Enemy part.5 (last)

2.1K 246 144
                                    

kau bertekad untuk meluruskan kesalah pahaman ini, tak ingin lagi menjadi satu satunya orang bodoh dan egois di masa lalu.

Setelah 3 jam menangis dan merenung kaupun mendapat pencerahan.

Kaki kaki jenjangmu beranjak dari tempat tidur dan mengambil kotak triplek usang yang kau taruh dilemari dengan bantuan kursi tentunya. (name) kan pendek. :v

Menarik nafas kemudian membuka kotak itu.

“masih ada nggak ya”

Kotak itu berisi barang barang yang selamat dari pembersihan massal ibumu,2 tahun yang lalu.

Kalau saja saat itu kau tidak pulang sekolah lebih awal mungkin saat ini barang barang dihadapanmu sudah berakhir di pasar loak.

Meskipun saat ini kau tidak membutuhkan barang barang itu tetap saja suatu saat kau pasti ingin mengenangnya. Old but gold

“yokatta” serumu lega karna telepon benang itu masih ada meskipun sudah usang termakan usia.

Segera kau membuka jendela kamar sambil menetengnya. Sebelum itu kau melirik jam dinding.

“pukul 10 ya,apa dia sudah tidur? Tapi lampunya masih menyala.”
tak kehabisan akal kau pun mengambil 1 set miniatur binatang dari dalam kotak tadi. Salah satu mainan yang juga sering kau mainkan bersama karma saat kecil dulu.

“maafkan aku mainanku” setelah mengucapkannya kau melempar ke jendela karma diseberang sana.

Tuk.

Tuk.

Tuk.

Pada lemparan keempat barulah ada sinyal,tirai terbuka menampakkan karma dengan piyama tidurnya.

“tampan” celetukmu tanpa sadar.

Buru buru kau melambaikan tanganmu memberi isyarat pada karma untuk membuka jendelanya,meski kelihatan bingung pria berambut merah itu tetap menurutimu.

Begitu jendela terbuka kau melempar salah satu kaleng dan dengan sigap ditangkap oleh karma.

Sekali lagi kau memberi isyarat pada karma untuk mendekatkan ke telinganya. Ia menurutinya tanpa protes.

Setelah itu keberanianmu lah yang bekerja.

“m-maaf” karma mengernyit,giliran dia yang mendekatkan kaleng ke bibir.

“kau bilang apa?”

Siall..kalau begini akan susah.

“kubilang maaf” kali ini kau menaikkan volume suaramu.

Karma mendengarnya namun masih ingin mempermainkanmu.

“kau ini bicara apa sih?kalau tidak penting kututup”
Kau mulai gelagapan.

“j-jangan” karma mulai menyeringai dan tidak disadari olehmu. Sepertinya ia begitu menikmati tingkahmu.

“aku minta maaf karma-kun”

“untuk apa?”

“semuanya”

“cih. Kututup” karma hendak melempar kaleng itu kembali namun buru buru kau cegah.

“jangan! Kumohon. Maafkan aku untuk 5 tahun yang lalu. Maaf untuk 5 jam yang lalu. Dan sebelum sebelumnya”

“maaf aku tak menyadari perasaanmu sejak awal”

“maaf karna aku bodoh”

“dan aku menyukaimu” kalimat terakhir kau lantunkan sangat pelan bahkan kau berharap karma tidak mendengarnya tapi salah,karma mendengarmu dengan seksama bahkan ia sedikit terpukau, Saat kau menatap karma lagi ia sudah menopang dagunya pada telapak tangannya.

3-E Gumi Ikemen StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang