"Ibu aku berangkat dulu ya?"
Arsya menyalami tangan Ibunya, diikuti Johan ikut berbaris di belakang Arsya.
"Iya,Johan bawa Arsya jangan ngebut-ngebut.Tau sendiri teriakannya akan memalukan!"Rasti melirik Johan.Arsya langsung melengos kesal.
"Iya nanti anak Ibu akan Aku kirim kembali kerumah dengan selamat!"sambungnya sambil menaiki motornya.
"Udah..udah..Ayo buruan berangkat."Arsya membenarkan Kain yang dipakai untuk menutupi Paha sampai kakinya itu.
Johan menaiki sepeda Motornya Arsya pun membonceng dibelakang.
"Jangan lupa pegangan yang kuat!"Johan langsung mengomando Arsya
"Hah!"Arsya menatap heran ke kepalanya Johan yang tertutup Helm."Maksudnya?Kamu nggak akan membawa lari Motor ini 100Km/Jam kan?"Seru Arsya penuh selidik.
"May be!"
"Hu..uh!"Gerutu Arsya"Kalau berani, maka Aku bisa melakukan ini!"Katanya sambil mencubit pinggangnya keras.Sontak Johan menjerit histeris karena geli.
"Iya..iya..ampun Tuan Putri!Hamba tidak akan melakukannya."
Mereka berdua melesat pergi menjauh dari kediaman Rumah Ibu Rasti.Sesekali terlihat mereka bercanda di atas motor, tak henti-hentinya juga Johan menggoda Arsya, Begitupun sebaliknya Arsya tak hentinya melayangkan cubitan ke pinggang Johan.
Seperti biasa mereka bak Selebriti dadakan kalau terlihat berdua di kantor.Banyak yang memuji bahwa mereka itu sangat serasi.Tapi apalah daya semua bujuk rayu mereka, tak akan pernah dihiraukan sama sekali oleh Arsya dan Johan.Saat sedang asyik-asyiknya bercanda.di depan Ruang Receptionis Tanpa disadari rupanya Pak Presdir datang ke hadapan mereka berdua.
“Ehm Selamat pagii..”Pak Darmawan membuka percakapan. Mereka berdua seperti orang mati kutu menatap siapa yang datang.Yang pasti dengan tatapan terkejut.
“O..selamat pagi juga pak?”Johan segera membalas dan menyalami tangannya
“Selamat pagi Pak Darmawan!”sambung Arsya.
“Terima kasih!”sambung Pak Darmawan”Kalian akrab sekali?”tanyanya
“Saya…”Jawab Johan dan Arsya bersamaan.Arsya mendengus kesal.
“Kebetulan Kami ini tetangga!”Jawab Johan ngasal.Arsya memandang terkejut ke arah Johan.Matanya seperti meneriakkan kata Ke-na-pa ber-bo-hong
“O..benarkah?”Pak Darmawan memicingkan matanya menatap Arsya.Arsya tersenyum malu.Dia tahu kalau Johan ke tahuan bohong
“Iya,,,”Jawab Arsya singkat sambil menggelengkan kepala, mengherankan kenapa ekspresi tubuh dan mulutnya berlainan,
“Pak Johan berasal dari desa juga?”Pak Darmawan bertanya lagi.
“O..E..I…Begini kebetulan iya!”Johan mukanya langsung merah padam.Mana mau Dia dikatakan orang katrok, seperti Arsya.Jelas-jelas Dia kelahiran Kota Jakarta, Kota metropolitan, Ibukota Negara.
Pak Darmawan manggut-manggut,”Baiklah nanti kalau Saya ada waktu, bisakan Saya mampir sekalian kerumah Anda, kalau Saya berkunjung ketempat saudara Arsya!”
Gleeerrr,,,Wajah Johan memucat seketika.Bagaimana mungkin bisa mampir rumahnya kan jauh,takut katahuan bohong..Eh tunggu dulu mampir?maksudnya gimana.pekik Johan dalam hati.Johan jadi tidak mengerti, Dia menutup kegalauannnya dengan tersenyum lebar dan membalas ,”Ya…kalau ada waktu, silahkan saja mampir.Tidak apa-apa!Rumah saya selalu terbuka untuk Bapak!”sedikit kikuk memang.(Tak apalah Johan,Kamu nanti mengaku rumah Pak RT saja untuk menjadi rumahmu.*Author)
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding A Love
Teen FictionDisakiti dan dicampakkan. berubah jadi miskin dan setengah gila itulah kehidupan yang pernah dirasakan oleh Perempuan bernama Arsya Nabila Gunawan. Bagaimana dia menemukan cinta sejatinya?Apakah dia bisa lebih bahagia dengan kehidupannya?Siapa Lelak...