mulai

1.2K 80 0
                                    


.
.
.

Anjir!

Diandra mengumpat dalam hati. Ingin rasanya ia berdiri sambil menggebrak meja, melayangkan protes pada gurunya tentang pembagian kelompok. Namun untuk apa? pasti dirinya hanya akan diomeli.

Kalau dalam satu kelompok minimal empat orang, mungkin Diandra masih oke-oke aja, lah ini?! Satu kelompok isinya cuma dua anggota, kayaknya lebih ke partner. Oke, terserah.

Yang terpenting adalah, DIANDRA GAK MAU PARTNER-NYA DIA!!

Gak masalah cuma dua orang tapi jangan dia, please, please jangan dia!!

Diandra menatap gurunya yang masih sibuk mengumumkan nama-nama pasangan kelompok lain. Lalu matanya melirik ke arah laki-laki yang menjadi partner-nya.

Ternyata, laki-laki itu balik menatapnya dengan tatapan polos.

Anjir! Gue gak mau!!

"Di," Sohye, teman dekatnya memanggil Diandra.

Diandra memutuskan kontak matanya, beralih pada Sohye. "Kenapa gak lo aja yang sama dia."

Sohye diam sejenak. Sadar akan hal itu, Diandra menghela napas. "Sorry, gue lagi kesel."

Sohye ngangguk. "Sama dia nilai lo aman. Ambil sisi baiknya." Sohye ngusap-ngusap bahunya Diandra.

Ya, ya, Diandra tau.

Sangat tau.























Kalau seorang Lee Jeno memang siswa terpintar yang diincar nyaris seluruh siswi--






























--dan Diandra muak, sangat muak malahan, dengan hal itu.

***

Assume • Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang