satu

734 60 1
                                    


.
.
.

Keadaan kantin yang ramai membuat Diandra mau tak mau bergerak cepat dan lincah agar bisa menyalip di antara kerumunan.

"Bang," panggil Diandra sambil tersenyum dan mengangkat kedua alisnya.

Abang penjual yang tadinya sibuk melayani, menoleh dan seketika mengangguk sambil tersenyum.

Tak perlu lama, dua gelas es segera diberikan pada Diandra. Saking hapalnya, Diandra tak perlu repot-repot menyebutkan pesanannya.

"Kembaliannya ambil aja, Bang."

Diandra segera menghampiri Sohye yang menunggunya bersama dua mangkuk bakso.

"Bakso gak rame?" Diandra duduk di depan Sohye sambil meletakkan gelas es di meja.

Sohye mengangguk. "Rame, tapi kita datangnya cepat."

Diandra senyum penuh kebanggaan. "Apa gue bilang, menit-menit terakhir izin ke wc terus belok kantin."

Sohye hanya tertawa kecil. "Jangan sering-sering juga, Di."

"Aman, gue liat sikon kok." Diandra mengaduk baksonya yang baru dicampurkannya dengan kecap, saos, dan cabe.

Sohye hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Oh, iya. Tadi kata Jeno mau buat tugas kapan?" tanya Sohye disela-sela mereka yang sedang makan.

Diandra menaikkan sebelah alisnya. "Dia ngomong sama lo?"

Sohye mengangguk, membuat Diandra tersenyum miring.

"Gak tau, ya? Dia gak nanya langsung, jadi tambah males gue."

Sohye hanya diam sambil menatap Diandra yang acuh dan memilih menyantap baksonya. Kemudian Sohye menghela napas pelan.

Lo gak bisa kayak gini, Di.



***



"Di!!"

"Diandra!!"

"Di, tunggu bentar!!"

Diandra tetap saja menyusuri koridor di tengah keramaian teman-temannya, mengacuhkan orang yang terus saja memanggilnya sejak keluar dari kelas. Diandra bahkan berjalan cepat dan meninggalkan Sohye yang tetap berjalan normal sambil memperhatikan Diandra.

"Di...."

Diandra mendengus, melirik ke tangan yang menahan bahunya lalu menolehkan kepalanya.

"Apa?" ketusnya.

Diandra berdecak saat tangannya ditarik perlahan, sungguh, ia sedang sangat-sangat malas saat ini.

"Gue cuma mau ngomongin soal tugas." Jeno berhenti di mading sekolah.

Diandra mengangkat sebelah alisnya.

"Mau ngerjain kapan? Terus di mana?" Mata Jeno menatap dengan penuh tanya.

Diandra menghendikkan bahunya. "Terserah."

Alis Jeno sempat bertautan secara samar. "Lo gak peduli sama tugas, Di?"

Diandra menatap Jeno tak percaya. "Kesimpulan yang sangat bagus, Tuan idola."

Jeno menatap Diandra bingung berkat panggilan yang baru saja disebutkan Diandra.

Apa katanya? Tuan idola??

Diandra menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gue gak masalah kalau harus ngerjain tugas sendiri." Lalu ia menyeringai. "Aman, lo tinggal terima beres."

Diandra berbalik dan dengan cepat meninggalkan Jeno yang terdiam.

Jeno menghela napasnya. Baiklah. Baru percobaan pertama.

"Dapet gak Diandra?"

Jeno menoleh dan mendapati Haechan berdiri disampingnya diikuti dua temannya yang lain.

Jeno menggeleng. "Gue salah ngomong."

"Susah sih emang ngadepin macan garong satu itu." Jaemin nimbrung dengan santainya.

Haechan menoyor kepala Jaemin. "Gitu-gitu sepupu gue."

"Iyaa... kidding doang, Chan."

"Udah-udah." Renjun menengahi. "Mendingan kita pulang."

"Gue duluan ya, mau jalan sama Somi," ujar Haechan. Lalu ketiga temannya mengangguk mengiyakan dan Haechan pun pergi.

"Lo gak sama Siyeon, Jen?" tanya Jaemin ketika mereka bertiga melangkah menuju parkiran.

Jeno menggeleng. "Udah duluan bareng Kyla."



***



Lagi enak-enaknya tengkurap sambil main hp, tiba-tiba aja pintu kamar Diandra diketok.

"Di?"

"Masuk aja, Ma."

Pintu kamar Diandra terbuka, menampilkan Mama Diandra yang berdiri di ambang pintu.

"Kamu gak belajar?"

Diandra menoleh pada Mamanya. "Gak ada tugas, Ma."

Mama Diandra hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan anaknya sementara Diandra justru cengengesan.

"Malam minggu jangan pacaran, ya, Di. Ada acara makan malam di rumah Nenek."

Diandra menghembuskan napasnya. Untung aja Diandra gak ada atau tepatnya belum ada jadwal buat malam minggu besok.

Iya, Diandra punya pacar, teman-teman.

Tidak jomblo.

Hehehehehehehe.

"Iya, Ma."

"Yaudah, kamu jangan tidur kemaleman."

"Iya, Mamaku tercinta."

Mama Diandra menutup kembali pintu kamar Diandra. Tepat setelah itu hp Diandra berbunyi beberapa kali, menandakan beberapa notif chat masuk.

Siyeon : Diandraaa
Siyeon : Malam minggu besok ada makan malam di rumah nenek.
Siyeon : Lo harus datang ya!
Siyeon : Sampe ketemu malam minggu!!

Damn it!

***

Assume • Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang