Part 23

1.1K 125 10
                                    

Recommended Song :

BTS- Spring Day instrument

(Author buatnya sambil dengerin ini, enak banget )

______________________________

"Jika memang ada mesin waktu, aku berharap waktu bisa diputar ulang pada saat kita pertama kali bertemu"

______________________________


"Aku bisa jelaskan padamu, Jim. Ini tidak seperti yang kau pikirkan" Seolbin berusaha menahan Jimin di depan pintu lift. Namun Jimin sama sekali tidak membiarkan Seolbin menghalangi jalannya dengan mendorong wanita itu hingga terjatuh.

"Lalu kau sebut apa yang kalian lakukan tadi? Bersenang-senang dengan pria lain dibelakangku, kau hebat Seolbin !!" Jimin menekan pundak Seolbin dengan kuat, tidak peduli jika wanita itu tengah kesakitan.

"Biarkan aku menjelaskan semua, aku tidak pernah melakukan hal-hal seperti itu" Seolbin sangat ketakutan dengan sikap mengerikan Jimin, dia takut jika Jimin salahpaham akan dirinya.

"Tolong, biarkan aku pergi" Seolbin melepaskan tangannya dengan perlahan dan membiarkan Jimin pergi. Tatapan mereka terkunci hingga pintu lift menghalanginya, membawa Jimin menjauh dari pandangan Seolbin.

Seolbin mencoba untuk tidak meneteskan air matanya, namun sekuat apapun dia menahannya air mata itu tetap mengalir. Seperti luka hatinya yang kian hari semakin sakit.

***

Jeon Mia putri dari Jeon Ilsuk pemilik pertambangan terbesar di Korea sedang menatap datar pemandangan kota Seoul dimalam hari. Cantik namun berbahaya.

Mia yang meminta pada ayahnya untuk mengumumkan perjodohannya dengan Jimin. Dia harus segera melakukannya sebelum Jeon Jungkook kembali dari Jeju.

Mia hanya ingin membuat Jungkook menderita setelah apa yang pria itu lakukan padanya. Mungkin berita tentang perjodohannya sudah sampai ke telinga pria itu. Dan memutuskan untuk kembali ke Seoul lalu menyuruhnya untuk membatalkan perjodohan tersebut.

Tidak akan mungkin. Mia tidak akan lagi mendengar segala bentuk perkataan Jungkook. Baginya, Jungkook hanya orang lain. Setelah membuatnya harus berjuang keluar dari lembah kesakitan, saatnya Mia membalikkan keadaannya.

Mia juga tidak akan pernah melupakan seseorang. Seseorang yang juga ikut andil dalam membuatnya menderita. Seseorang yang dulunya bersumpah hidup bersamanya selamanya. Seorang pelindung dan ancaman baginya. Min Yoongi.

"Kita lihat siapa yang akan menderita pada akhirnya. Jung Mia yang kalian kenal sudah mati menjadi abu, yang ada hanya Jeon Mia si putri bungsu dari keluarga Jeon" tatapan yang penuh ambisi dan dendam kini terpancar dari mata coklatnya, seolah dia mampu memecahkan kaca transparant itu dengan sekali tatap.

***

Jina menatap datar foto pernikahannya dengan Yoongi. Belum genap setengah tahun mereka menikah harus dihadapkan dengan kenyataan pahit. Pernikahan mereka sudah tidak dapat diselamatkan, sedangkan kepercayaan satu sama lain pun sudah mulai memudar.

Tidak ada harapan lagi untuk tetap memaksakan kehendak masing-masing, atau mereka akan hidup dalam bayang-bayang orang lain. Jina sudah merasakan sendiri bahwa cintanya pada suaminya tidak seperti dulu. Sedangkan Jina juga juga percaya bahwa Yoongi memiliki orang lain dalam hatinya.

Dan disini mereka harus berakhir, di depan sebuah kertas berisikan tuntutan perceraian dari pengadilan. Sebenarnya dia ragu melakukan ini, namun mengingat hubungan mereka yang semakin tidak tahu arahnya membuatnya harus mengambil keputusan berat ini.

Dengan cepat Jina menandatangi kertas tersebut sebelum berubah pikiran, atau dia akan selamanya terjebak dalam kepalsuan. Selesainya, dia menatap tangan tangannya yang tertulis rapi disana dan melirik bagian kosong disampingnya. Itu milik Min Yoongi.

Tinggal menunggu tanda tangan milik Min Yoongi dan Jina akan segera mengirimnya ke pengadilan untuk segera diproses. Menunggu waktu yang tidak sebentar sebelum mereka benar-benar berpisah, Jina hanya ingin menikmati sisa-sisa kebersamaannya bersama suaminya sebelum semua menghilang.

Namun sepertinya itu tidak mungkin, mengingat Yoongi akan membencinya setelah ini. Bagaimana tidak jika istrinya rela berpisah darinya hanya demi bisa bersama kakak tirinya. Sungguh menyedihkan.

"Biarkan aku bersikap egois untuk terakhir kalinya. Mungkin dulu aku memang sangat mencintaimu namun kini hatiku telah berpaling. Sudah saatnya aku melepaskanmu, Min Yoongi" ucap lirih Jina sambil mengingat-ingat dimasa mereka  pertama kali bertemu.

Dimana dia hanya ingin terus bersama Yoongi hingga masa tua, dimana impian dan harapan mereka rajut bersama. Tanpa memikirkan segala resiko yang mereka tanggung karena menikah di usia muda, dimana kebanyakan orang bilang masih belum bisa mengontrol ego terhadap pasangannya masing-masing.

Dan hari ini Jina belajar, bahwa tidak semua yang dimilikinya harus tetap berada ditangannya. Ada saatnya dia harus melepaskan tangannya dan ada waktunya dia harus mengenggam erat tangannya.

Setelah bercerai dengan Yoongi nanti, mungkin dia harus kembali ke tempatnya berasal. Panti asuhan di gwangju. Setidaknya dia masih punya rumah yang sebenarnya, bukan keluarga Park atau pun keluarga Min. Rumahnya sendiri dimana dia ditemukan oleh ibu panti sedang menangis sendirian di depan pintu dengan kondisi memprihatinkan.

Tidak ada masa bahagia yang harus dikenang, kenyataannya kebahagiaan yang sebenarnya adalah saat bersama Yoongi. Itu pun hanya sementara. Dia tidak tahu siapa orang tuanya dan Jina juga tidak ingin tahu kenapa dia ditinggalkan begitu saja disana.

Yang dia tahu bahwa mungkin orang tuanya tidak mengingkannya atau dia lahir hasil hubungan gelap orang tuanya. Mengingat akan hal itu membuatnya sedih, bahkan dulu dia tidak bisa tidur berhari-hari karena takut akan tempat asing.

Mungkin nantinya akan sulit berpisah dengan orang tua asuhnya yang sudah dia anggap orang tuanya sendiri. Keluarga yang memberinya kasih sayang tanpa henti, membuatnya sedih bagaimana cara membalas semua itu.

Atau nantinya mereka akan kecewa dengan keputusan yang dia ambil, dan melukai hati mereka. Suatu ketakutan terbesar yang harus dia tanggung jika hal itu benar-benar terjadi.

"Maafkan aku eomma, appa. Aku memang anak yang tidak tahu balas budi, aku sudah melukai hati kalian dan mengecewakan kalian, maafkan aku" Jina tidak kuasa menahan air matanya keluar. Semua ini memang kesalahannya. Andaikan dia bisa sedikit bersabar mendengarkan penjelasan suaminya, maka tidak akan seperti ini.

"Hiksss...ma-maafkan aku...maaf...hikss...Yoongi"





TBC


Don't cry yeorobun 😭😭

Truth About Love [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang