Kasih Sayang Malaikat tanpa Sayap

8 2 0
                                    

 " Ibu memang seseorang yang selalu memaafkan kesalah anaknya tanpa harus meminta maaf. Ia akan selalu menjadi seorang ibu yang terbaik walau kadang kehadirannya seperti angin yang berlalu. "

Senja di cakrawala langit menyemburat. Keindahannya menarik hati, menyiratkan akan sebuah kebesaran Allah. Kini ia melangkahkan kaki menuju mahligai tempat yang disebut sebagai surga dunia sebut saja 'rumah'.

Keheningan perjalanan yang ia tempuh membuat Diego terasa hampa. Dulu sebelum papanya meninggal hubungan Diego dan Alex sangatlah erat. Sepeninggal papanya membuat jarak Diego dan Alex merenggang. Entah akan sampai kapan Alex merelakan kepergian papanya? Hidup, mati, jodoh, dan rezeki merupakan suatu takdir yang telah Allah tetapkan di Lauh Mahfudz. Semuanya tidak akan tau kapan datangnya.

Selaku hamba yang menjalankan kehidupan ini sudah sepatutnya menerima dengan ikhlas apa yang telah Tuhan tentukan. Seharusnya Alex harus mengikhlaskan kepergian Bram papanya.

Diego terus melangkahkan kakinya meskipun ia merasa ada yang mengikutinya di belakang. Saat dia menoleh kebelakang tidak ada seorang pun yang ia lihat. Entah itu perasaan atau firasatnya saja. Ia lebih memilih untuk menghiraukannya.

Tak terasa 15 menit telah berlalu. Kini Diego sudah berada di depan bangunan klasik yang dikelilingi pagar. Nuansa warna coklat kayu mendominasi rumah tersebut. Kehidupan modern tidak membuat gaya rumah tersebut berubah menjadi lebih modernis. Kerindangan pohon dan berbagai macam bunga memenuhi pekarangan rumah yang terletak di Gang Pahlawan.

Seorang berseragam putih, berkumis tebal, serta berperawakan tinggi langsung membukakan pintu gerbang setelah mengetahui si bungsu. Pak Danang yang menjadi petugas keamanan selama bertahun – tahun itu selalu siap dan sigap dalam melaksanakan tugasnya. "Aden sudah pulang?" "Iya pak, ini saya baru sampai."

Diego selalu ramah pada siapa pun itulah tabiat yang dimilikinya. Pintu berfurniture Jepara menyambut kedatangannya. Tak lupa senyuman malaikat yang diutus Tuhan turut menyambut putra bungsunya. Ratih selalu menyambut kedatang putra – putranya baik itu Diego ataupun Alex. Sikap Alex tidak membuat, Ratih berlaku tidak adil kepadanya. Ibu memang seseorang yang selalu memaafkan kesalah anaknya tanpa harus meminta maaf. Ia akan selalu menjadi seorang ibu yang terbaik walau kadang kehadirannya seperti angin yang berlalu.

"Ma." Panggil Diego sambil memeluk mamanya. Diego memang seorang anak yang manja ketika di rumah. Umurnya yang sudah menginjak 15 tahun tidak membuat canggung saat bermanja dengan malaikat tanpa sayapnya. Ia begitu menyayangi mamanya. Apapun yang terjadi.

"Kak Alex tidak bersamamu, Nak." Tanya Ratih sambil memeluk putra bungsunya. "Kakak tadi katanya mau langsung ke rumah Kak Reza dan rencananya mau bermalam disana" terang Diego kepada mamanya.

"Diego, tidak boleh benci sama kakak ya! Apapun yang kakak kamu lakukan padamu itu hanya pelampiasan kemarahannya saja." "Iya Ma, itu pasti"

Secret of My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang