eyes ; daniel + joy ft. seongwoo

1.4K 249 17
                                    

She had beautiful eyesThe kind you could get lost inAnd I guess I did

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

She had beautiful eyes
The kind you could get lost in
And I guess I did









Daniel meneliti dengan seksama wallpaper ponselnya. Fokusnya terletak pada sepasang mata milik kekasihnya, yang tidak mengarah kepada kamera karena tengah asyik menertawakan sesuatu.

Berkali-kali ia mengamati, berkali-kali pula memberikan kesimpulan yang serupa. Iris cokelat tua mendekati hitam. Hanya itu. Mata Sooyoung tidak sewarna biru laut, biru langit, apalagi hijau zamrud.

Daniel kehabisan kata-kata untuk memberikan pujian romantis tentang mata pacarnya.

Cokelat? Hangat, lembut semanis coklat? Mata cokelatmu seperti... batang kayu? Bulu beruang? Lumpur becek?

Tidak. Sama sekali tidak romantis.

"Katakan saja kulitnya bercahaya seperti rembulan," celetuk Seongwoo tak acuh. Kentara sekali hanya asal bicara karena seluruh tubuhnya tengah berkonsentrasi membantai musuh-musuh imajiner di layar komputer.

Entah bagaimana, manusia bermarga Ong yang tidak pernah kehabisan energi kapan pun dan di mana pun ini selalu terlihat malas bila membicarakan Sooyoung. Daniel curiga diam-diam Seongwoo cemburu karena dirinya lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadisnya alih-alih bermain games seperti dulu dengan yang lain.

"Pacarku bukan vampir," gerutu Daniel sebal, yang langsung ditanggapi Seongwoo dengan membuat gerakan pura-pura muntah. Kebiasaannya setiap kali Daniel menyebut kata pacar. Sungguh, deh, akhir-akhir ini Seongwoo sensitif sekali, tiga kali lipat lebih menyebalkan daripada biasanya.

"Apa sesuatu yang berwarna cokelat, romantis, disukai perempuan?" gumam Daniel kembali bertanya-tanya. Ia sudah mencoba mencari bantuan di internet, namun hasilnya nihil.

"Kenapa kau repot-repot ingin memuji matanya, sih?" Seongwoo justru bertanya balik.

Betul juga. Kenapa, ya?

Daniel mengangkat bahu. "Tidak tahu. Hanya ingin saja. Kupikir Sooyoung akan menyukainya, pipinya pasti akan bersemu merah menggemaskan dan sejenisnya. Kau tahulah bagaimana otak perempuan bekerja."

"Tidak, aku tidak tahu," tukas Seongwoo pedas.

Dan sebagai balasannya, Daniel terkekeh. "Dasar perjaka tua. Makanya, kau tidak mau kukenalkan pada temannya Sooyoung? Wendy? Kalian pernah tampil di acara yang sama kan?"

"Wendy? Kau gila, ya? Kau mau Minhyun membunuhku di tempat?!"

Daniel hendak melontarkan balasan ketika pintu kamarnya terbuka, menampilkan sesosok gadis cantik yang sejak tadi telah mendiami pikirannya selama beberapa jam terakhir.

Park Sooyoung.

Sebelum Daniel sempat melontarkan kata sapaan penuh sayang, Seongwoo sudah terlanjur bangkit dan berjalan ke arah Sooyoung.

Berhenti tepat di hadapan sang gadis, menatapnya lurus-lurus seraya berujar pelan.

"Matamu."

"Mataku?" ulang Sooyoung kebingungan.

"Matamu tidak perlu berwarna biru untuk mengingatkanku akan samudra, Park Sooyoung."

Usai berkata demikian, Seongwoo keluar kamar begitu saja, meninggalkan baik Sooyoung dan Daniel sama-sama ternganga heran.

Sedetik berikutnya, Daniel tersadar dan langsung berseru kencang, "Yak keparat, itu pacarku yang sedang kau gombali!!"


–fin    

"Your eyes aren't even blue but yet, they still remind me of the ocean"

moment(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang