_The Feelings_
Sudah waktunya pulang. Juyeon kini merasa sangat lega karena ia dapat menyelesaikan pekerjaannya bahkan lebih cepat dari waktu yang diberikan sang atasan. Juyeon bahkan tertawa dalam hati mengingat ekspresi atasannya yang hanya melongo ketika Juyeon bilang ia sudah mengirim e-mail saat makan siang.
Setelah turun dari bus, Juyeon masih harus berjalan beberapa meter lagi untuk sampai di apartemennya. Tapi Juyeon merasa kesal saat ia sadari malaikat itu masih mengikutinya di belakang sejak tadi siang.
"Heh, malaikat jelek."
"Siap, pak?!" Jawab Eric dengan memberi hormat selayaknya tentara.
"Kenapa kau masih mengikutiku kemana-mana?!"
Juyeon berbalik, dan menemukan Eric tepat di belakangnya. Ia tahu itu. Tapi ia tidak tahu bahwa Eric berjalan sangat dekat dengan punggungnya. Alhasil, keduanya terkejut ketika wajah mereka berjarak sangat dekat.
Eric tersenyum polos, kemudian mundur selangkah, membuat jarak antara mereka. "Te- tentu saja. Aku kan guardian angel-mu. Jadi aku harus selalu bersamamu."
"Ha- haruskah?"
"Tentu saja! Kakak tidak ingat siapa yang membantu kakak menyelesaikan tugas lebih cepat?!" Eric memasang wajah kesal.
"Ck. Sesukamulah."
_The Feelings_
Sampai di apartemen Juyeon, Juyeon langsung masuk ke kamarnya untuk ganti baju, sedangkan Eric masih berdiri di depan pintu, melihat sekeliling. Memang apartemen Juyeon tidak terlalu besar, tapi Eric cukup terkesima melihat barang-barang seperti TV, Kulkas, atau barang-barang lain yang tidak ada di dunianya.
"Hei. Kau Kenapa?" Tanya Juyeon, yang sudah keluar dari kamar dan kini berpakaian santai. Hanya kaus dan celana training.
"Ah? Ti- tidak. Hanya saja banyak barang yang aku tidak pernah lihat sebelumnya." Ucapnya sambil berjalan masuk. Matanya masih memperhatikan beberapa barang. Dan kini ia berada di depan TV.
Juyeon hanya tertawa pelan. "Benarkah? Hm, aku jadi penasaran seperti apa duniamu."
Eric dengan cepat menoleh. "Heh! Kau itu manusia! Tidak boleh bicara seperti itu!" Omel Eric.
"Ya, ya. Aku tahu..." Kata Juyeon sembari duduk di sofa, berhadapan dengan TV dan sosok Eric. Sedangkan Eric kini menatap benda yang ada di depannya.
"Kak. Lempengan hitam ini apa?"
"Bukan lempengan hitam. Itu televisi."
Eric menoleh menatap Juyeon. "Tele- apa?"
"Televisi. Kau bisa menyaksikan hiburan, berita, pendidikan, atau apa pun. Tapi kau harus tahu jadwal tayang acara yang ingin kau tonton." Jelas Juyeon. Dalam hati ia merasa aneh. Baru kali ini ia menjelaskan fungsi TV pada seseorang.
"Berita? Dan pendidikan? Dari benda hitam ini?!" Eric kembali menatap benda hitam itu, kali ini lebih dekat.
"Tidak benar-benar hitam." Juyeon tertawa pelan, kemudian mengambil remote yang ada di sampingnya. "Kau harus menyalakannya terlebih dahulu." Kemudian ia memencet tombol 'ON'.
"WHOAAA!" Eric menjerit sambil melompat ke sofa, dan menyembunyikan wajahnya di pundak lebar Juyeon.
"Heh! Kau Kenapa?!"
"Be- benda itu jadi begitu dengan sendirinya... Aku bersumpah aku tidak melakukan apa pun! Aku bahkan tidak menyentuh sedikit pun! Itu bukan salahku!" Eric mengoceh dengan nada ketakutan, masih di pundak Juyeon.
![](https://img.wattpad.com/cover/152673851-288-k652766.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[JUYEON X ERIC] Wishes
FanficEric adalah Guardian Angel milik Juyeon. Semenjak bertemu, Eric selalu mengabulkan permintaan Juyeon. Tapi ketika lima belas permintaan sudah terkabul, Eric harus kembali ke dunianya. Genre: Angel!au, romance, drama Rate: T Lenght: 5 Chapters Anothe...