Pasya Coman Yardan

26 2 8
                                    

Pernah kalian benci suatu hal tanpa alasan? Aku pernah ... Aku membenci Abu - Abu dan namaku sendiri -Aleeya- jangan tanya mengapa karena jawabanyapun aku gak pernah tahu.

Aku suka hal yang Sexy karnanya aku menyukai warna merah dan 'Dia'. 'Dia' pria yang sedang meneguk segelas anggur merah yang telah difermentasi.

Aku berdiri jauh dari dia yang tengah duduk di sofa sudut ruangan ini. Tapi nyatanya gelapnya ruangan ini gak bisa menutupi aura sexy yang keluar dari dirinya.

Tepukan ringan di pundaku tidak dapat mengalihkan pandanganku pada 'dia'. Ajakan menari dibisakan ditelingaku dengan menggoda. Tapi sunggu ajakanya tak menarik untuku ku tolak dia dengan gelengan kepala.

"jangan mengharapkanya dia tak tersentuh"

Katanya lalu meninggalkanku. Oh ternyata pria inu mengenal 'Dia' yang kuperhatikan dari tadi. Tentu saja aku tidak ingin menyia nyiakan kesempatan untuk mengenal 'dia' lebih jauh. Ku tarik tangan pria yang- Oh dia memiliki warna rambut yang indah. lucunya rambut dia seakan ketumpahan es krim warna-warni.

"lo kenal dia?"

Tanyaku tanpa basa basi. Pria ini tersenyum padaku lalu melepaskan genggaman tanganku pada lenganya. Menjengkelkan dia tersenyum dengan meremehkan.

"tentu dia kakakku"

Sekalilagi dia tersenyum dengan menyebalkan! Sial!!!

"Oh"

Ucapku lalu meninggalkanya. Biarpun 'Dia' begitu Sexy tapi jika aku harus berurusan dengan pria bersenyum menyebalkan ini lebih baik aku tak mengenal 'dia' barang sedikit saja.

-Pasya coman yardan-

Setelah kejadian malam itu aku menyadari sesuatu bahwa 'dia' adalah ketua himpunan jurusan seni Musik dikampusku. Darimana aku tahu? Tentu saja dari banner besar stand pengenalan program kerja organisasi mahasiswa dihadapanku ini.

Apakah itu masuk akal? Seorang mahasiswa yang menjabat sebagai ketua himpunan bisa bermain di club malam? Bukan ini bukan tentang citra seorang ketua atau apapun. Tapi ini soal waktu. Aku paham betul bagaimana sibuknya mengikuti organisasi terlebih sebagai seorang ketua. Belum lagi yang kudengar dari grombolan cewek disampingku bahwa dia ini seorang ketua pelaksana dari pentas seni fakultas. Yang tentu saja dari info ini aku tahu dua hal. Dia bernama Pasya dan dia seorang aktifis kampus yang gak bisa diragukan keterampilannya berorganisasi.

"hei"

Lagi lagi pemilik senyum menyebalkan kemarin menepuk pundakku dengan akrabnya seakan kami ini kawan lama yang setiap hari berjumpa.

"sudah tahu kakakku?"

Katanya dengan nada mengejek. Ingatkan aku untuk tidak pernah sudi memasukan dia dalam kehidupanku yang indah ini.

Aku tinggalkan dia begitu saja dengan wajah yang sekuat tenaga aku pertahankan untuk terus tanpa ekspresi.

Dan tujuanku sekarang adalah fakultasku sendiri. Aku putuskan untuk menunggu kelasku dikantin. Aku rasa menunggu ditemani segelas jus alpukat tidak terlalu buruk.

"KAK LEYA"

belum aku keluar dari lingkup fakultas seni ini sudah ada yang memberhentikan pangkahku. Aku tahu suara ini. Suara dari Queena Nabila yang sering aku panggil Nala. Tunggu dulu, saat Nala berjalan menghampiriku aku sadar sesuatu DIA BERSAMA PRIA PEMILIK SENYUM MENJENGKELKAN! KU ULANGI LAGI MEREKA BERSAMA MENGHAMPIRIKU.

Our Crush?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang