Chapter 5

12 3 0
                                    

***
       Suasana gelap menambah berdirinya bulu kuduk Rasya. Dia memiliki ketakutan yang berlebihan dengan yang begitu begitu. Dengan cepat dia menancap gas ninja kesayangannya. Rasya menghela napas dan berterimaksih kepada Alloh SWT karena telah memberi keselamatan kepadanya. Kakinya melangkah masuk kedalam mini market. Saat membaca isi kertas yang diberikan tadi dia menggaruk kepalanya-yang memang gatal-dengan bingung.
"Ini bahannya yang mana aja sih?"gumamnya pelan.

       Dia melirik ke kanan dan ke kiri tidak ada yang dia kenal. Dia berhenti menggerakan kepalanya.

      Dihadapannya ada seorang lelaki yang masih mengenakan seragam sekolah yang acak acakan dasi di pasang di pinggang,bawah baju dikeluarkan semua, sabuk di ikat di kepala, rambut di blonde tetapi dia menggunakan seragam sekolah yang sama dengan dimiliki Rasya di rumah, sedang memilih bumbu masakan di rak. Apakah dia tidak malu?

"Tanya dia aja kali ya?" Rasya segera menghampiri lelaki itu.

"Woy!" Memang dia sangat tidak sopan.

"Eh kucing gue lahiran"latah lelaki itu.

"HAHAHAHHAHAH,Aduh...aduhh perut Rasya sakit.. woy tanggung jawab nih!HAHAH"
Lelaki itu menatap bingung gadis dihadapanya. Dia kenapa?datang datang ngagetin-batin lelaki itu.

"Lo siapa?" Setelah bergelut dengan pikirannya akhirnya orang di hadapan Rasya mengeluarkan suara juga. Rasya berhenti tertawa berdeham untuk formalitas.

"Oh kenalin nama Rasya,Rasya Mauli Khalda suka di panggil Rasya kalo orang yang deket sama Rasya dia kadang panggilnya Acha tapi nama itu sering dipake sama Anin tak apalah di panggil ama kamu juga. Salam kenal"ocehnya sambil menjulurkan tangan dan memasang senyum termanisnya.
Lelaki itu memasang wajah kagetnya. Dia tidak menyangka ada perkenalan sepanjang itu. Dia membalas juluran tangan Rasya.

"Gu..gue Fadil"
"Ihh.. jangan gugup Rasya gak nendang ini. Tenang,keep calm..calm down. Tuh kan Rasya pake bahasa paman Rye. Oh iyah..tujuan Rasya nepuk bahu Fadil. Rasya mau nanya Fadil tahu bahan bahan ini apa?"
Fadil merasa aneh kenapa dia begitu gugup begini. Biasanya dia langsung nyeletuk apapun itu dengan lancar. Lah sudahlah. Dia pun  menatap kertas itu binggung. Kosong.

"Gak da isinya"
Rasya dibuat bingung,kan tadi kertasnya penuh sama tulisan mamih-pikir Rasya. Rasya melihat kertas itu lagi. Rasya menepuk dahi dengan tangannya yang bebas.

"Kebalik Fadil"greget Rasya dengan suara yang di lembut lembutkan .
Segera Rasya membalik kertas itu dan munculah tulisan rapi mamih Rere. Fadil membacanya dengan seksama.

"Ohh...tahu..tahu.. siniin biar gue cariin. Imbalannya apa nih kalo gue cariin bahan bahannya?"

"Emmm,imbalannya belanjaan Fadil di bayar sama Rasya aja. Mumpung,Rasya dapet uang jajan tambahan dari bunda. Tapi jangan lebih dari 225.500 yah.."

