enam belas

196 31 3
                                    


.
.
.

Jeno nyamperin Diandra sambil senyum-senyum. Diandra cuma ngeliat dia sekilas terus balik lagi beresin buku sama alat tulisnya.

"Kenapa lo senyum-senyum? Lo keliatan jelek bukan ganteng."

"Jadi kapan mau ngerjain tugasnya?" tanya Jeno dengan penuh semangat.

Setelah tugas makalah pertama itu, Diandra sama Jeno berhasil jadi partner lagi. Cuma tugas kali ini semacam prakarya, bakalan lebih-lebih ribetnya daripada tugas makalah yang sejam dua jam kelar mereka kerjain. Kali ini bisa seminggu paling cepet.

Diandra berdecih. "Semangat banget lo. Gue lagi males, capek, mendingan pulang."

"Ngerjainnya gak harus hari ini, Di. Tapi kita harus nyari bahannya."

Diandra mengangguk sambil memakai ranselnya. "Iya, gue tau. Nanti aja ngomonginnya."

"Oke, kabarin gue, ya."

"Iya, Jen, iya. Lo kan partner gue."

Jeno terkekeh terus ngacak-ngacak rambutnya Diandra. "Yuk barengan ke parkiran."

Jeno berdiri ke belakang Diandra terus ngedorong-dorong Diandra biar jalan.





***





Yakin banget rasanya kalau Jeno sama Siyeon itu beneran cocok. Baru aja Diandra direcokin Jeno tentang tugas kelompok, sekarang gantian Siyeon yang ngerecokin Diandra tentang pesta ulang tahun sepupu mereka.

"Temenin gue belanja, Di...," rengek Siyeon.

Diandra berdecak, tidak mengalihkan pandangan dari prnya. "Gue lagi ngerjain pr. Lo kalau ganggu mendingan pulang sana!"

Siyeon mengerucutkan bibirnya. "Abis ngerjain pr temenin gue belanja."

"Gak! Gue mau tidur, lo kira gue gak capek," tolak Diandra secara terang-terangan. Daritadi juga kerjaan Diandra selain ngerjain pr, ya, nolak ajakan Siyeon.

"Yaudah, besok?" Siyeon masih tak kunjung menyerah.

Diandra berbalik, menatap Siyeon tajam. "Segitu pentingnya belanja? Lo baru belanja banyak."

Ini yang gak disukai Diandra dari Siyeon. Sifat buang-buang uang alias boros Siyeon yang sama saja dengan sepupu-sepupu mereka bahkan remaja perempuan kebanyakan.

"Gue gak punya jumpsuit motif sesuai dresscode, Di," keluh Siyeon.

Diandra berdecak. "Alay banget pake dresscode segala. Makanya gue males datang."

"Lo harus datang!!" Siyeon menghampiri Diandra yang sudah kembali mengerjakan prnya.

"Gue gak punya apa tuh? Jump-jump apaan, baju lompat?" Diandra melirik Siyeon.

"Ih! Bukan! Jumpsuit itu baju yang--"

"Oh! Yang nyatu sama celananya?" potong Diandra.

Siyeon mengangguk dengan antusias. "Makanya kita belanja bareng, sekalian lo beli juga."

Diandra menggeleng-gelengkan kepalanya.

Siyeon segera memutar otaknya. Pokoknya ia harus pergi dengan Diandra!

"Gue yang beliin lo jumpsuit, gimana?" tawar Siyeon.

Diandra masih menggeleng.

"Tambahan Shihlin sama chatime pas belanja."

Assume • Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang