Prolog.

14 0 0
                                    



"Kenapa kamu ngga bisa sedikit aja menghargai hubungan ini sih, ka?" Samiraa mengusap pipinya kasar.

Laki-laki di sampingnya hanya menghela nafas. Mencoba menahan segala gejolak yang memburu di dalam dada.

"Kamu tau jawabannya, ra".

Suara rendah laki-laki ini semakin membawa Samiraa jatuh pada rasa sakitnya. Menikmati perih yang seolah ia sendiri tersangkanya. Memutar kembali kenangan yang entah sekarang akan ia sebut bahagia atau derita.

***

"Mira!"

Samiraa menoleh menuju sumber suara. Terlihat Kanza kerepotan membawa beberapa modul menuju perpustakaan.

"Yelah, dikerjain Pak Ojan lagi lo?" Mira menertawakan sepupunya.

"Bantuin kek congek" Kanza menyenggolkan tumpukan modul yang ia bawa pada bahu Samiraa, "Sepupu sendiri ini lo cengin" lanjutnya.

"Hahaha. Kesel gue ah punya sepupu kayak lo. Udah kuliah juga masih kena hukum asdos, eh dikerjain ding. Bandel lo nggak cerdas" ejek Samiraa.

"Dih, kalo gue bisa request sih gue bilang ke mama buat lahir minimal setahun sebelum lo lahir. Biar jadi sepupu kaga setingkat gini. Biar bisa jadi kakak tingkat lo terus gue labrak tiap hari. Udah ah, nih" Kanza membagi tumpukan bukunya pada Samiraa yang disambut gelak tawa. Keduanya berjalan melewati lorong fakultas yang mulai terlihat sepi.

"Ra, tau nggak-"

"Nggak" sahut Samiraa tak acuh. Kanza mendengus, sama tak acuhnya dengan sikap Samiraa yang memang kadang tanpa Samiraa sadari sungguh sangat menjengkelkan.

"Raa, libur semester ini gue mau ke rumah Tante Rosma". Samiraa terkesiap, ada seringai licik yang kini hinggap pada wajah manisnya.

"Gue ikut" ucapnya dengan sangat bahagia.

"Lah kan. Udah gue tebak lo bakal minta ikut. Emang betah lo di Jogja?".

"Betah dong. Yakali nggak betah. Di Jakarta aja gue bisa hidup, masa di Jogja enggak? Lagian gue juga kangen Tante Rosma. Kalo ngga gara-gara kita dititipin ke Tante Rosma, kayaknya gue nggak bakal sedeket ini sama lo".

"Yauntungnya pas mama sama papa kita ribut nyelametin kerjaannya, kita dititipinke orang yang tepat" Kanza mengedipkan sebelah matanya, disusul gelak tawamereka memasuki perpustakaan.

Samiraa tidak menyadari satu hal, Yogyakarta akan menjadi kota yang benar-benar membuatnya tak mau beranjak.   



Halooo, warga wattpad. Selamat datang di cerita perdanakuuu.

Masih newbie, mohon maaf kalau tulisannya masih berantakan yaa.

Lafff <3  

Wrong Way.Where stories live. Discover now