betrayed

138 14 1
                                    

'kenapa semua menjadi seperti ini, jihyoo, dimana kau??'

jihyo POV

kenapa ini harus terjadi padauk, eomma, appa. tuhan, kenapa segalanya menjadi sulit seperti ini.

- beberapa menit kemudian, chanyeol datang.

'yakkk! park jihyoo! darimana kau?? aku hampir kehabisan nafas mencarimu kesana kemari tau.. (mengatur nafasnya yang terasa sesak karena habis berlari.)'

'aku disini, seolah-olah ingin mengakhiri hidupku sendiri setelah mendengar berita tersebut. (menundukan kepalanya.)'

- chanyeol pun duduk disebelah jihyo.

'maafkan aku, ini semua salahku. (memegang tangan jihyo.)'

'tidak usah difikirkan. kalau bukan masalah bertukar tubuh mungkin tidak akan terjadi seperti ini. (menatap chanyeol dengan tersenyum.)'

'bukan itu, aku ingin minta maaf tentang hal lain. (memalingkan wajahnya.)'

'ada apa chanyeol?? (menatap chanyeol dengan bingung.)'

'ada sesuatu yang harusnya kukatakan padamu. tapi aku tak berani mengatakannya.'

'bicara apa kamu? kan sudah kubilang ini bukan salahmu.'

'sudah kubilang bukan itu. waktu itu ketika aku dirumahmu, irene menelfon bahwa dia akan mencelakaimu kalau aku tidak menjauhimu.'

- jihyo terdiam mendengar pernyataan chanyeol tersebut.

'kenapa kau baru bilang?? (memukul bahu chanyeol sembari mulai menangis)'

'aku berpikir akan mulai menjauhi dirimu hari ini. tapi ternyata irene sudah memulai rencananya duluan. semua benar-benar diluar kehendakku. aku benar-benar bingung sekarang.'

'park chanyeol, sekarang hanya ada dua pilihan yang aku bisa berikan padamu. (mengusap air matanya sendiri). kau pergi tinggalkan aku, atau aku sendiri yang akan pergi dari sini, menjauh sejauh mungkin darimu.'

'mwo?? kau gila?? aku tidak bisa. kau sangat berarti untukku. (memegang erat tangan jihyo.)'

'tapi kau bilang akan mencoba menjauhiku, jadi kupikir semuanya akan baik-baik saja. (mencoba meyakinkan chanyeol)'

'tetap aku tidak setuju. aku tidak mau kehilanganmu sama sekali. anggaplah aku bodoh karena mau mencoba menjauhimu, tapi itu semata-mata karena aku tidak ingin kau kenapa-kenapa.'

'lihatlah kenyataan, kau bahkan tidak bisa melakukan apa-apa terhadapku. kau mungkin orang kaya park chanyeol, tapi kau tidak bisa berbuat apa-apa untuk melindungi orang yang kau sayangi. jadi, biarkan aku yang melindungimu. setidaknya dengan menghilangnya aku kau bisa sedikit hidup lebih tentram. (mengelus pipi chanyeol.)'

-tiba-tiba chanyeol mencium jihyo. selang beberapa menit, tubuh mereka tertukar.

'sekarang, biarkan aku melindungimu park jihyo. aku akan melakukan apapun agar tidak kehilanganmu.'

'tubuh kita, apa yang kau mau lakukan park chanyeol??'

'kau duduk tenang disini, biarkan aku yang menunjukannya kepadamu bahwa aku bisa melindungi seseorang yang aku sayangi.'

-chanyeol pun pergi, dengan menggunakan tubuh jihyo, dia akan mencoba menyelesaikan masalah ini, sedangkan jihyo menunggu, berdoa agar chanyeol tetap baik-baik saja.

'semoga dia berhasil tuhan. (berdoa dari dalam hati.)'

-di perjalanan, chanyeol bertemu dengan sehun yang sedang terengah-engah.

'yak jihyo unni, kau darimana saja? hyung mencarimu. kau tidak apa-apa? (memegang pundak jihyo)'

'oh iya, sehun belum tahu tentang masalah kami ini. (berbicara dalam hati.)'

'sudah tidak apa-apa. chanyeol tadi sudah menemuiku. dia sudah memberiku saran harus bagaimana. kau bisa membantuku?'

'tentu saja, apapun untuk wanita yang hyung cintai.'

'kau benar-benar baik hun. seandainya kau memang benar-benar adikku. (berbicara dalam hati.)'

'kalau begitu ikut aku sekarang ke ruangan rektor. ada yang perlu aku bicarakan.'

-mereka berdua pun pergi di ruang rektor. Di ruangan, mereka tidak sendiri, terdapat seorang pria tua sedang duduk dengan seorang ajudan dibelakangnya sedang membicarakan sesuatu. dan chanyeol tahu siapa dia.

'kalian! tidak bisakah mengetuk dulu sebelum masuk! sangat tidak sopan (berbicara dengan nada tinggi.)'

'kebetulan, disini ada tuan bae, jadi aku tak usah repot-repot lagi mencari anda. (berbicara dengan yakin)'

'nona, berani sekali anda berbicara seperti itu pada tuan bae! (berbicara sambal menahan emosi.)

'langsung saja. saya disini ingin berbicara mengenai masa skorsing saya pak rektor.'

'bukankah sudah jelas? keputusan yang telah dibuat tidak bisa diganggu gugat.'

'aku tahu soal itu, justru sebaliknya. aku tidak akan menggugatnya disini.'

'maksud anda? (memasang wajah kebingungan)'

'aku sudah tahu bahwa sia-sia saja untuk berbicara disini. oleh karena itu, saya megajak bapak-bapak disini untuk membicarakan masalah saya ini di pengadilan. (berbicara dengan yakin)'

-tiba-tiba suasana mendadak hening ketika mendengar apa yang chanyeol katakan. dikeheningan tersebut, tuan bae angkat bicara.

'berani sekali anda. saya tidak tahu kenapa anda bisa bicara seperti itu nona. saya tidak paham. bukankah anda seharusnya sadar anak miskin seperti anda tidak akan ada apa-apanya kalau melawan kami? (menatap sambal tersenyum sinis.)'

'maaf saja tuan, saya tidak sebodoh anda-anda di ruangan ini. tentu saja saya memiliki kartu as sendiri. (menatap dengan yakin)'

'hoooh, apakah itu? LSM? bantuan orang miskin lain? saya tidak takut. sekarang keluar dari sini nona. (mulai menaikkan nada bicara)'

'sebelum saya pergi, saya akan memberitahu, satu-satunya pewaris perusahaan E-xit Group akan membantu aku di pengadilan.'

-semuanya di dalam ruangan tersebut kaget, apalagi tuan bae.

'hah itu tidak mungkin, mana mau dia menolong orang seperti anda.'

-karena tidak bisa menahan amarahnya, sehun mulai angkat bicara.

'biar saya kasih satu alasan kenapa dia mau membantu kakak saya ini tuan.'

'apa? memangnya apa?'

'anda sudah membuat si pewaris tersebut sangat marah karena mengganggu orang yang dicintainya. (menatap dengan yakin.)'

to be continued.

Switch?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang