21 Maret 2018.
Davi membuka matanya setelah hampir 9 jam terlelap, badannya terasa segar kembali setelah tidur nyenyaknya itu, karena masih pagi dia memutuskan untuk bersantai menghirup udara segar di atas balkon kamarnya, tidak ada yang istimewa di hari ini, apalagi aniv sekolahnya tinggal menghitung hari. Ini akan menjadi hari melelahkan untuk Davi.
Setelah beberapa menit menikmati pagi dia bergegas menuju kamar mandi untuk segera berangkat sekolah, tidak etis rasanya jika ketua OSIS terlambat.
10 menit berlalu dengan cepat kini pemuda yang mempunyai rambut berjambul itu sudah rapih dengan seragam khas SMK Mega Sastra, tangannya mengambil tas punggung hitamnya dan menuju ruang makan untuk sarapan. Tidak etis kan jika sang ketua OSIS tiba-tiba pingsan saat jam pelajaran.
" Pagi Dav! " sapa seorang wanita dengan celemek pink dibadannya, dia mengulas senyum menyambut anak lelaki sematawayangnya itu.
Davi membalas senyum sang Bunda dengan riang, " Pagi juga Bundaku yang cantik, " balasnya sambil duduk di kursinya.
"Bunda hari ini aku makan roti aja ya, udah jam segini Bun." Davi mengambil roti tawar dan mengoleskan selai coklat diatasnya.
" Yaudah terserah kamu, tapi nanti kalo laper tanggung sendiri! " ucap wanita yang sibuk dengan buah yang sedang dia kupas.
Davi bangun dari kursinya dengan mulut penuh dengan roti isi selai coklat, " Bunda Davi berangkat dulu! " ucapnya sambil meraih tas punggungnya." Davi jangan lupa bawa kotak temen kamu ! " teriak wanita yang masih duduk di kursinya itu, dia teringat pada kotak yang tadi di berikan teman Davi.
" Kotak apa Bun ?" tanya Davi yang keheranan.
Wanita yang di panggil Davi 'Bunda' itu berjalan mengambil sebuah kotak hitam yang terlihat berat, sementara Davi menautkan alisnya kebingunan.
" Temen kamu subuh-subuh kesini nganterin ini, katanya ini barang penting, ini bawa jangan sampe ketinggalan! " tutur Bunda kemudian pergi meninggalkan Davi dan menuju dapur untuk kembali meneruskan tugasnya.
Davi memberi tatapan penuh sedilik pada kotak hitam di atas meja makan itu, dia pikir Zilla atau Fajar yang mengirim ini. Dia tidak berpikir macam-macam meskipun dia merasa ada kejanggalan di kotak itu. Bentuknya sama dengan kotak yang kemarin dia kembalikan ke gudang.
Dia membawa kotak itu pergi bersamanya ke sekolah, karena terlalu terburu-buru dia tidak sempat melihat apa isi yang ada di dalam kotak itu.
⭕⭕⭕
Kemarin terjadi sesuatu yang membuat Zilla dan Isya bergertar ketakutan, setelah keluar dari ruangan Pak Seno, Zilla dan Isya melihat sebuah mayat menggantung tepat di hadapannya. Dengan wajah penuh darah dan leher terikat di atas pintu ruang lab komputer.
Mereka pulang lebih lambat dari biasanya, selain karena kelas praktek mereka juga mempunyai janji dengan Pak Seno untuk membicarakan konsumsi di acara aniv sekolah mereka. Kedua gadis itu menjerit ketakutan ketika melihat sesuatu yang menyeramkan tepat di hadapan mereka.
Tapi saat Pak Seno, Bu Rena dan beberapa satpam datang untuk menenangkan. Mayat itu hilang, lenyap seperti tidak terjadi apa apa. Hal menyeramkan itu menjadi rahasia mereka berdua karena pasti tidak ada yang bisa mempercayai mereka.
Pagi ini Zilla murung dan ketakutan, wajahnya pucat karena semalaman tidak bisa tidur, hal yang sama juga di alami Isya yang hari ini tidak masuk karena dia terlalu kaget dengan apa yang dia lihat kemarin.
" Zil, lo nggak kenapa-napa kan ? " Sandra bertanya, gadis itu heran karena tiba-tiba orang yang paling cerewet di kelas hari ini murung dan tidak bersuara.
Zilla menjawab dengan gelengan kepala, kemudiam menenggelamkan kepalanya di atas tumpukan tangannya. Sandra semakin dibuat keheranan dengan sikap Zilla hari ini.
⭕⭕⭕
Jam istirahat kali ini nampak sepi, kantin sekolah tidak seramai biasanya. Tapi itu tidak menjadikan rapat kali ini tidak seru karena Davi sedari tadi mengoceh tidak jelas tentang anak kucing tetangganya.
Semua orang mendengarkan cerita konyol Davi tanpa melihat Zilla yang murung dan pucat yang duduk paling pojok itu.
" Terus si Cocol mati dong ?" tanya Gena sambil memasukkan siomay kedalam mulutnya.
" Ya iyalah, kasian banget si Cocol, gue sedih. Abis ini gak ada yang meong-meong lagi setiap gue lewat di depan rumahnya." balas Davi sambil menunjukkan wajah sedihnya tapi kemudian tertawa terbahak bersama ketiga orang sahabatnya itu, sementara yang lain hanya tersenyum dengan terpaksa karena lelucon mereka sama sekali tidak lucu.
" Isya kok nggak ada? " ucap Sandra yang menyadari kalau Isya tidak ada di tempat ini.
" Dia ijin, katanya sakit. " ucap Winra yang memang satu kelas dengan Isya.
" Kemaren perasaan gak kenapa-napa tuh anak, kenapa jadi tiba-tiba sakit gitu?! " ujar Davi yang heran.
" Zilla juga, kenapa dari tadi nggak ngomong? Wajah lo juga pucat, lo kenapa Zil ?" sahut Sandra.
" Gak gue gak papa kok. " tukas Zilla pada semua orang.
Davi berdiri kemudian meinggalkan kantin dan pergi entah kemana, 8 orang yang ada di sana hanya diam ketika Davi melenggang pergi.
Beberapa saat kemudian Davi kembali dengan membawa kotak yang tadi pagi dia bawa dari rumahnya, dia meletakkannya di atas meja kantin. Ke delapan orang yang ada disana merasa asing dengan kotak yang di bawa oleh Davi, kecuali Gena dan Fajar mengenali kotak hitam yang kembali di bawa oleh Davi itu.
" ini kan kotak kemaren Dav ? Kok lo ambil lagi sih kan gue udah nyuruh lo buat balikin lagi ke gudang! " Fajar berkata dengan nada mengencang.
" Gue kira salah satu diantara kalian yang ngirim kotak ini ke rumah gue? " Davi duduk kembali ke tempatnya.
" Emang isinya apa Dav? " tanya Wirna yang penasaran dengan isi dari kotak hitam itu.
" Gak tau, tapi ini beneran kotak yang kemarin Jar? " Davi menatap penuh selidik pada Fajar dan Gena yang ada di samping kanan kirinya.
" Kayaknya sih gitu. " ujar Gena dengan ragu.
Davi kembali berdiri untuk membuka kotak hitam yang kemarin dia kembalikan tapi tidak mengetahui apa isinya. Dia mengeluarkan sebuah kotak kayu dari dalam kotak hitam itu. Tidak ada yang istimewa dari kotak kayu yang nampak usang itu, dia meletakkannya tepat di tengah meja mereka agar semuanya bisa melihat.
" Cuma itu? Gak ada yang lain? " tanya Sandra yang kepo.
Fajar dengan lancang membuka kotak kayu yang nampak usang karena di makan usia itu.
" Itu apa? " Wirna maju beberapa senti untuk melihat lebih jelas isi dari kotak kayu dengan ukiran aneh di depannya.
" Ini kayak papan permainan, tuh liat kayak ular tangga!" Sandra menjalankan boneka kayu kecil yang ada di atas papan kotak itu dengan lancang.
Boneka kayu pertama berhenti di tepat di hadapan sebuah gambar berbentuk tangga, sandra dengan polosnya melanjutkan permainan tanpa melihat aturan main terlebih dahulu.
Di sisi papan permainan itu terdapat sebuah sudut kecil yang menyimpan banyak kartu yang akan di pilih oleh orang yang kalah atau mendapat ular di permainan itu.
Kelancangan adalah sebuah awal dari kekalahan, aku menciptakan ini tanpa alasan tapi manusia memainkannya dengan alasan sepele yang kadang harus di musnahkan.
-The RED -
...TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE RED
Misterio / SuspensoPermainan yang ku buat bukan untuk manusia tapi manusia selalu punya cara untuk memainkannya. Aku punya dua pilihan untuk manusia. Kalah atau mati. Aku hanya sebuah nama yang muncul diasaat manusia menjadi korban. Aku adalah sebuah nama. - The RED