Part 3

300 18 4
                                    

Melihat kekasihnya,  Jodha berjalan dengan tertatih karena efek dari luka di lutut kanannya membuat Ale berpikir sejenak. Sebuah senyuman terbit dari bibirnya yang seksi. Lengan kokoh Ale yang mulanya hanya memegang bahu Jodha,  kini berada di antara kedua kaki Jodha.
Jodha mengerti apa yang akan Ale lakukan.

"Sayang, ini sekolah. Aku tak ingin menjadi tonton secara live di saat upacara bendera"Jodha menolak bantuan yang Ale lakukan. Namun,  ucapan sang pujaan hati di abaikannya.

Ale melangkah melewati gerbang sekolah. Sejurus kemudian, aksi Ale menggendong Jodha ala bride style menjadi pusat perhatian para guru dan seluruh siswa yang tengah melaksanakan upacara bendera.

"Ale,  mengapa kamu tidak ikut baris di upacara bendera? Mengapa kamu menggendong Siswi dari kelas sebelah? " tanya seorang guru dan juga wali kelas Ale yang bernama Mrs.  Enny Nurin sembari manik matanya melirik kearah Jodha. Sedangkan Jodha yang merasa dapat lirikan dari Mrs. Enny Nurin tak berani menatap wajah guru bidang studi Bahasa Inggris tersebut.

"Begini Mrs. Enny Nurin,  Siswi yang saya gendong ini mengalami insiden kecil saat hendak memasuki gerbang sekolah. Naasnya, insiden kecil tersebut membuat cidera di bagian lutut. Sehingga siswi ini tidak dapat berjalan dan mengikuti upacara bendera.  Saya akan membawanya ke ruang UKS untuk segera di obati.  Jadi Mrs. Enny, saya dan juga siswi ini minta izin untuk tidak dapat mengikuti upacara bendera." Ale memberikan penjelasan kepada Mrs. Enny selaku guru piket pada hari itu.

Mendengar penjelasan yang spesifik dari Ale, Mrs. Enny memberikan izin kepada Ale dan Jodha untuk tidak mengikuti upacara bendera.

"Terima kasih Mrs. Enny."ucap Ale sebelum melangkah menuju ruang UKS.

                            ****

Di lain tempat masih di lingkungan sekolah tepatnya sekolah Harapan Bangsa, terlihat sesosok bocah cilik berusia 9 tahun tengah bersembunyi di kantin.  Bocah tersebut tidak mengikuti upacara bendera dikarenakan terlambat masuk ke dalam barisan upacara. Daripada kena omelan plus hukuman, bocah pemilik mata elang itu lebih memilih bersembunyi di kantin sekolah sekaligus mengisi perut yang belum tersentuh makanan.

"Tuan muda Jalal, mengapa di sini?  Tidak ikut upacara bendera." suara pria paruh baya menghentikan aktivitas sarapan pagi Jalal. Kemudian, Jalal menoleh ke samping.

"Terlambat masuk tadi pakde. Daripada kena hukuman sama pak Sirait, lebih baik duduk manis di sini sembari sarapan pagi yang tertunda pakde" jawab Jalal dengan mulut penuh makanan.

Pria yang di panggil pakde itu kemudian berucap, " Pelan-pelan makannya Tuan muda.  Nanti tersedak."

Pria paruh baya itu menyerahkan sebotol air mineral kepada Jalal. Mungkin efek tersedak,  Jalal minumnya sedikit terburu - buru.

"Silahkan di lanjutkan sarapannya Tuan muda."

Usai berbicara sebentar dengan Jalal,  pria paruh baya yang di panggil pakde oleh Jalal beranjak dari tempat duduknya.

Sekitar lebih kurang 45 menit upacara bendera pun telah usai. Seluruh guru dan siswa yang berbaris di halaman sekolah pada membubarkan diri dan masuk ke kelas masing-masing.

Tapi tidak dengan bocah bernama Jalal. Dengan ide briliannya,  Jalal yang sudah menyelesaikan sarapan paginya tidak masuk ke kelasnya. Ternyata Jalal menyadari kesalahannya yaitu terlambat datang ke sekolah. Dan sanksinya pasti kena hukuman dari pak Sirait.  Hukuman dari pak Sirait tidaklah keren malah membuat harga diri seorang Alexander Jalalludin Iglesias menjadi malu. Jalal jadi teringat untuk pertama kalinya dirinya kena hukuman dari pak Sirait yaitu di suruh membersihkan toilet pria dan menyiram seluruh jenis bunga yang ada di  pekarangan sekolah.

Dengan mengendap - endap, Jalal melangkah pelan masuk ke ruangan UKS. Entah ide apa yang akan Jalal lakukan agar terhindar dari hukuman pak Sirait. 

Di saat Jalal hendak masuk ke dalam ruang UKS untuk menemui Miss Syahrini penjaga ruang UKS,  sepasang mata elang melihat scene romantis ala anak remaja. Sontak saja membuat Jalal tak suka dengan scene romantis tersebut. Apalagi di situ ada kakak cantik. Kakak cantik yang sejak beberapa menit yang lalu telah menjadi idolanya.

"Huuft, aku kesini untuk cari ide agar terbebas dari hukuman pak Sirait. Eh malah ketemu si rambut jambul. Lagian tuh si rambut jambul ngapain sih pegang - pegang kaki kakak cantik.  Bikin sebel aja" Jalal berkata dalam hati dengan perasaan dongkol tingkat kronis. Gimana gak dongk tingkat kronis?  Kakak cantik yang ada di hadapannya itu adalah kakak idolanya dalam hati. Andaikan dirinya lahir lebih cepat. Mungkin tuh rambut jambul gak bakalan jadi pacar si kakak cantik. Mungkin dirinyalah yang akan menjadi pacar di kakak cantik.

"Oh Padre.. Madre!!  mengapa lama sekali kalian produksi aku.  Andaikan aku cepat di produksi, aku sudah remaja saat ini"gumam Jalal dalam hati.

Kemudian Jalal melangkah mendekati pasangan Ale dan Jodha.

"Hello kakak cantik!! " sapa Jalal dengan memperlihatkan barisan giginya yang putih.

Bersambung Part 4

Kutunggu CintamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang