Recommended Song :
Big Bang- If You
______________________________
Ini memang sudah tengah malam,tetapi Yoongi masih belum bisa memejamkan mata dan pergi ke alam mimpinya.Hal itu membuatnya memilih untuk berjalan-jalan saja.
Ketika ia melewati lorong hotel,ia mendapati pintu kamar yang ditempati Seolbin tidak tertutup rapat.Pria itu pun dengan perlahan membuka pintu —berniat memberitahu wanita itu agar segera mengunci pintu kamar dengan baik.
" Seolbin,pintunya ti- "
Perkataan Yoongi terhenti ketika pria itu melihat Seolbin yang tengah duduk di tempat tidurnya sambil terisak.Yoongi memejamkan matanya sejenak,tidak tahu harus berbuat apa.
Namun,detik berikutnya ia pun melangkah dan menghampiri wanita itu.
" Ada masalah yang menghampirimu ? "
Seolbin pun mendongkak dan segera menghapus air matanya.Ia pun segera memalingkan wajahnya dari Yoongi.
" Mengapa kau ada di sini ? "
" Apa Jimin yang membuatmu menangis ? " tanya Yoongi tanpa menghiraukan pertanyaan Seolbin sebelumnya.Pria itu pun segera duduk di samping Seolbin.
Yoongi menunggu jawaban Seolbin,tetapi wanita itu tetap membungkam mulutnya sambil menunduk.Melihat keadaan Seolbin,entah mengapa ada perasaan kasihan sekaligus kesal yang menghampiri Yoongi.
Dengan hati-hati,pria itu pun kembali berkata," Ceritakan saja semuanya padaku.Bukankah kita sedang berselingkuh ? Dengan begitu,otomatis kau adalah kekasihku "
Perkataan Yoongi membuat Seolbin terkekeh,dan pada saat bersamaan hal tersebut mampu membuat Yoongi merasa lega.
" Jadi,apa yang membuatmu menangis ? "
Seolbin kembali mengabaikan pertanyaan Yoongi.Namun,kini ia menoleh dan menatap Yoongi dengan serius.
" Sebaiknya kita akhiri saja permainan ini,Yoongi.Percuma saja kita selingkuh,itu tidak akan mengubah apapun.Perselingkuhan tidak akan membuat pasangan kita sadar akan perasaan perih yang kita rasakan.Lagipula,hubunganku dengan Jimim sudah berakhir.Semuanya sudah selesai "
Ia memang sudah mengira bahwa Jiminlah yang menyebabkan Seolbin menangis,tetapi ia tidak menyangka jika akhir dari hubungan keduanyalah yang membuat Seolbin menangis.
Yoongi akui dirinya memang merasa kaget dengan perkataan Seolbin,tetapi ia mencoba untuk bersikap tenang di hadapan wanita itu.
" Perkataanmu barusan sungguh terasa benar sehingga aku tidak bisa mengelaknya.Jadi,kau memilih untuk menyerah ? "
Seolbin mengangkat bahunya.
"Aku sendiri juga tidak tahu"
***
Yoongi membawa Seolbin keluar dan berjalan-jalan,menghirup udara segar.Namun,ternyata hal itu tidak mempan untuk menghilangkan rasa sedih Seolbin.Mereka pun pada akhirnya memilih untuk duduk di pinggir danau buatan dan menatap pemandangan malam dengan pikiran masing-masing —saling diam satu sama lain tanpa pembicaraan apapun.
Setelah lama terdiam tanpa perbincangan, Yoongi memilih untuk memerhatikan keadaan Seolbin.Wanita itu tampak tidak berekspresi,hanya menatap kosong ke arah danau.
Tidak ada air mata setetes pun yang kini terjatuh dan membasahi kedua pipinya,membuat Yoongi sedikit khawatir.Ia ingat perkataan ibunya,seseorang yang terdiam dan sudah tidak sanggup menangis lagi biasanya menyimpan rasa sakit yang luar biasa.
" Jika kau ingin menangis,maka menangislah.Jika kau marah,keluarkanlah amarahmu.Tidak apa-apa,bi-ya,hanya ada aku di sini.Aku tidak akan membencimu,bahkan jika kau menangis hebat sambil mengumpat sekalipun.Aku lebih takut jika kau diam layaknya sebuah patung seperti saat ini"
Menanggapi ucapan Yoongi,Seolbin pun tersenyum samar.Ia masih terdiam beberapa menit,sampai akhirnya menghela napas seraya melontarkan sebuah pertanyaan.
" Yoongi,apa kau tahu mengapa akhir bahagia dari sebuah kisah,akan terkesan lebih berharga ? "
Yoongi menoleh dan menatap Seolbin dengan heran.Pria itu menjawab dengan gelengan walaupun ia tahu bahwa Seolbin tak akan melihatnya.
" Mengapa memangnya ? " Seolbin menoleh dan tersenyum pada Yoongi.
" Karena untuk mencapai akhir yang bahagia,salah satu tokoh harus siap terluka "
Seolbin kembali memalingkan wajahnya dari Yoongi dan menatap pemandangan malam danau buatan.Yoongi tidak menangkap maksud dari perkataan Seolbin,maka dari itu ia memilih diam dan menunggu perkataan Seolbin berikutnya.
" Aku menyerah,aku memilih untuk keluar dari kebahagiaan semu dan menerima realita yang menyakitkan.Hal ini tidak akan berakhir jika salah satu kita tidak mundur,Yoongi.Dan aku memilih untuk tidak menjadi bagian dari tokoh yang memiliki akhir bahagia itu "
Yoongi tersenyum sinis,
" Dan membiarkan Jimin hidup bahagia dengan Jina ? Lalu,apa aku juga harus berkorban agar mereka bisa bahagia ? "
" Itu adalah pilihan.Semuanya tergantung dirimu,apakah kau akan bertahan atau menyerah, sepertiku "
" Hatimu terlalu lembut,Ahn Seolbin.Tidak heran jika Jimin sangat betah untuk melukai perasaanmu "
Seolbin menoleh dan memandang Yoongi heran.Wanita itu hendak berucap tetapi perkataan Yoongi mencegahnya.
" Aku mengerti perasaanmu dan aku mengerti jika kau memang sudah lelah akan hubungan mereka.Sebelumnya,sebagai suami Jina aku minta maaf karena tidak bisa mencegahnya agar tidak menyukai kekasihmu.Aku juga sangat mengerti perasaan dan posisimu sekarang,tapi aku sangat benci kenyataan bahwa kau ingin menyerah dan membiarkanmu menjadi salah satu orang yang terluka karena kebahagiaan mereka.Kau sudah cukup banyak tersakiti,begitu pula aku.Maka,apa pantas kita membiarkan mereka bahagia begitu saja,huh ? Pikirkanlah dengan akal sehatmu,Ahn Seolbin ! "
Mendengar nada bicara Yoongi meninggi,Seolbin pun membalasnya dengan bentakan.
" Aku sudah berpikir tentang hal ini beberapa kali ! Apa kau pikir mengambil keputusan seperti ini sangat mudah bagiku,Min Yoongi ? Tidak,aku mempertimbangkan banyak hal.Semua masalah ini terlalu sulit untuk aku tangani sehingga aku sangat lelah untuk terlibat di dalamnya.Aku memilih untuk menyerah karena jika aku terus menjalani hubungan seperti ini dengan Jimin,sebuah akhir tidak akan pernah terlihat "
Yoongi menghela napas dan segera memalingkan pandangannya ketika Seolbin mulai terisak.Pria itu berkata lirih,
" Aku mencintai Jina,Ahn Seolbin.Mohon maaf sebelumnya,tapi aku sangat mencintai Jina sehingga aku tidak ingin dia bahagia bersama Jimin.Aku tidak sama sepertimu.Melepaskan Jina dan membiarkannya bahagia dengan orang lain,sangatlah sulit bagiku "
" Sebenarnya,aku juga takut jika harus kehilangan Jimin " tutur Seolbin.
Ia tersenyum miris kemudian menghapus air mata yang menetes lagi di kedua pipinya seraya berkata.
" Aku sudah berpikir untuk melepaskan Jimin tetapi sesuatu menahanku untuk melakukannya.Sungguh suatu keputusan yang amat berat jika hubunganku dengan Jimin berakhir.Namun,ketika ia menghubungiku dan memilih untuk mengakhiri hubungan kami,semuanya terasa lebih berat.Saat itu aku yakin,dia sudah tidak mencintaiku lagi.Lalu, aku berpikir tidak ada gunanya berjuang demi seseorang yang sudah tidak mencintaiku lagi,sehingga rasa takut akan kehilangan Jimin pun hilang dan aku memilih untuk menyerah.Aku tidak bisa hidup seperti ini terus-menerus,Yoongi.Aku juga ingin bahagia..." Yoongi menoleh dan menatap Seolbin yang terisak.
" Maafkan aku,aku tidak seharusnya marah akan keputusanmu " Pria itu pun kembali menunduk,tersenyum tipis kemudian melanjutkan.
" Lakukanlah,jika itu memang maumu.Namun,aku tidak akan melepaskan Jina begitu saja,karena aku masih mencintainya "
TBC
Lepas tidak ya ??
Kasihan seolbin nya ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth About Love [TAMAT]
FanfictionKepingan hatinya sudah jatuh tak bersisa, pedihnya luka kini tak dapat dirasa lagi. Seolbin hanya mengenggam 0,0001% harapan yang diberikan oleh Park Jimin agar bisa tetap bertahan di tengah ombak yang mulai sedikit demi sedikit menenggelamkannya. A...