goodbye rain (Akabane karma)

1.8K 175 55
                                    

Rintik rintik air yang berasal dari awan membasahi jalanan tokyo.menciptakan bercak basah yang kemudian memburamkan pemandangan luar yang terlihat dari balik kaca.
hujan itu belum ada tanda tanda berhenti sejak 15 menit yang lalu.

ketika udara dingin dan aroma kafein saling bertemu,suasana didalam cafe terasa lebih nyaman meski tak serupa dirumah.
gadis berparas manis masih setia memandang pemandangan hujan dari balik kaca jendela sambil menempelkan telapak tangannya pada mug berisi cokelat panas.
rasa hangat menjalar keseluruh tangannya. sesekali bibirnya tersenyum mengagumi warna warni payung yang digunakan orang orang diluar sana.

"bolehkan aku duduk disini?"sampai suara serak seorang pemuda membuyarkan observasinya.

gadis itu mengedarkan pandangannya ke penjuru cafe,seluruh kursi sudah dipenuhi oleh pasangan mahasiswa dan beberapa diantaranya anak SMA mengingat ini cafe kecil dilingkungan sekolahan dan diluar sedang hujan,cukup masuk akal bila orang lebih suka mencari kehangatan didalam cafe daripada kehujanan diluar terlebih mereka yang tertipu ramalan cuaca dan kehabisan payung di toko.

dari sekian banyak orang kenapa harus dirinya yang duduk sendirian,ia jadi tak punya alasan untuk menolak pemuda asing didepannya. tak ada pilihan lagi selain mengangguk.

"makasih..uhukk" pemuda itu kembali terbatuk. dilihat dari suaranya sepertinya tenggorokannya tidak dalam kondisi baik.

kau sakit tenggorokan?

kau menulis pada note yang sengaja disediakan pihak cafe pada setiap meja. cukup membantu apabila terjadi hal semacam ini.

pemuda berambut merah itu tersenyum kemudian meraih pulpen dan menarik note baru.

ya begitulah,dan musim hujan ini memperburuk keadaanku.

ia menyodorkannya sambil memasang raut menderita,kau hanya membalas dengan kekehan kecil.

mau kurekomendasikan minuman?
lemon madu di cafe ini cukup bagus untuk tenggorokanmu. pesanlah yang hangat.

kau menyodorkannya lagi,kali ini wajah si pemuda kelihatan senang.

oh ya? bagus aku juga bingung mau memesan apa. terimakasih sarannya.
namaku akabane karma,salam kenal.

sebelum ini,kau tidak pernah berbicara sesantai ini dengan seseorang mungkin karna kalian berbicara lewat secarik kertas sehingga semuanya terasa nyaman.
orang bilang menyuratkan lebih mudah daripada menyuarakan.

ya. salam kenal akabane-san.

tidak,jangan panggil aku begitu.
panggil saja karma,aku lebih suka dipanggil nama depanku.

kau sedikit terkejut,bagaimana mungkin kau memanggil orang yang baru kau temui menggunakan nama depannya. kemudian kau menelisik lagi pemuda berseragam SMA itu,wajahnya memang terlihat santai dan tidak terlihat mempermasalahkan hal semacam formalitas.

baiklah kalau begitu,senang bertemu denganmu karma-kun.
namaku (fullname) aku seorang tunawicara.

kali ini kau menyodorkannya dengan hati hati.

untuk beberapa saat karma tertegun,ia mengira sejak tadi kau sedang mengimbangi keadaannya yang tidak dalam kondisi baik untuk berbincang sehingga kau mengajaknya bicara lewat notes.
ekspresi yang dikeluarkan karma sudah kau antisipasi sejak tadi,ekspresi yang selalu kau lihat ketika seseorang mengetahui fakta bahwa gadis yang terlihat normal sepertimu memiliki kekurangan yang sangat disayangkan.

setelah itu karma tidak membalas catatanmu,namun kalian masih duduk berhadapan sampai secangkir lemon madu yang dipesan karma sudah habis dan bersamaan dengan itu hujanpun reda menegaskan bahwa pertemuan singkat itu akan berakhir.

3-E Gumi Ikemen StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang