⭕. The RED

138 27 8
                                    

25 Maret 2018.

Sebuah pembunuhan berantai terjadi, korbannya merupakan anak usia sekolah. Mayatnya tergeletak diantara semak belukar tepat di belakang kantor polisi pusat.

Semua orang terkejut dengan berita seperti itu, bukan hanya membuat merinding setiap orang yang melihatnya tapi juga menjadikan sebuah pertanyaan besar.

Kenapa pembunuh itu meletakkan semua mayat yang telah dia bunuh di kawasan kantor polisi ?.  Berani sekali si pembunuh itu seolah dia ingin menantang polisi untuk segera menemukannya.

Ini adalah pembunuhan berantai pertama di awal tahun ini, penjangaan di tempat lokasi pembuangan mayat itu sudah diperketat hanya beberapa orang yang di ijinkan masuk untuk melihat.

Bukan karena ingin menutupi kejadian ini tapi, mayat yang di buang di sana keadaannya sangat mengenaskan. Petugas forensik saja menggeleng ketika melihat keadaan fisik korban.

⭕⭕⭕

Di tanggal yang sama sebuah sekolah tengah berbenah menghias setiap sudut gedung dengan mewah, SMK Mega Sastra memang di kenal dengan image mewah dan berkelas maka dari itu pihak sekolah tidak akan mengacaukan acara aniversary sekolah yang ke 25 tahunnya.

Semua dipersiapkan dengan hati hati agar kesalahan sekecil apapun bisa dihindari. Seorang perempuan tengah berkeliling dengan pandangan tersebar ke segala penjuru gedung yang dia lewati.

" Bu Rena, Davi belum ada kabar dari kemarin. " keluh Zilla pada Perempuan yang menjabat wakil kepala sekolah itu.

Rena menatap Zilla dengan tatapan dingin seperti biasa, wajahnya sangat kaku karena sifat angkuhnya.

" Gantikan tugas Davi untuk kali ini, ketua OSIS kok gak bisa jaga tanggung jawab. Kalo dia kesini langsung suruh ke ruangan saya! " titah Rena dengan sifat angkuh alaminya.

" T...tapi Bu kelompok saya masih ada tugas buat dekor sama makanan, saya gak bisa tinggalin gitu aja, " balas Zilla yang merasa keberatan, lagi pula sudah di bentuk kelompok untuk mengurus setiap bagian dari acara ini.

Rena mengalihkan wajah dengan sombong perempuan satu ini memang di kenal dengan julukan Mis Angkuh Sejutakesombongan. " Yang nyuruh kamu ninggalin tugas kamu itu siapa? " Rena kembali menatap gadis dengan rambut hitam pekat itu. " Tadi saya bilang buat ngurus tugasnya Davi bukan ninggalin tugas kamu !"

" Tapi Bu, cuma Davi sana kelompoknya yang nyimpen--" Zilla menghengtikan ucapannya karena perempuan itu pergi begitu saja tanpa mendengarkan ucapanya lebih lama.

Zilla memaki guru sombong itu dengan pelan, perempuan itu menambahkan kerepotan besar di hari ini. Pertama dia harus mengatur susunan acara yang sebelumnya adalah tugas kelompok Davi yang dari kemarin mereka hilang tanpa jejak, kemudian dia harus mengatur para pengisi acara yang sebelumnya juga tugas dari kelompok Davi.

Zilla mengambil banyak oksigen dengan serakah, membayangkan akan betapa capeknya hari ini membuat kepala Zilla mulai pusing. Semua ini karena Davi dan kelompoknya yang kompak hilang entah kemana.

⭕⭕⭕

" Kejam. Beberapa remaja di bunuh secara berantai pagi tadi."

" Kantor polisi pusat kedatangan tamu tidak di undang yang membuang mayat termutilasi di sana."

Beberapa artikel mulai bermunculan dengan versi beragam karena belum ada konfirmasi dari pihak kepolisian.

Seorang wartawan tengah menyatukan tangan pada seseorang polisi yang bertugas mengamkan lokasi kejadian.

" Pak saya wartawan, saya juga punya tanda pengenal kenapa saya tidak di ijinkan masuk. " protesnya dengan menunjukkan tanda pengenal di tangannya.

Polisi yang berjaga itu tetap diam dalam posisinya, " Iya mbak saya tau, tapi ini udah aturannya. Nanti pasti atasan saya buat konfrensi pers disana mbaknya bebas tanya-tanya, kalo sekarang penyidikan sedang berlangsung. Mbak wartawan pasti diberi tau informasinya secara detil tapi nanti ya, " jelas polisi itu dengan pelan.

Perempuan berumur 24 tahun itu mengeluarkan napasnya dengan frustasi, ini adalah kasus pembunuhan pertamanya setelah 2 bulan menjadi wartawan dan dia berjanji akan memberikan berita dan artikel yang paling akurat. Itu sebabnya dia sedang bekerja keras.

" T-tapi Pak ini berita besar bagi saya, saya cuma mau 1 foto saja." Perempuan bernama Rinda itu menunjukkan wajah melasnya dihadapan polisi itu, tapi polisi itu tetap teguh dengan aturannya.

Rinda kembali dengan kecewa, kamera yang menggantung di lehernya belum banyak menyimpan foto karena polisi itu terus melarangnya untuk mengambil gambar.

Ponsel di tangannya berdering, sebuah nama yang muncul mampu membuat Rinda kembali bersemangat.

" Halo, gimana Rin? "

" Belum Pak masih belum ada perkembangan, " jawab Rinda dengan nada pelan dia takut bosnya itu akan marah dan memecatnya. Wartawan adalah salah satu mimpi Rinda dan kini dia berhasil mendapatkannya dengan susah payah dia tidak mau karena kasus ini dia kehilangan pekerjaan yang selama ini dia impikan.

" Zidan dapat informasi katanya korbannya murid sekolah SMK Mega Sastra coba kamu datangi sekolahnya. Tapi informasinya belum tentu falid bisa juga hoax tapi kamu cek aja dulu. " 

" Baik Pak, " balas Rinda dengan antusias.

⭕⭕⭕

" Jika bersembunyi adalah tempat yang aman maka bersembunyilah. Jangan berhenti berjalan karena aku ada setiap kau berhenti melangkah. "

- The RED.

...TBC ...

THE RED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang