1.Me

4.7K 14 2
                                    

Entah kenapa akhir-akhir ini sesosok perempuan berambut lurus sepunggung itu selalu terlihat bisa menampakkan keceriaannya setelah selama bertahun- tahun kebahagiannya seperti hilang dan tak punya harapan untuk masa depannya seperti sekarang ini.

Ibunya heran.Melihat arsya melamun senyum-senyum sendiri didekat jendela ruang tamu.

“Arsya? Hari ini ibu lihat kamu ceria sekali ada apa??”kata itu seakan melihat seutas gurat sedih ketika bibirnya berbicara.

“ Ah ibu arsya biasa aja?? Memang ada yang salah ya dengan arsya?” Arsya yang tadi besebelahan dengan Ibunya menggelayut tangan kanannya,  manja seperti anak kecil

Ibunya teringat masa-masa itu arsya sangat mencintai laki-laki itu, yah masih terlihat jelas gambar pertengkaran hebat itu, mengusirnya, mencampakkannya. Semua ini mungkin sudah jalan hidup Arsya, dulu iya tak pernah sekalipun disebut anak yang kekurangan, serba ada, mewah, penuh cita dan bahagia .Tapi satu hal yang merenggut kebahagiaan itu. Yah hanya satu awal masalahnya yaitu harta .Ayahnya bangkrut, semua hartanya ludes tiada sisa disita oleh bank. Belum sempat malapetaka itu terjadi ayahnya harus pergi meninggalkannya selamanya . Miris rasa itu terputar kembali dalam benak ibunya. Harus kehilangan semuanya dalam sekejap. Dendam,kecewa, amarah,takut semua perasaan sedih terbaur menjadi satu, dia harus berjuang membesarkan hati  ke dua anaknya Arsya Nabila Gunawan, dan kakaknya Alvin Restu Gunawan meski hatinya juga hancur sehancurnya.Itulah kejadian 7 tahun yang lalu,tiba- tiba ibunya merasa seperti terhempas dari bangunan setinggi langit dan tenggelam dalam lumpur saja.

“ Ibu ko’ malah ngalamun?” arsya mengelus dahi ibu.” ibu sakit ya?’ arsya terheran heran memandang ibunya yang tiba-tiba pucat…

“ Aaah,, tidak Arsya anakku. Ibu tidak apa-apa? Tapi kenapa kamu tadi melamun? jangan- jangan kamu sudah punya pacar yaa?” canda ibunya mengggugah senyum diujung bibirnya,"Habis ibu lihat daritadi senyum sendiri"

“aduh ibu liat umurku sudah berapa tahun masa masih mau pacaran terus?”gerutu Arsya 

“ Ibu sudah kangen pengen ada cucu dirumah kita, melihat kamu bercanda dengan orang yang pantas membahagiakanmu!” ibu menarik ujung kedua bibirnya, dengan senyum pahit Ibu membelai rambut putri semata wayangnya

“ Aaahh ibuu..” arsya mendengus kesal,meninggalkan Ibu dengan tatapan kesal.

“arsyaa?” ibu memanggilnya tapi tak sedikitpun ada balasan.

Pagi ini seperti biasa, Arsya berangkat pagi-pagi karena dia harus tiba di kantor tempatnya bekerja sebelum pukul 8.dia harus menyisir jalanan dengan sepeda motor kesayangan hadiah dari kakaknya yang kini bekerja di bali dan hidup bersama keluarga kecilnya.Dulu setiap hari arsya harus bangun lebih pagi dan naik bus untuk sampai tempatnya bekerja.padahal jauh sekali, perjalanan dengan bus membutuhkan waktu 1 jam 30 menit. Walau melelahkan tapi dia sangat senang bisa selalu dekat dengan Ibunya .Orang yang satu-satunya memberi semangat kehidupan .Itulah alasannya dia tidak mau ambil Kos yang dekat dengan tempatnya bekerja. Yang penting gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari dia sangat bersyukur.Untuk kebahagiaan ibunya apapun akan dilakukannya.Hanya satu yang belum bisa yaitu menikah dan memberikan cucu.

Sampai ditempatnya bekerja belum penatnya hilang dia sudah Menemukan memo untuk segera keruang  Manager, dia harus menyisir tangga dilantai 1 ke lantai 5. Capeknya bukan main.karena memang disini liftnya antri jadi mau tidak mau dia harus pakai tangga manual.Setelah sampai ditempat itu, dia terkejut bukan main.Dia bertemu dengan Salah Seorang Presdir Diperusahaan itu,Tapi wajah itu sepertinya tidak asing baginya, tapi entahlah mungkin karena baru pertama kalinya bertemu, jadi dia lupa.  Dia langsung memucat begitu tau itu adalah atasan tertinggi diperusahaan. Selama ini dia belum pernah bertatap langsung dengan Atasannya itu hanya tau foto-fotonya saja di ruang kerja,begitu masuk tanpa disuruh duduk dia langsung diberi  amplop coklat.Benak Arsya berlomba menebak isinya apa” jangan-jangan aku dipecat!bagaimana ini aku harus bilang ibu kalau benar dipecat karena aku tahu beberapa waktu lalu membuat kesalahan pada laporan pengumpulan data dari para marketing lapangan ”itulah jawaban terakhir dalam hatinya yang sedang bergelut menebak isi dalam amplop  itu.

Finding A LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang