impression

770 37 1
                                    

Chanyeol POV.
Appa, eomma, unnie,  aku berulang tahun kali ini. Doakan semoga aku menemukan teman yang dapat terus bersamaku ya? (Berdoa di depan makam appa, eomma serta unnienya).

-chanyeol pun pergi meninggalkan pemakaman dan langsung mengendarai mobilnya ke kampus-

Jihyo POV
'Yaaa eomma! Kenapa kau tidak membangunkan ku tadi???'

'kau ini, sudah 7 kali eomma meneriakimu dari luar kamar tapi tak bangun juga. Dasar!!! (Mencubit pipi jihyo)'

'yaaa eomma sakit! Appa lihat eomma! (Berlari ke pelukan appanya)'

'apa yang eomma katakan itu benar nak, lain kali bangunlah lebih pagi mengerti. (Mengelus kepala jihyo)'

'sesuai janjimu, nah ini bekal makanan serta ongkos untukmu pergi ke kampus.'

'yaaa eomma, bukannya ini sedikit sekali??? Bagaimana aku bisa bertahan hidup dari kerasnya dunia ini???'

'kau ini lebay sekali jihyo-ya. Ini salah satu cara untuk mendisiplinkanmu. Kalau begini terus, ibu khawatir nanti tidak ada seorangpun namja yang akan menikahimu. Apa kau mau begitu? (Menjitak jidat jihyo)'

'arra eomma. Lain kali aku akan bangun lebih pagi lagi (mengangguk dengan pelan).'

'nah itu baru anak eomma. Sekarang pergilah. Nanti kau terlambat nak. (Mengelus kepala anaknya)'

'kalau begitu jihyo pergi appa, eomma. (Mencium kedua tangan orang tuanya)'

-jihyo pun langsung berlari keluar dari rumahnya karena tergesa-gesa karena takut ketinggalan bis-

Author POV

Suasana di halte bus kelihatan sangat padat. Mulai dari pelajar, pekerja kantoran, dan ibu rumah tangga mengantri untuk memasuki bus.

'aish sial, aku bisa terlambat kalau begini terus. Aku harus mencari akal.'

Satu bus pun datang. Orang-orang mulai berebut masuk, tak terkecuali jihyo. Tapi sayang bus terlanjur penuh sebelum jihyo sempat masuk kedalamnya.

'sial, gimana nih?. Bus selanjutnya datang 1 jam lagi. (Mulai menunjukkan wajah gelisahnya)'

Melihat jihyo terduduk di pinggir jalan, sebuah mobil hitam meminggirkan mobilnya.

'anu, apa anda baik-baik saja? Kulihat dari kejauhan kau sepertinya ketinggalan bus. Memangnya kau mau kemana? (Mengulurkan tangannya dengan maksud membantunya berdiri)'

'gomawo ahjussi. Aku mau ke kampus E-ntry. (Jawabnya dengan simple)'

'kalau begitu tujuan kita sama. Perkenalkan namaku park Chanyeol. Dan umurku belum cukup untuk di panggil ahjussi. (Tersenyum kecil)'

'ah mian, habisnya kau tinggi sekali. Kupikir kau ahjussi berumur 30 tahun lebih. (Menatap tubuh Chanyeol dari bawah sampai ke atas)'

'lebih baik kita berangkat sekarang. Aku juga sedang terlambat sekarang. Ayo masuk. (Membukakan pintu mobilnya).'

'gomawo.'

-mereka pun pergi berdua ke kampus. Setelah menempuh perjalanan dalam waktu beberapa menit, mereka pun sampai-

'nah sekarang kita sudah sampai. Kau masuk di ruang mana?'

'di ruang musik. Kalau kamu?'

'sama. Kalau begitu kita bareng saja. Kau tak keberatan kan?'

'ani, ayo cepat kalau mau. Dosen hari ini killer. (Menunjukkan wajah ketakutan)'

'wajahmu lucu sekali kalau ketakutan seperti itu. (Tertawa kecil)'

'yaaa chanyeol-shii, apa yang kau katakan? (Tiba-tiba blushing)'

-ruang musik berada di lantai 3 dan merupakan  ruangan paling ujung. Jihyo mulai kelelahan ketika di tangga lantai dua-

'benar-benar melelahkan. Itulah kenapa aku membenci ruangan bertingkat. Seperti mendaki gunung saja. (Sambil memijit-mijit lututnya)'

'kalau kau lelah kita bisa beristirahat sebentar.'

'apa kau bercanda? Bisa mati kita kalau terlambat masuk kelas.'

Aaaa!!! Brukk!!!

-karena tidak memperhatikan langkahnya. Jihyo pun terpeleset dan jatuh menimpa Chanyeol di belakangnya-
-
-
-
-
-
-
-
-

-waktu berlalu. Chanyeol pun bangun sambil memegang kepalanya yang kesakitan-

'dimana aku? Argh kepalaku sakit sekali. (Sambil memegang kepalanya). Lah kenapa tanganku besar begini?, Sejak kapan aku punya otot lengan sebesar ini?'

-tiba-tiba juga jihyo terbangun-

'lain kali hati-hatilah kalau bi... (Menganga ketika melihat wajah Chanyeol)'

'andwae!! Ini tak mungkin terjadi! (Menggelengkan kepalanya) apakah itu kau chanyeol-shii?? (Menatap jihyo dengan lekat)'

'jjjangan-jangan kau wanita yang tadi?? (Menunjuk Chanyeol)'

'ommo!!! Bagaimana ini?? Bagaimana bisa terjadi padaku chanyeol-shi. (Mulai menepuk-nepuk kepalanya)'

'sekarang ikut aku ke mobilku.'

Author POV.

Seisi kampus menjadi heboh. Bagaimana tidak, seorang namja paling populer di kampus ini diseret tangannya oleh seorang yeoja yang terkenal paling bermalah.

-Bukannya itu park Chanyeol? Kenapa dia dengan wanita itu?

-lihat wanita itu, kasar sekali tingkahnya!

-semoga uri chanyeol baik-baik saja ditangan wanita gila itu!

-setelah merewati keramaian yang membicarakan mereka, akhirnya mereka sampai kedalam mobil. Di dalam mobil...-

'sekarang aku harus bagaimana Chanyeol-shi? Aku benar-benar bingung! (Mulai menitihkan air mata karena kebingungannya)'

'sudah-sudah jangan menangis lagi. Dari tadi aku belum tahu siapa namamu. Boleh aku bertanya siapa namamu?'

'park jihyo, itu namaku (mengusap air matanya)'

'nama yang cantik sekali. (Berbicara sambil tersenyum)'

'aneh sekali Chanyeol-shi ketika wajahmu sendiri memuji namamu sendiri. Haha. (Mulai tertawa)'

'haha aku juga. Aku jarang menunjukkan ekspresi seperti itu sebelumnya.'

'sekarang bagaimana Chanyeol-shi, aku tak mungkin memakai tubuhmu ini ketika aku pulang nanti. Bisa saja nanti aku dikira orang gila.'

'hmmmm benar juga katamu. Kalau aku sih sah-sah saja karena aku tinggal sendiri.'

'kalau begitu biarkan aku tinggal padamu sehari saja chanyeol-shi untuk membicarakan masalah ini'

'aku sih oke-oke saja. Tapi bagaimana kita mengatasi ini? (Kembali bertanya)'

'bagaimana kalau kita ke rumah sakit saja???'

'terus kau mau bilang "dokter, kami bertukar tubuh. Bisakah anda mengobatinya?". Kalau berkata seperti itu mungkin kita akan langsung dilempar ke rumah sakit jiwa jihyo-shi'

'aissh aku benar-benar bingung. Masalah ini kan biasanya terjadi di dunia dongeng. Kenapa bisa jadi nyata sih??! Argh (berteriak sekeras mungkin mengungkapkan kekesalannya)'

'memang di buku dongeng cara ngatasinnya bagaimana? (Bertanya dengan bingung)'

'biasanya sih mereka berciuman atau apalah itu, aku tidak tahu persis. (Memalingkan wajahnya)'

'kalau begitu ayo kita coba. (Mengangguk mantap)'

'yaa apa maksudmu Chan...'

Cuppppp

Mereka berdua pun berciuman.
-
-
-
-
-
-
-
-

'lah bukannya itu si wanita berandalan? Kenapa dia mencium Chanyeol???'

To be continued!

Switch?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang