⭕. H-5 ( sebelum kelompok Davi hilang )

73 20 11
                                    

20 Maret 2018.

Jam istirahat di SMK Mega Sastra dihabiskan dengan menyenangkan begitu juga dengan dengan para anggota OSIS yang tengah rapat santai.

Ini adalah ciri mereka, sepenting apapun yang akan di kerjakan mereka tidak akan membuat rapat di ruangan OSIS dengan wajah serius menurut mereka hal itu membosankan. Justru jika rapat OSIS di adakan di kantin dengan tawa da makanan ide mereka akan lebih cepat mengalir di banding rapat dengan penuh keseriusan.

" Dav kita bentuk kelompok yuk buat ngurus aniv sekolah kita!" Zilla membuka pembicaraan diantara mereka.

" Boleh tuh biar adil dan gak ribet juga, kan ini tinggal 5 hari lagi kan? " sanggah Gena sambil meneguk jus mangga kesukaannya.

Davi juga memikirkan hal yang sama langsung menyetujui usulan sang wakil, Zilla.

" Oke gue bentuk kelompok kalo gitu, !" Davi berdiri dengan mulut penuh dengan gorengan yang baru saja di masukkan ke dalam mulutnya.

" Telen dulu ih, muncrat! " protes Fajar.

Setelah memakan habis gorengan yang ada di mulutnya sang ketua OSIS itupun melanjutkan tugasnya.

" Kelompok 1 : gue, Sandi, Gena, Fajar. Kelompok 2 : Zilla, Rizal, Isya. Kelompok 3 :Sandra, Wirna, Dani. " ujar Davi sambil menunjuk satu persatu orang yang dia maksud.

" Tunggu! Kan gue, Dani sama Gena bukan anggota OSIS, gue gak mau! " protes Fajar yang merasa keberatan.

" Salah sendiri setiap rapat OSIS kalian selalu ikut yaudah gue masukin aja, lagian makin rame kan makin seru! Iya nggak? " tukas Davi, pemuda dengan rambut berjambul itu sengaja memasukkan ketiga sahabatnya dalam setiap kegiatan yang di adakan OSIS.

" Zilla gimana? " tanya Gena memastikan.

" Yaudah biarin aja, siapa tau tiga kampret kurang gizi bisa berguna. " ketus Zilla yang di iringi lirikan tajam dari ketiga pemuda yang dia panggil 'kampret kurang gizi ' itu.

" Sekarang gue yang bagi tugasnya. " Zilla berdiri dan berbicara dengan lantang.

" kelompok 1 : buat susunan acara sama daftar pengisi acara termasuk mengawasi mereka latihan.
Kelompok 2 : Bagian dekorasi sama konsumsi
Kelompok 3 : Undangannya tinggal di cetak di lab komputer terus bagiin ke semua wali murid sama guru. Selesai! " Zilla menjelaskan dengan teliti tugas yang akan mereka kerjakan karena waktu mereka hanya 5 hari terhitung hari ini.

" Daftar acarnya udah ada di Pak Seno kan? " tanya Davi.

" Iya tapi lo juga harus buat pidato buat kepala sekolah." jawab Zilla.

" Kok tugas kita berat banget sih Zil, otak gue gak nyampe kalo harus buat kalimat pidato buat kepala sekolah. " Davi kembali protes pada wakilnya itu, Davi terlalu malas jika harus membuat kalimat panjang membosankan seperti itu.

" Gue gak denger, suara lo kayak tikus! gak kedengeran! " teriak Zilla kemudian pergi meninggalkan Davi yang masih protes dengan tugasnya.

⭕⭕⭕

Jam pelajaran berjalan seperti biasa, tapi karena Bu Ina absen mengajar, kelas Davi bubar dengan sendirinya. Bukan pulang tapi mencari keseruan masing-masing. Walaupun sekolah ini dekenal elit tapi muridnya sama saja dengan sekolah umum lainnya.

Davi, Fajar dan Gena tengah berjalan santai menuju gudang tempat semua peralatan untuk acara yang mereka rencanakan disimpan.

Pak Seno sudah memberikan mereka kuasa untuk membawa kunci gudang dan kunci pagar belakang sekolah, kata Pak Seno pagar belakang sekolah akan berguna jika ada sesuatu yang diperlukan.

Davi memutar kunci itu dengan perlahan sedangkan dua sahabatnya menunggu di belakang, tapi suara perempuan datang entah darimana.

" Kalian mau apa? " tanya perempuan itu dengan sedikit berteriak.

" Bu Rena, kami mau ngambil barang buat acara minggu depan. " ucap Gena dengan spontan karena terkejut melihat Bu Rena yang ada di belakangnya.

Perempuan itu menatap sinis ketiga pemuda itu, "Mana kuncinya? " tangan Rena terulur meminta sesuatu.

Davi dengan cepat meletakkan kunci gudang dan beberapa kunci lainnya ke tangan Rena tanpa protes.

Rena berjalan maju dan memutar kuncinya sehingga pintu gudang itu terbuka, tapi Rena mengambil kembali kunci itu tanpa menyerahkannya pada Davi.

" Cari barang yang kalian mau, kunci ini saya yang pegang, saya tidak mau kunci ini hilang. " Rena kembali menunjukkan sifat angkuhnya pada ketiga pemuda itu kemudian pergi bergitu saja tanpa permisi.

Dengan lugu mereka mengangguk dan masuk untuk mencari beberapa perlengkapan untuk acara besar itu.

"Kok lo kasih si kuncinya ? Kan kita butuh itu. " ujar Fajar sambil memilah barang yang akan digunakan.

" Tenang aja gue ada cadangannya, " sahut Davi dengan pelan kemuidan mengeluarkan kunci yang sama persis dengan yang tadi diberikan pada Rena.

" Tumben lo pinter !" ucap Fajar.

" Davi emang selalu pintar gak kayak lo! " sela Gena dari sampingnya.

Ketiganya keluar dengan membawa kotak besar berisi beberapa kostum dan perlengkapannya untuk dipakai oleh pengisi acara, tidak ada hal janggal terjadi tapi ada hal aneh yang dirasakan Davi setiap masuk kedalam gudang sekolah itu.

⭕⭕⭕

" Zilla!  hari ini lo ada kelas praktek kan? " Isya berteriak ketika melihat Zilla yang tengah berjalan melewati kelasnya.

Zilla berhenti untuk menjawab pertanyaan dari gadis bermata sipit itu. "Iya, lo juga? " ucap Zilla yang mendekat pada Isya.

" Iya gue juga, tadi Pak Seno nyuruh kita buat keruangannya abis praktek." Isya menjelaskan.

" Mau ngapain? " Zilla bertanya.

" Nggak tau, kita temuin ajalah. " balas Isya

" Zilla! " Suara kencang dari arah berlawanan menggema di pendengaran kedua gadis itu.

" Apaan sih! Gak pake teriak berapa? " ketus Zilla pada Davi yang memanggilnya, dia napak membawa sebuah kotak hitam besar di tangannya.

" Mahal! " sahutnya sambil meletakkan kotak hitam itu diatas ubin.

" Itu apa Dav? " tanya Isya penasaran.

Davi menatap kotak itu, dia juga bingung apa yang ada didalam kotak itu. " Gak tau, gue mau balikin lagi ke gudang. Barangnya aneh! " jelasnya pada kedua gadis di depannya itu.

" Aneh gimana? " Zilla mengerutkan keningnya.

" Aneh deh pokoknya! " ucap Davi yang malas menjelaskan.

" Yaudah gue balikin kotak ini dulu ya! Bye teman temanku! " pamit Davi kemudian membawa pergi kotak besar berwarna hitam itu menuju gudang.

⭕⭕⭕

" Jangan pernah menganggap enteng sebuah masalah, karena masalah menjadi besar karena sebab kecil.
Jangan pernah bermain jika tidak mau menyelesaikan permainan yang ku buat, jika kau masih bernapas besok maka berterima kasihlah padaku. "

-The RED

...TBC...

THE RED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang