***
Tok..tok..tok.
Pintu belum di buka.
Tok..tok..tok.
Belum di buka juga."Oh iya kan rumah Cristop ada bel nya yah.lupa Rasya!" Tentu saja! Dia adalah Rasya. Anak yang periang tapi lemot itu sedang ingin bermain ke rumah Raffa.
Tingnong..
"Cristop main yuk!!" Sahut Rasya dengan nada anak kecil.
Cklek
Pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya menggunakan daster dan celemek di pundaknya.
"Ada apa non Rasya ke sini? Mau ketemu den Raffa?"
Rasya tersenyum kepada Bi Inah dan menyalami tangannya."Iya bi,masa Rasya ke sini mau ketemu Kang Maman.hehehe." Kekeh Rasya,Bi Inah pun ikut terkekeh dengan candaan Rasya.
"Ayo atuh silahkan masuk! Bibi buatin minum buat non,non naik aja ke kamar den Raffa,soalnya den masih tidur"
"Iya bi,makasih" Bi Inah hanya membalas dengan senyuman.
"Dasar Kebo kanada dari pulang sekolah ampe jam 5 belum bangun?!"gerutu Rasya. Dengan langkah menghentakan kakinya kuat dia naik ke atas menghampiri kamar Raffa.
Setelah di hadapan kamar yang dituju dia langsung membuka pintunya dengan sekuat tenaga. Suara gebrakan pintu terdengar menggema di rumah Raffa. Raffa yang tidur, belum juga bangun padahal suaranya sangat keras.
"Non ini minumnya bibi simpen di nakas yah"
"Iyah bi,eh ehh bi siniin aja mau langsung diminum sama Rasya siap siap mengeluarkan suara merdu kepunyaan." Rasya meneguk minumannya dalam beberapa tegukan dan menyerahkan gelas yang telah kosong. Bi Inah dengan cepat keluar mendengar pernyataan Rasya tadi. Rasya menghampiri kasur Raffa meletakan tangannya di pundak Raffa dan menggoyangkannya. Dia menarik napasnya.
"WOYYY!CRISTOPPP!WOYYY!BANGUN WOYY!!"
Jam weker di nakas bergetar,Figura di dinding bergoyang,kamar Raffa terasa terjadi gempa di akibatkan suara Rasya itu.Haaachhimmm....
Deg!
Goyangan di pundak raffa berhenti. Lama lama mata Raffa mengerjap pelan. Sedangkan Rasya kaget dengan yang dilakukannya, masih dengan tangan di pundak Raffa. Iya!Rasya bersin tepat di muka Raffa. Rasya tahu bahwa Raffa tidak suka barang sedikit pun virus menempel di seluruh anggota tubuhnya kalau tidak,dia akan ngamuk kepada sang pelaku. Di sini lah posisi Rasya berada. Rasya berusaha keluar dari kamar Raffa. Rasya buru buru turun dari kasur,belum sempat Rasya turun sebuah tangan menahannya pergi. Rasya membalikan kepalanya pelan menghadap singa yang akan mengamuk itu.
"Hehehehe.." Hanya kekehan itu yang di keluarkan Rasya pertama kali. Raffa hanya memasang wajah datarnya. Buru buru Rasya mengambil tangan Raffa,menyaliminya.
"Rasya minta maaf! Rasya nggak akan ngulanginya lagi!Rasya minta maaf! Rasya rela nahan bersin di deket Cristop dan bersin di tempat lain! Rasya akan bawa masker kalau mau ke Cristop bahkan kemana mana juga Rasya akan bawa masker! Cristop maafin Rasya yah??Cristop!!"
Raffa masih bergeming."Bersihin" akhirnya Raffa mengeluarkan suaranya
"Bersihin apa?WC?okeh! Asalkan Cristop jangan ngamuk,yahh"
"Muka"
"Muka siapa?"
"Gue"
Rasya mencoba berpikir keras dengan otaknya dia harus menyusun kata apa yang di maksud Raffa. Rasya mengerutkan keningnya. Tanda dia sedang berpikir. Aha!! Rasya mendapatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syafa : freeze x warm
Teen Fiction*** Rasya si murid biasa, anak manja, cerewet plus punya motto 'tiada hari tanpa cristop' Dia orangnya hiperaktif, lebih aktip dia daripada balita yang lagi masa pertumbuhan. Dengan prilaku setara anak batita. Sang 'babysitter' yang slalu memantau a...