"Iyah iyah"bodo amat dengan jangan lebihnya yang penting gue di traktir. -batin Fadil

      Fadil pun memulai mencari bahan bahan di kertas yang Rasya berikan setelah selesai dia membeli sesuatu yang dia butuhkan.Mereka pergi kekasir. Setelah Mbak kasir menyebutkan harganya. Dengan gaya angkuh Rasya mengeluarkan dompet hello kitty berwarna pinknya itu dari saku belakang celananya. Berpura pura menghitung uang yang ada di dalamnya. Padahal isinya tipis.
Fadil menatap Rasya malas. Punya duit segitu aja di banggain. Setiap hari dia dikirim uang satu juta aja nggak sombong. Pikiran macam apa itu. Apakah itu dinamakan ENGGAK SOMBONG readers?

     Setelah beberapa lama Rasya membayar belanjaan yang dibeli dirinya dan Fadil. Setelah itu mereka keluar dari mini market tidak lupa saling bertukar terimakasih.
Rasya menghampiri motornya. Memasang helmetnya cepat. Ketakutannya muncul kembali. Dia segera menaiki motornya,menyalakannya,putar balik,dan melajukannya lebih cepat dari yang di bayangkan. Fadil yang masih disana hanya menatap cengo kepergian Rasya. Dasar perempuan jaman ayeuna-batinnya

***
"MAMIHH REREEEE,WHERE ARE YOU??I'M HOMEE!!INI BELANJANNYA UDAH DATENG..RASYA CANTIK MAU BOBO"

"Sst...jangan berisik ini bukan leuweung. Simpen belanjaannya di sana!" Tunjuk papih Simon-papih Raffa ke meja tamu.

"Eh papih udah pulang? Papih apa kabar? Gak baik baik aja ato baik baik aja? Pasti baik kan? Yaudah kalo gitu Rasya mau ke kamar mamih, papih malam ini bobo di kamar tamu yah.. ato di kamarnya Cristop. Nggak papa kan? Pasti gak papa. Soalnya papih adalah papih terbaik sedunia." Oceh Rasya sambil mencium pipi Papih Simon dan pergi kekamar mamihnya itu. Tentu setelah meletakan belanjaan mamihnya.

"Nanya sendiri jawab sendiri. Nginep bikin rugi. Tapi kalo gak nginep bikin kangen. Rasya bikin gue serba salah" papih emang gitu,gaulnya kemana mana.

"Maa-yahh..mamih udah tidur,ke Cristop aja deh"Rasya mengetuk kamar Raffa dengan keras tidak bisa di sebut ketukan sih tapi gebrakan.Dia benar benar ingin sesuatu. Kalau tidak di kabulkan dia amat sangat tidak akan dan tidak bisa tidur.
Pintu terbuka menampilkan seseorang yang setengah terpejam. Raffa ternyata belum puas dengan hibernasinya tadi siang.

"Hm"

"Buatin Rasya susu tobeli Cristop..yahh"

"Hm"

"Cepetan ihhh.."

"Hm"

"Ayooo"
Rasya mendorong tubuh ngantuk Raffa menuruni tangga,bahkan Raffa hampir terjatuh karena tidak tahu dia melangkahkan langsung dua anak tangga saking ngantuknya. Dengan malas dia membuka lemari di dapur dan membawa persediaan susu bubuk stroberi khusus untuk Rasya bila ada di sini. Dia mulai menyeduhnya setelah membaca prosedur di pinggir kotak susu itu. Padahal dia sering membuatkan susu untuk Rasya tetapi tidak tahu kenapa dia sering juga lupa dengan tata caranya. Sudah siap,dia memasukan 2 buah es batu dari kulkas ke dalam gelas.

      Fyi,Rasya tidak suka susu hangat,Rasya sudah di beri tahu bahwa minum minuman dingin di malam hari akan sakit perut. Tetapi hal itu tidak pernah terjadi kepada Rasya. Jadi seluruh keluarga sedikit lega. Raffa menyerahkannya dan diterima serta diminum dengan senang hati oleh Rasya. Beberapa menit minuman itu tandas.

"Makasih Cristopku sayang.."

"Hm"

"Huaaaa...Rasya ngantuk Rasya mau bobo..met night Cristop met sleep"

"Hm"
Mereka berjalan ke kamar masing masing dengan mata hampir terpejam. Malam itu adalah malam terpanjang bagi Rasya.

Syafa : freeze x warmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang