiku semakin gemetaran.

Sret... sret

Suara gesekan! Aku mencoba berjalan ke arah suara. Suara gesekan itu semakin terdengar kuat, dan itu membuatku ngilu dengan bulu kuduk yang berdiri.

"AAAAAAAAAAAAA" sebuah tangan mendorong kepalaku dan lolos membenturkannya. Rasanya teramat sakit, dan...

"Hah?!"
"Aku bermimpi lagi, mimpi macam apa ini?"

Kupegang kepalaku, dan tidak ada yang terjadi dengannya. Aku memegang pipiku,

"Aku menangis??"
Aku harus melihat ibu dan ayahku, dengan segera aku melangkah turun dari ranjang. Belum sempat melangkah ke keluar, lampu seketika padam. Aku mulai takut, ini pasti mimpi.

Sebuah cahaya putih membuat mata tertusuk, aku melangkah mendekati cahaya itu. Aku menyentuhnya, tapi ada hal berbeda.

"Air? Aku menyentuh air"
Tapi jelas-jelas itu adalah cahaya. Aku gemetaran, ketakutan. Aku melangkah mundur.

"Ini hanya mimpi" batinku.

"Tiidaaakkk!! Tiiidaaakkk!!" Aku menjerit agar aku bangun dari mimpi buruk ini. Ini hanya mimpi. Aku menutup mata, dan menampar-nampar wajahku. Aku harus bangun.

"Tania!! Tania!!"
Sebuah suara yang agak samar membuatku semakin takut, aku hanya bermimpi.

"Tania, tidak!!?? Tania hentikan!!??"

Suara itu semakin membuatku takut. Aku percaya ini hanya mimpi.

"Tidaakkk!!?? Aku bermimpi, siapapun bangunkan aku!!?" Aku berteriak masih tetap menampar wajah.

"Tania, tidak!? Ini bukan mimpi!!??"
Suara itu..

"Aku sedang bermimpi!?? Bangunkan aku!!?? Aku takut!!!?"

Plak!

Sebuah tangan lolos mengenai pipiku dengan rasa yang teramat sakit.

Aku tersungkur, kepalaku begitu sakit.

Semua terlihat buram... semakin lama semakin gelap... semakin hitam... lebih pekat... dan... hitam pekat melingkupiku...

Hai readers!! Lanjut gak ya??
Clue : mimpi dalam mimpi. Itu sih bisa aja terjadi bagi beberapa orang. Thanks ya yang udah baca part ini. Taburin vote dan jangan lupa komen, biar ceritanya bisa lanjut.

Salam manis

Dianrspita
Penulis pemula 😂

1 Juli 2018

STAY HERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang