Dua Kejadian

16 0 0
                                    

Lo, tuh cowok. Tapi mulutnya lebar bener!

          Bel pulang sekolah berdentang nyaring ke seluruh penjuru sekolah. Semua murid Kartika Jaya sontak menghentikan pelajaran terakhir mereka atas perintah guru dan segera berbenah untuk pulang. Dan secara serentak pula, mereka keluar kelas secara bersamaan, memadati koridor.

          Namun masih ada beberapa murid yang menunggu sejenak di dalam kelas, sampai keadaan koridor tidak terlalu padat. Biasanya orang-orang yang seperti ini adalah orang yang kurang suka keramaian. Salah satunya adalah Angelo dan ketiga sahabatnya. Terdapat pula Nusa yang masih berbincang dengan guru mata pelajaran terakhir, guru Matematika.

          Saat melihat Nusa bertanya seputar pelajaran dengan Bu Yesi, Angelo langsung mengingat perkataan cowok itu beberapa hari lalu. Yang mengatakan bahwa ia ingin mengalahkan Angelo dan mendapat juara 1 di angkatan mereka. Angelo pun tersenyum senang sekarang, melihat seberapa gigih Nusa ingin mendapatkan keinginannya itu.

         "Gila, gila, gila!" Valerie tiba-tiba saja berseru heboh. Matanya membulat menatap ke arah ponselnya, diikuti pula Tanisha yang langsung berjengit dari duduknya. Membuat Angelo yang masih memperhatikan Nusa langsung ikut kaget.

          "Ada apa, sih?" tanyanya begitu melihat ekspresi Tanisha dan Valerie yang tidak biasa.

          "Ngel, sori banget. Kayaknya lo nggak bisa nebeng gue, deh. Bukannya gue nggak mau, tapi gue ada latihan dance mendadak. Ini bener-bener mendadak, Njel karena empat hari lagi turnamen basket. Kalo lo tetep mau nebeng juga nggak apa-apa, tapi mungkin nanti malem pulangnya," Valerie berujar panjang lebar. Ia menatap Angelo dengan penuh penyesalan, yang membuat perubahan wajah Angelo turun drastis.

           "Kalo lo latihan dance, Tanisha...."

           Seolah mengerti kelanjutan ucapan Angelo, Tanisha langsung memeluknya, dan mengangguk di atas bahu Angelo. "Hiks, iya, Nggel. Otomatis gue juga harus latihan karena kita berdua masuk klub inti." Tanisha bisa merasakan bahu sahabatnya langsung melemas.

           "Lalu gue...," Angelo tak sanggup melanjutkan. Pemikiran ia tak akan bisa pulang langsung menyerangnya bertubi-tubi, membuat kepalanya terasa sakit seketika.

           Bukan karena uang tidak bisa menjadi solusi. Masalahnya, uang Tanisha habis untuk mentraktirnya makan siang di kantin, dan uang Valerie sudah digunakan untuk iuran kelas yang menggabungkan nama mereka bertiga. Jadi, uang mereka bertiga sudah habis.

           "Gimana kalo lo pake mobil gue buat pulang aja, Ngel? Entar gampang, gue bisa nebeng Tanisha," Valerie mencoba memberi usulan. Tapi Angelo langsung menyentil dahinya pelan.

           "Lo kira gue bodoh apa? Rumah kalian itu berlawanan arah, dan jauhnya tiga kilo. Gue nggak bisa mikir lagi kalo sewaktu-waktu bensin mobil Tanisha habis sedangkan kalian udah nggak punya uang lagi," Angelo mengomel. Ia sudah kehilangan akal sekarang. Sedangkan kedua sahabatnya malah mengerucutkan bibir, sama-sama tidak punya ide.

           "Biar Angelo pulang sama gue."

           Suara berat seorang laki-laki yang menyebut nama Angelo berhasil membuat si empunya nama menoleh cepat, diikuti dengan kedua sabatnya.

           "Lo yakin?"

            Nusa tertawa renyah mendengar nada tak yakin Angelo. Langkah kakinya kemudian berjalan mendekat, tak ingin berbicara secara jauh-jauhan. "Lo, kan tetangga gue. Kenapa enggak yakin?" Nusa menyuarakan rasa gelinya terhadap Angelo. Gadis itu memiliki otak cerdas tapi akalnya sedikit dangkal, Nusa rasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Selfish BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang