26 Maret 2018
Hari selasa yang cerah dengan cuaca yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin juga, semuanya berjalan seperti normalnya keadaan yang ada di sekolah.
Zilla tengah berjalan beriringan dengan Isya menuju ruangan Pak Seno, tidak ada obrolan ringan seperti biasa, keduanya nampak canggung entah karena apa.
Langkah Zilla terhenti tepat di depan ruangan milik Bu Rena, mata Zilla melihat beberapa polisi yang sedang duduk berbincang dengan Bu Rena. Menurut Zilla ini adalah pemandangan yang tidak biasa, tidak biasanya para polisi datang ke sekolah ini.
" Zil ayo! " Isya yang sudah jauh di depan Zilla tersadar bahwa teman yang tadi berjalan di sampingnya hilang.
Zilla mengangguk kemudian mengayuhkan langkahnya lebih cepat berhusaha menyusul Isya yang ada di depannya.
⭕⭕⭕
Rena mengambil sebuah map tebal berwarna hitam yang tersimpan di almari kaca di ruangannya, saat ini seorang tamu tidak terduga sedang menyambanginya.
" Ini data atas nama Fajar Andhika Putra dan Gena Dinsa Pratama. " Jelas perempuan itu sambil mengeluarkan beberapa lembar kertas yang tersimpan di dalam map tebal yang tadi dia ambil.
" Terima kasih Bu Rena atas bantuannya, kami sedang berusaha untuk melacak pelaku semoga bisa berjalan dengan lancar. " salah satu polisi itu berucap sambil mengambil kertas yang di berikan guru perempuan itu.
" Maaf kalau boleh tau, korbannya ada berapa pak? " Rena memberanikan diri untuk bertanya.
" Ada empat korban, dua diantaranya adalah murid dari sekolah ini sisanya masih adalam indentifikasi, kami belum bisa memberikan informasi itu. " jawab polisi itu.
Rena mengangguk paham atas jawan yang di berikan polisi itu. Dia tidak menyangka murid dari sekolah ini menjadi salah satu korban pembunuhan keji, Rena takut jika berita seperti ini akan mengganggu konsentrasi para siswa-siswi lain dan tentunya juga membawa dampak bagi nama baik sekolah ini.
" Terima kasih atas bantuannya Bu Rena, ini sangat membantu kami dalam penyelidikan pelaku, kami pamit undur diri. " beberapa polisi itu berdiri dan bergantian menjabat tangan Rena, beberapa menit kemudian ruangan ini telah kosong dari suara, menyisakan Rena yang hanya duduk diam sambil menatap nanar map tebal yang ada di atas meja.
Ponsel yang ada di saku kemejanya bergetar dan berhasil membuyarkan lamunannya, Rena hanya melihat deretan nomor menandakan orang yang sedang menghubunginya adalah orang yang tidak dia kenal.
" Halo? " sapanya dengan datar.
" Iya halo Bu, ini saya Bu Fida wali muridnya Sandi. "
" Oh Bu Fida, ada apa bu, ada yang bisa saya bantu? " Rena kembali bertanya.
" Iya Bu, jadi begini beberapa hari ini Sandi belum pulang sama sekali. Saya mau tanya apa Sandi ada disekolah? Soalnya terakhir dia bilang sibuk ngurus acara aniversary sekolahnya. "
" Maaf Bu, tapi beberapa hari ini juga Sandi, Davi dan yang lain tidak masuk sekolah. Semua tugasnya juga di limpahkan ke temannya, saya pikir dia ada di rumah karena sakit." Rena menjawabnya dengan sedikit berpikir.
" Tidak kok Bu, dia sama sekali tidak pulang setelah hari Sabtu kemarin, mungkin dia bolos sama Davi Bu, saya hanya khawatir."
" Iya Bu, nanti kalau mereka masuk saya yang kabari Bu Fida. "
KAMU SEDANG MEMBACA
THE RED
Mystery / ThrillerPermainan yang ku buat bukan untuk manusia tapi manusia selalu punya cara untuk memainkannya. Aku punya dua pilihan untuk manusia. Kalah atau mati. Aku hanya sebuah nama yang muncul diasaat manusia menjadi korban. Aku adalah sebuah nama. - The RED