definisi teman ; jungkook + joy

4.3K 431 47
                                    


"We're not, no we're not friends, nor have we ever been

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"We're not, no we're not friends, nor have we ever been.
We just try to keep those secrets in a lie,"

+






"Lucu sekali definisimu akan teman."

Kalimat itu terucap begitu saja, tidak dapat ditarik. Jungkook, dengan kedua lengannya melingkari tubuh Joy, mengeluarkan suara tercekat begitu mendengarnya.

Suara gadis itu teredam di balik sweater hitam Jungkook, namun tak mencegah pendengaran sensitif Jungkook untuk menangkap kalimat itu.

Joy mulai memainkan pola di sweater Jungkook, berpura-pura segalanya baik-baik saja.

(Sebab tidur di dalam pelukan temanmu, di atas ranjang, adalah hal yang biasa, kan?)

"Kamu tahu kita tidak bisa lebih dari ini," Jungkook mengecup pucuk kepala gadis itu, berbisik lirih seraya mengeratkan pelukannya. Tangan kirinya melingkar di pinggang Joy, seakan tubuh mereka adalah potongan puzzle yang cocok satu sama lain.

(Bibirnya telah banyak mencium bibir wanita lain, tapi Joy bukan sembarang wanita.)

Memejamkan mata, Joy merasakan detak jantung Jungkook seirama dengan miliknya. Berdegup dengan ritme teratur, tidak cepat maupun lambat. Tempo degupan yang sama dengan yang ia dengar selama tiga tahun terakhir.

Selalu.

(Mereka diperkenalkan oleh Yeri lima tahun yang lalu, dan berteman dekat dua tahun kemudian.)

Rupanya ia mengenali aura kegelisahan Joy, karena berikutnya tangan kanan Jungkook menari pada helaian rambut sang gadis. Mengelus dengan kelembutan yang memabukkan. Sesekali memainkan ujung rambut itu dengan jarinya. Panjang, hitam, lembut, dengan aroma apel. Joy selalu memastikan rambutnya terawat, tahu betul bahwa Jungkook menyukainya.

Meski lebih tepat bila dikatakan Jeon Jungkook menyukai segala sesuatu tentang Park Joy.

(Menggantungkan pertanyaan tak terjawab akan permainan kau-menyukaiku-atau-tidak-menyukaiku.)

"Kita ini apa?"

(Bukankah sepasang teman tidak akan saling menyetubuhi?)

"Aku tidak tahu."

(Jangan memberi nama dalam hubungan kita, biarkan kita apa adanya.)

Joy tertawa kering. Tidak ada rasa humor sama sekali. Matanya menjelajah kegelapan. Selalu saja seperti ini. Bertemu dengan Jungkook artinya berteman dalam keremangan malam.

(Lantas di pagi hari kembali memainkan sandiwara pertemanan mereka.)

Jungkook menarik wajah Joy, mengecup bibir gadisnya lembut. Dengan senang hati Joy menyambut, dan selama beberapa saat hanya keheningan dan desahan yang mengisi ruangan.

(Jangan berisik, jangan sampai terdengar, terlalu banyak kata jangan dalam pertemanan kita, bukan begitu?)

"Apa aku tidak cukup?"

(Kenapa kamu memilih dia?)

"Kamu tahu jawabanku, Joy."

(Aku menyukaimu, aku menyayangimu, aku mencintaimu.)

Ada bayangan dalam hubungan mereka. Sosok gelap yang memastikan mereka, Jeon Jungkook dan Park Joy, cuman teman.

Hanya teman.

"Aku harus pergi," Jungkook berujar, tanpa sekalipun melepaskan pelukannya.

(Aku tidak mau pergi.)

"Aku tahu."

(Jangan pergi.)

Mereka bertukar pandang. Menatap iris mata masing-masing. Berkomunikasi tanpa kata. Berbagi emosi dan perasaan. Mencerminkan ketakutan terdalam masing-masing. Semesta seolah hening, turut mengamini harapan yang tumbuh seiring detik berlalu.





  
 

 
 





 







 







 


Berpura-pura tak acuh akan layar ponsel Jungkook yang menyala.

 Yeriis calling

-fin

moment(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang